akan menimbulkan beberapa gangguan seperti kolesterol tinggi, tekanan darah meningkat dan kadar gula yang meningkat Sediaoetama, 2000.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggreani 2008 di Puskesmas Pekayongan Bekasi yang menyatakan bahwa tidak
ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan status kesehatan lansia di Puskesmas Pekayongan Bekasi, dengan nilai p value = 0,914.
5.2. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Kesehatan Lanjut Usia
Hasil penelitian tentang variabel aktivitas fisik pada kategori tidak cukup dengan persentase status kesehatan tidak baik sebesar 39,3. Uji statistik
menunjukkan variabel aktivitas fisik berhubungan dengan status kesehatan lansia. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin cukup aktivitas fisik lansia
maka akan meningkat status kesehatannya. Aktivitas fisik lansia yang tidak cukup akan menimbulkan beberapa penyakit. Dalam hal ini aktivitas fisik pada lansia
sebagian besar termasuk tidak cukup. Aktivitas fisik sangat penting untuk mengendalikan tekanan darah. Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu
menguatkan jantung. Jantung yang lebih kuat tentu dapat memompa lebih banyak darah dengan hanya sedikit usaha. Semakin ringan kerja jantung, semakin sedikit
tekanan pada pembuluh darah arteri sehingga tekanan darah akan menurun. Hal ini masih perlu menjadi perhatian bahwa untuk menciptakan hidup sehat segala sesuatu
yang kita lakukan tidak boleh berlebihan karena hal tersebut bukannya lebih baik tetapi sebaliknya akan memperburuk keadaan. Jadi sebaiknya lansia melakukan
aktivitas fisik sesuai dengan kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
Aktifitas fisik adalah pergerakkan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik,
mental, dan kualitas hidup sehat. Aktifitas fisik mingguan apapun disamping kegiatan hidup rutin sehari-hari mempunyai daya proteksi terhadap kematian kardiovaskuler.
Aktifitas fisik sudah memberi dampak proteksi, asalkan dilakukan secara rutin hampir setiap hari, yang terpenting adalah keteraturan.
Hasil wawancara dengan para lansia yang terkait dengan aktivitas fisik didapatkan bahwa ada lansia yang pekerjaannya tukang becak, tukang bangunan,
mereka bekerja mulai pagi sampai sore, sehingga mereka kelelahan. Sementara ada lansia yang telah pensiun dan mereka hanya tinggal di rumah, mereka malah aktivitas
fisiknya kurang karena waktu mereka habis hanya tinggal di rumah, tidak ada melakukan kegiatan karena semua kegiatan rumah sudah dilakukan oleh istrinya atau
anaknya atau anggota keluarga yang lain. Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan uji statistik regresi logistik pada
variabel aktivitas fisik, ada hubungan antara aktivitas fisik lansia dengan status kesehatan lansia dengan nilai
β = 3.282 dan p= 0,043, bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah positif dengan status
kesehatan lansia di wilayah kerja Puskesmas Pasar Merah Medan. Jadi dapat
ditafsirkan secara teoritis bahwa status kesehatan lansia di wilayah kerja Puskesmas
Pasar Merah Medan akan meningkat jauh lebih baik apabila aktivitas fisik lansia
cukup. Aktivitas fisik yang dimiliki oleh lansia berhubungan dengan status kesehatan,
untuk itu perlu pendekatan kepada lansia bahwa perlu memperhatikan aktivitas
Universitas Sumatera Utara
fisiknya sehari-hari. Puskesmas Pasar Merah Medan perlu melakukan penyuluhan
yang terkait dengan aktivitas fisik lansia yang cocok dan sesuai dengan kemampuan. Menggalakkan kembali senam lansia yang selama ini jarang diikuti oleh lansia. Perlu
pendekatan pada lansia agar mereka mau mengikuti senam lansia untuk memenuhi kebutuhan aktivitas fisiknya. Latihan fisik secara teratur pada lansia perlu dilakukan
dalam kegiatan sehari-hari untuk mencegah beberapa penyakit diantaranya mencegah terjadinya hipertensi dan penyakit jantung.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggreani 2008 di Puskesmas Pekayongan Bekasi yang menyatakan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan status kesehatan lansia di Puskesmas Pekayongan Bekasi, dengan nilai p value = 0,004.
Demikian dengan yang dikatakan Depkes, gaya hidup juga bisa memengaruhi kerentanan fisik terutama karena kurangnya aktivitas fisik akibatnya timbul penyakit
yang sering diderita antara lain diabetes melitus atau kencing manis, penyakit jantung, hipertensi, kanker atau keganasan dan lain-lain. Gaya hidup pada jaman
modern ini telah mendorong orang mengubah gaya hidupnya seperti jarang bergerak karena segala sesuatu atau pekerjaan dapat lebih mudah dikerjakan dengan adanya
teknologi yang modern seperti mencuci dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot debu, bepergian dengan kendaraan walupun jaraknya dekat dan bisa
dilakukan dengan jalan kaki. Gaya hidup seperti itu tidak baik untuk kesehatan karena tubuh kita menjadi manja, karena kurang bergerak, sehingga tubuh menjadi rentan
penyakit.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Hubungan Kebiasaan Istirahat dengan Status Kesehatan Lanjut Usia