MENURUT PARA AHLI UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH ANAK

Berdasarkan hasil wawancara terhadap DIRRESKRIMSUS POLDA SUMUT, melalui Bapak Jumanto, Beliau mengatakan bahwa anak pelaku bullying melalui internet dapat ditarik sebagai pelaku berdasarkan UU ITE dan KUHP, pada kasus tertentu pelaku perbuatan bullying dapat ditarik berdasarkan Pasal 351 dan Pasal 170 KUHP. Kasus bullying melalui internet cyberbullying umumnya merupakan kasus yang melibatkan perasaan, sehingga kasus tersebut merupakan kasus aduan absolut yang memerlukan keterangan ahli dalam pemeriksaannya. Pada kasus cyberbullying yang dilakukan oleh anak, anak dapat ditarik sebagai pelaku, tetapi harus didampingi oleh orang tua dan bisa juga didampingi oleh lembaga lembaga seperti KOMNAS ANAK atau KPAI. Upaya diversi dan restoratif justice merupakan suatu upaya hukum yang dapat mempermudah untuk mencapai suatu ketertiban umum, sehingga ditempuhnya upaya restoratif justice, bergantung kepada upaya yang akan ditempuh para pihak yang berperkara. Beliau juga menegaskan bahwa apapun undang-undang dan sanksi yang dapat diberlakukan terhadap anak pelaku bullying melalui internet, seluruhnya bertumpu pada putusan hakim di persidangan.

B. MENURUT PARA AHLI

Perbuatan bullying melalui media internet merupakan perbuatan yang cukup meresahkan masyarakat, perbuatan bullying melalui media internet tersebut bisa sangat berbahaya karena dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja, sehingga perbuatan tersebut juga dapat menimbulkan korban siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Perbuatan bullying melalui media internet tersebut telah menjadi sebuah peristiwa yang menarik perhatian para ahli, mereka berupaya menemukan berbagai cara untuk mencegah perbuatan bullying tersebut dapat terjadi kembali. Nicola Morgan dalam buku karangannya menyatakan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah perlakuan bullying melalui internet, upaya tersebut antara lain: 131 a. Memberitahu atau melaporkan kepada orang terdekat atau aparat berwenang yang dapat dipercayai, melindungi, dan menolong dari perbuatan bullying yang dihadapi. b. Membentuk kampanye anti bullying di lingkungan sekitar. c. Memberitahu peraturan atau undang-undang yang mengatur perbuatan bullying kepada pelaku bullying. d. Menyimpan bukti-bukti perbuatan bullying yang dilakukan pelaku. e. Tidak menanggapi perbuatan bullying dan memblokir pelaku bullying dari situs pribadi. f. Membatasi diri dari penggunaan alat komunikasi dan internet. Elizabeth santosa menyatakan beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mencegah anak melakukan perbuatan bullying melalui internet, diantaranya yaitu: 132 a. Media sosial tidak diperuntukkan kepada anak dibawah usia 13 tahun. Aturan ini telah diaplikasikan oleh media sosial, sehingga orang tua harus memastikan anak tidak memiliki akun media sosial sebelum usianya genap 13 tahun, orang tua juga harus memastikan 131 Nicola Morgan, Op.cit, Halaman 144-154 132 Elizabeth T.Santosa, Op.cit, Halaman 74-78 kesiapan mental dan tanggung jawab anak ketika telah diperbolehkan memakai media sosial. b. Mengaplikasikan aturan dasar. Orang tua harus memberlakukan adanya aturan main yang wajib ditaati anak ketika menggunakan komputer. c. Pengaturan privasi dalam media sosial. Orang tua wajib mengaktifkan privasi pada internet dan media sosial dalam pengaturan yang ketat. d. Menggunakan perangkat lunak penyaring website. Pemakaian perangkat lunak penyaring website dapat membantu memonitor serta memblokir situs dan media sosial yang tidak sesuai untuk anak. e. Tidak membenarkan komputer atau laptop yang dapat digunakan secara privasi oleh anak, sebaiknya komputer atau laptop ditempatkan di ruangan yang dapat dimonitor oleh orang dewasa, orang tua juga harus dapat mengawasi histori, dokumentasi gambar atau file apapun yang terdapat di perangkat tersebut. f. Orang tua tidak perlu memata-matai aktivitas online anak setiap saat, namun orang tua perlu mengetahui situs-situs yang dikunjungi dan orang-orang yang berkomunikasi dengannya. g. Monitor foto-foto yang di posting oleh anak melalui media sosial. h. Memberi contoh perilaku teladan dalam menggunakan media sosial. i. Membatasi penggunaan telepon genggam, komputer, laptop, televisi atau games terhadap anak. j. Membicarakan dengan anak mengenai bahaya online. Berkomunikasi dengan anak sangat penting, terutama ketika anak mulai menggunakan internet secara mandiri. k. Memahami teknologi. Orang tua wajib memahami tentang teknologi mutakhir yang digunakan oleh anak. Ubaedy menyatakan beberapa upaya untuk mencegah anak pelaku bullying melalui internet dengan cara memberikan pengarahan terhadap anak pelaku tersebut, cara tersebut diantaranya adalah: 133 a. Memberi disiplin. memberikan penjelasan bahwa perbuatan menindas merupakan perbuatan yang salah, mengajari anak untuk bertanggungjawab atas kesalahannya yaitu dengan cara meminta maaf, tidak mengulang perbuatannya dan meyakinkan dirinya bukanlah orang jahat. Anak tersebut perlu diajari untuk menjadi orang yang lebih baik. b. Menciptakan kesempatan terhadap anak tersebut untuk berbuat baik kepada keluarganya, teman temannya dan lingkungan sekitarnya. c. Menumbuhkan rasa empati terhadap anak tersebut. Misalnya dengan menjenguk atau menghubungi yang sakit, mebantu yang membutuhkan , mengutarakan kata-kata yang baik. d. Mengajari keterampilan bersosialisasi denga cara yang asertif, sopan dan tenang. 133 An Ubaedy, Op.cit, halaman 104-105. e. Memantau acara televisi yang ditonton, video games yang dimainkan, aktivitas komputer yang dilakukan, dan musik yang didengarkan oleh anak. Jika berbau kekarasan ajarilah untuk mengganti secara bertahap. f. Melibatkan anak dalam kegiatan-kegiatan yang konstruktif, menghibur dan menggairahkan. g. Menghindari kekerasan dalam bentuk apapun ketika mendidik anak. Kekerasan cenderung akan melahirkan kekerasan.

C. MENURUT PENEGAK HUKUM