Pengertian Penyalahgunaan Internet Tinjauan Kepustakaan

b Anak yang bersalah diserahkan kepada pemerintah tanpa dipidana untuk kejahatan atau pelanggaran tertentu; selanjutnya diserahkan kepada orang atau lembaga pendidikan sampai berumur 18 tahun pasal 46 KUHP. c Menjatuhkan pidana, dengan ancaman maksimumnya dikurangi dengan sepertiga dari ancaman pidana biasa, atau 15 tahun penjara untuk tindak pidana yang diancam dengan pidana mati; juga ada dalam hal diputuskan pidana tambahan hanya dapat dijatuhkkan pidana tambahan perampasan barang barang tertentu. Saat ini sudah ada undang undang yang khusus mengatur tentang anak yang diatur didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

2. Pengertian Penyalahgunaan Internet

Perang dunia II telah merangsang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pesat. Kebutuhan militer yang harus dipenuhi- antara lain dalam bidang persenjataan serta komunikasi dan intelijen – telah memicu kerjasama antara militer dengan para akademisi seperti universitas dan lembaga penelitian untuk mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sifatnya spesifik. Setelah perang dunia mendekati akhir, teknologi dan pengetahuan tersebut “dilepaskan kepada publik” sehingga mendorong perubahan radikal dalam bidang-bidang lain seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Secara khusus, perkembangan teknologi komputer dan internet memberikan implikasi-implikasi yang signifikan terhadap pengaturan atau pembentukan regulasi dalam ruang siber dan hukum siber serta terhadap perkembangan kejahatan dalam cyberspace, cybercrimes. 15 Cyberspace merupakan dunia virtual yang terbentuk dari hasil penyatuan antara manusia dan teknologi, yaitu dari perkembagan teknologi, yaitu dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dunia ini bersifat borderless dan ubiquitous. Setiap orang dari mana saja dan kapan saja dapat memasuki dan dapat saling berkomunikasi di dunia ini tanpa perlu berada didalamnya secara fisik. Sama seperti di dunia konvensional yang penuh dengan permasalahan hukum, cybersurfers juga semakin melihat adanya masalah-masalah hukum dalam dunia siber. Hal yang lebih buruk dari masalah ialah timbulnya kejahatan seperti yang terjadi dalam dunia fisik. Para penjahat melihat karakteristik internet sebagai kesempatan atau sarana bagi mereka untuk melaksanakan niat jahat melalui berbagai perbuatan yang dikenal dengan cybercrimes. 16 Perbuatan melawan hukum di Cyberspace merupakan fenomena yang sangat mengkhawatirkan, kenyataan itu demikian sangat kontras dengan ketiadaan regulasi yang mengatur pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di berbagai sektor dimaksud. Pemerintah berkewajiban melakukan regulasi terhadap berbagai aktivitas terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, untuk menjamin kepastian hukum. Undang-undang RI Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik adalah wujud dari tanggung jawab yang harus diemban oleh negara, untuk memberikan perlindungan maksimal pada seluruh aktivitas pemanfaatan teknologi informasi 15 Josua Sitompul, Op.cit, halaman 25-26 16 Ibid, halaman 34-36 dan komunikasi didalam negeri agar terlindungi dengan baik dari potensi kejahatan dan penyalahgunaan teknologi. 17

3. Pengertian