Keaslian Penelitian Metode Penelitian

semua pihak yang terkain dalam penelitian skripsi ini, untuk itu saya memaparkan tentang hal-hal yang menurut saya akan memberikan manfaat dari hasil penelitian dan penulisan skripsi ini, yaitu antara lain: a. Manfaat Teoritis Diharapkan agar kiranya hasil dari penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran di bidang hukum, khususnya dalam disiplin hukum pidana mengenai penyalahgunaan internet sebagai media bullying. b. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi seluruh pengambil kebijakan dan para pelaksana hukum di bidang hukum pidana, khususnya mengenai penyalahgunaan internet sebagai media bullying dengan mengetahui aturan aturan yang dapat diberlakukan, hambatan serta upaya yang dapat diberlakukan untuk mencegah perbuatan penyalahgunaan internet sebagai media bullying.

D. Keaslian Penelitian

Proses penulisan skripsi yang berjudul “Pertanggungjawaban Pidana Anak Terhadap Penyalahgunaan Internet Sebagai Media Bullying” Menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008” sejauh pengamatan dan pengetahuan penulis tentang materi yang diangkat pada skripsi ini, belum ada penulis lain yang mengemukakannya, sehingga penulis tertarik untuk mengangkat judul tersebut di atas serta pokok permasalahannya sebagai judul dan pembahasan yang akan diangkat dan dikembangkan dalam skripsi ini. Apabila dikemudian hari ada judul yang sama sebelum penulisan ini, maka segala akibat hukum menjadi tanggung jawab penulis.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian Pertanggungjawaban Pidana

Defenisi mengenai pertanggungjawaban pidana dikemukakan oleh Simons sebagai suatu keadaan psikis, sehingga penerapan suatu ketentuan pidana dari sudut pandang umum dan pribadi dianggap patut De toerekeningsvatbaarheid kan worden opgevat als eene zoodanige psychische gesteldheid, waarbij detoepassing van een strafmaatregel van algemeen en individueel standpunt gerechtvaarding is. Menurut Simons, “Als grondslag voor de strafrechtelijke toerekening bestaat zij in de psychische gestedheid van de dader en hare betreking tot de ter beoordeling staande handeling en wel in dien zin, dat op ground van die gestledheid aan de dader van zijn handelen een verwijt mag worden gemaakt Dasar adanya tanggungjawab dalam hukum pidana adalah keadaan psikis tertentu pada orang yang melakukan perbuatan pidana dan adanya hubungan antara keadaan tersebut dengan perbuatan yang dilakukan yang sedemikian rupa sehingga orang itu dapat dicela karena melakukan perbuatan tadi. Pertanggungjawaban pidana, berikut dasar adanya tanggung jawab dalam hukum pidana yang dikemukakan oleh Simons, dapat ditarik kesimpulan bahwa inti pertanggungjawaban dalam hukum pidana adalah: 9 9 Eddy O.S.Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta, 2014, halaman 122. 1 Keadaan psikis atau jiwa seseorang 2 Hubungan antara keadaan psikis dengan perbuatan yang dilakukan. Terwujudnya suatu tindak pidana tidak selalu dijatuhkan pidana terhadap pembuatnya. Undang undang telah memberikan dasar-dasar yang meniadakan pidana. Adanya aturan ini membuktikan bahwa undang undang memisahkan antara tindak pidana dengan si pembuatnya. Dilihat dari sudut sumbernya, dasar-dasar yang meniadakan pidana ada dua macam, yakni: 1 Berasal dari undang-undang 2 Berasal dari luar undang-undang Dasar peniadaan pidana yang bersumber dalam undang undang, dibedakan antara: 10 a Berlaku untuk semua jenis dan macam tindak pidana, disebut dasar peniadaan pidana umum b Berlaku terbatas pada tindak pidana khusus tertentu, yang dicantumkan dalam rumusan tindak pidana yang bersangkutan, disebut dengan dasar peniadaan khusus. Masalah pertanggung jawaban dan khususnya pertanggungjawaban pidana mempunyai kaitan yang erat dengan beberapa yang cukup luas. Dapat dipermasalahkan antara lain: 11 10 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT RajaGrafindo Persada, jakarta, 2011, halaman 15. 11 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, PT RajaGrafindo Persada, jakarta, 2014, halaman 83, 85, 92. 1 Ada atau tidaknya kebebasan manusia untuk menentukan kehendak? Antara lain ditentukan oleh indeterminisme dan determinisme 2 Tingkat kemampuan bertanggung jawab; mampu, kurang mampu, atau tidak mampu 3 Batas umur untuk dianggap mampu atau tidak mampu bertanggung jawab. Seseorang yang telah melakukan tindak pidana akan dapat dihukum apabila pelaku sanggup mempertanggungjawabkan perbuatan yang telah diperbuatnya. Masalah pertanggungjawaban erat kaintannya dengan kesalahan, oleh karena adanya asas pertanggungjawaban yang menyatakan dengan tegas Geen Straft Zonder Schuld tidak dipidana tanpa ada kesalahan untuk menentukan apakah seorang pelaku tindak pidana dapat dimintai pertanggungjawaban dalam hukum pidana, akan dilihat apakah orang tersebut pada saat melakukan tindak pidana mempunyai kesalahan. Pertanggungjawaban pidana menjurus kepada pemidanaan pelaku, jika telah melakukan suatu tindak pidana dan memenuhi unsur-unsur yang telah ditentukan oleh undang-undang. Dilihat dari segi terjadinya perbuatan yang terlarang, ia akan diminta pertanggungjawaban apabila perbuatan tersebut melanggar hukum. Dilihat dari sudut kemampuan bertanggungjawab maka hanya orang yang mampu yang bertanggung jawab yang dapat dimintai pertanggungjawaban. 12 a. Keadaan jiwanya Pada umumnya seseorang dikatakan mampu bertanggungjawab dapat dilihat dari beberapa hal yaitu: 12 http:ilmukomputer2.blogspot.com200910pengertian-pertanggungjawaban.html. Diakses pada pukul 18.00 WIB, Tanggal 27 Februari 2015 b. Kemampuan jiwanya Hal tersebut terdapat dalam Pasal 44 KUHP, yang mana disebutkan bahwa menurut pasal ini orang yang tidak dapat dihukum adalah orang yang tidak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya karena: 13 a. Kurang sempurna akalnya b. Sakit berubah akalnya. Apabila ternyata perbuatan itu memang tidak dapat di pertanggungjawabkan kepada pelaku disebabkan oleh kurang sempurna akalnya atau sakit berubah akal maka dapatlah hakim memerintahkan dia untuk dimasukkan kerumah sakit jiwa. Pada saat KUHP dinyatakan berlaku di Indonesia, KUHP belum memiliki hukum pidana yang khusus untuk anak-anak atau orang yang belum dewasa. Hanya terdapat Pasal 45, 46, dan 47 KUHP yang mengatur tentang pemidanaan terhadap mereka yang belum berumur 16 tahun. Pasal 45 tidak bersangkut-paut dengan hal apakah seorang yang masih muda atau anak-anak dianggap pertumbuhan jiwanya sempurna atau belum, tetapi hanya mengatur tentang apa yang dapat dilakukan oleh hakim dalam mengambil keputusan terhadap orang yang belum berumur 16 tahun jika ia melakukan tindak pidana. Dikatakan didalamnya bahwa dalam hal demikian hakim dapat memerintahkan agar: 14 a Anak yang bersalah dikembalikan kepada orang tuawalinya tanpa dipidana 13 R. Sugandhi, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dengan penjelasannya, Usaha Nasional, Surabaya, 1980, halaman 59. 14 Teguh Prasetyo, Op.cit, halaman 93. b Anak yang bersalah diserahkan kepada pemerintah tanpa dipidana untuk kejahatan atau pelanggaran tertentu; selanjutnya diserahkan kepada orang atau lembaga pendidikan sampai berumur 18 tahun pasal 46 KUHP. c Menjatuhkan pidana, dengan ancaman maksimumnya dikurangi dengan sepertiga dari ancaman pidana biasa, atau 15 tahun penjara untuk tindak pidana yang diancam dengan pidana mati; juga ada dalam hal diputuskan pidana tambahan hanya dapat dijatuhkkan pidana tambahan perampasan barang barang tertentu. Saat ini sudah ada undang undang yang khusus mengatur tentang anak yang diatur didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

2. Pengertian Penyalahgunaan Internet

Perang dunia II telah merangsang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pesat. Kebutuhan militer yang harus dipenuhi- antara lain dalam bidang persenjataan serta komunikasi dan intelijen – telah memicu kerjasama antara militer dengan para akademisi seperti universitas dan lembaga penelitian untuk mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sifatnya spesifik. Setelah perang dunia mendekati akhir, teknologi dan pengetahuan tersebut “dilepaskan kepada publik” sehingga mendorong perubahan radikal dalam bidang-bidang lain seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Secara khusus, perkembangan teknologi komputer dan internet memberikan implikasi-implikasi yang signifikan terhadap pengaturan atau pembentukan regulasi dalam ruang siber dan hukum siber serta terhadap perkembangan kejahatan dalam cyberspace, cybercrimes. 15 Cyberspace merupakan dunia virtual yang terbentuk dari hasil penyatuan antara manusia dan teknologi, yaitu dari perkembagan teknologi, yaitu dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dunia ini bersifat borderless dan ubiquitous. Setiap orang dari mana saja dan kapan saja dapat memasuki dan dapat saling berkomunikasi di dunia ini tanpa perlu berada didalamnya secara fisik. Sama seperti di dunia konvensional yang penuh dengan permasalahan hukum, cybersurfers juga semakin melihat adanya masalah-masalah hukum dalam dunia siber. Hal yang lebih buruk dari masalah ialah timbulnya kejahatan seperti yang terjadi dalam dunia fisik. Para penjahat melihat karakteristik internet sebagai kesempatan atau sarana bagi mereka untuk melaksanakan niat jahat melalui berbagai perbuatan yang dikenal dengan cybercrimes. 16 Perbuatan melawan hukum di Cyberspace merupakan fenomena yang sangat mengkhawatirkan, kenyataan itu demikian sangat kontras dengan ketiadaan regulasi yang mengatur pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di berbagai sektor dimaksud. Pemerintah berkewajiban melakukan regulasi terhadap berbagai aktivitas terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, untuk menjamin kepastian hukum. Undang-undang RI Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik adalah wujud dari tanggung jawab yang harus diemban oleh negara, untuk memberikan perlindungan maksimal pada seluruh aktivitas pemanfaatan teknologi informasi 15 Josua Sitompul, Op.cit, halaman 25-26 16 Ibid, halaman 34-36 dan komunikasi didalam negeri agar terlindungi dengan baik dari potensi kejahatan dan penyalahgunaan teknologi. 17

3. Pengertian

Bullying Menurut Tattum dan Tattum , bullying is the willful, conscius desire to hurt another and put himher under stress. Bila di artikan kedalam bahasa indonesia maka Tattum dan Tattum menyatakan bahwa bullying adalah sesuatu yang disengaja, dengan keinginan sadar untuk menyakiti orang lain dan menempatkannya dibawah tekanan. Sullivan menyatakan bahwa bullying terbagi menjadi 2 bentuk yaitu secara fisik maupun non-fisik. Bullying secara fisik contohnya seperti memukul, menendang, meninju, menggigit, menarik, menjambak rambut, mencakar meludahi maupun merusak barang-barang milik korban. Bullying bullying secara fisik ini sangat mudah di identifikasi. Bahkan jika saja bullying jenis ini dilakukan oleh pelaku secara membabi buta, maka tidak akan ada bedanya dengan seorang penjahat atau pembunuh. 18 Bullying secara non-fisik terbagi menjadi dua yakni secara verbal maupun non-verbal. Bullying secara verbal contohnya adalah mengancam, memeras, berkata kata keji, dengan sebutan meledek, berkata kata menekan, menggosip ataupun menyebarluaskan aib si korban, sedangkan bullying non-verbal contohnya cukup banyak, baik yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Terhadap bullying non verbal secara langsung contohnya hampir sama 17 Siswanto Sunarso, Hukum Informasi Transaksi Elektronik, PT Rineka Cipta, Bandung, 2009, halaman 40 18 Paresma Elvigro, Secangkir Kopi Bully,PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2014, halaman 3 dengan bullying secara fisik tapi lebih kepada tindakan mengancam dengan tatapan mata, menunjuk nunjuk atau menghantam benda-benda agar si korban merasa takut. Bullying secara non-verbal yang tidak langsung dapat berupa mengucilkan seseorang dari pergaulan, mengirimkan pesan menghasut, berlaku curang atau melakukan tindakan manipulasi secara sembunyi-sembunyi mengenai hal yang berkaitan dengan diri si korban. 19 Selain itu O’moore dan Minton menambahkan ada bullying jenis lain yang melibatkan agresi secara tidak langsung dan melalui media elektronik yaitu cyber bullying. Bullying jenis ini memanfaatkan perkembangan teknologi seperti fasilitas internet dan teknologi seperti fasilitas internet dan elektronik kamera, komputer, perekam videoaudio, ponsel. Dari alat-alat tersebut, pelaku dapat mengirimkan pesan teks, gambar atau video yang sifatnya mengancam, menyebarkan rumor dan teror. Hal ini bukan hanya menyakiti korban, tapi juga dapat mempermalukannya karena apa yang telah di unggah ke Internet biasanya akan tersebar sangat luas sehingga sulit untuk dihapus. 20 Kemajuan teknologi bisa menghasilkan kejahatan model baru, cyberbullying alias intimidasi yang dilakukan terhadap seseorang melalui media jaringan elektronik. Cyberbullying tidak hanya dilakukan melalui internet melainkan juga jaringan telefon, jaringan telefon selular bahkan software game yang terhubung dengan internet. 21 19 Ibid, halaman 4 20 Ibid, halaman 5 21 Diskominfo.jabarprov.go.idfenomena-cyberbullying-dan-solusinya.VO_V84L-JPF. Diakses pada pukul 13.00 WIB, Tanggal 28 Februari 2015 Istilah cyberbullying dikenalkan oleh Bill Belsey dari Kanada, dan istilah ini berkembang begitu cepat. Istilah Cyberbullying atau bullying yang menggunakan media elektronik memiliki defenisi yang berbeda beda. 1 Menurut Parson istilah cyberbullying atau bullying melalui media elektronik merupakan intimidasi dalam dunia maya, meliputi bentuk agresi dalam hubungan dan segala bentuk-bentuk ancaman elektronik, dan ini terjadi di mana-mana . 22 2 Menurut kamus Merriam-Webster cyberbullying merupakan bentuk “ancaman” atau “serangan” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang disampaikan melalui pesan elektronik lewat media. 23 3 Menurut Bhat cyberbullying is the use of technology to intimidate, vitimize or bully anindividual or group,cyberbullying adalah penggunaan teknologi untuk mengintimidasi, menjadikan korban, atau mengganggu individu atau sekelompok orang. 24 4 Menurut Mason cyberbullying is an individual or a group willfully using information and communication involving electronic technologies to facilitate deliberate and repeated harassment or threat to another individual or group by sending or posting cruel text andor graphics technological means”. 25 22 https:silmya.wordpress.com20111229cyberbullying-are-u. Diakses pada pukul 13.30 WIB, Tanggal 28 Februari 2015 23 https:astrisept.wordpress.com20140522cyberbullying. Diakses pada pukul 14.30 WIB, Tanggal 28 Februari 2015 24 Memetajjalif.blogspot.com. Diakses pada pukul 15.00 WIB Tanggal 28 Februari 2015 25 ibid 5 Menurut “defenitions.uslegal.com” cyberbullying adalah: 26 a. Aktivitas menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara sengaja, berulang, mengandung permusuhan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tuhuan melukai orang lain kelompok atau individu b. Penggunaan teknologi komunikasi untuk tujuan merugikan orang lain c. Penggunaan layanan internet dan teknologi mobile seperti halaman web, grup diskusi serta instant messaging atau sms atau e-mail dengan maksud merugikan orang lain. 6 Menurut “ The National Crime Prevention council” cyberbullying adalah proses menggunakan internet, ponsel atau perangkat lain untuk mengirim atau mengirim teks atau gambar yang dimaksudkan untuk menyakiti atau mempermalukan orang lain. 27 7 Menurut Bryan Piotrowski dalam buku “Information For Educators” cyberbullying merupakan segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman sepantaran melalui media cyber atau internet. 28 8 Menurut Komnas Perlindungan Anak, bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atu 26 Kompasiana.compostread5228281cyberbullying-dan-cyberstalking-dalam- pemahaman-sederhana-.html. Diakses pada pukul 16.00 WIB, Tanggal 28 Februari 2015. 27 ibid 28 https:erlineriska.wordpress.com20130202cyberbullying-tren-negatif-yang-harus- dihindari. Diakses pada pukul 16.30 WIB, Tanggal 28 Februari 2015 sekelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi dimana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan, traumadepresi dan tidak berdaya . 29 Willard menyebutkan jenis jenis cyberbullying: 30 1. Flaming terbakar yaitu mengirimkan pesan teks yang isinya merupakan kata-kata tang penuh amarah dan frontal. Istilah “flame” ini merujuk pada kata-kata di pesan yang berapi-api 2. Harassment gangguan yaitu pesan-pesan yang berisi gangguan pada e-mail, SMS, maupun pesan teks di jejaring sosial yang dilakukan secara terus menerus 3. Denigration pencemaran nama baik yaitu proses mengumbar keburukan seseorang di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang tersebut 4. Impersonation peniruan yaitu berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik 5. Outing yaitu menyebarkan rahasia orang lain, atau foto foto pribadi orang lain 6. Trickery tipu daya yaitu membujuk seseorang denggan tipu daya agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut 7. Exclusion pengeluaran yaitu secara sengaja dan kejam mengeluarkan seseorang dari grup online 29 Ibid 30 Diskominfo.jabarprov.go.id. Diakses pada pukul 17.00 WIB, Tanggal 28 Februari 2015 8. Cyberstalking yaitu mengganggu dan mencemarkan nama baik seseorang secara intens sehingga membuat ketakutan besar pada orang tersebut Menurut survei global yang diadakan oleh Latitude News, Indonesia merupakan negara dengan kasus bullying tertinggi kedua di dunia setelah Jepang. Kasus bullying di Indonesia lebih banyak dilakukan di jejaring sosial. Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2006, angka cyberbullying yang terjadi mencapai angka 25 juta kasus dimulai dengan kasus dengan skala ringan sampai dengan skala berat. 31 Menurut Linda Amalia Sari Gumelar selaku mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak, menyatakan bahwa banyak manfaat dari internet untuk berhubungan dengan orang-orang muda di seluruh dunia, belajar hal baru, terutama tentang budaya dan hal-hal positif lainnya, sementara banyak juga resiko yang ditimbulkan internet. Gati Gayatari, kepala penelitian dan pengembangan di Kementrian Komunikasi dan Teknologi Informasi menyoroti bahwa hanya 42 persen responden yang mengetahui tentang cyberbullying. Namun 13 persen dari mereka memiliki pengalaman pelecehan online, yang artinya ribuan anak. “Anak-anak ini perlu diberi pengetahuan, sebelum mereka dapat menggunakan internet dengan aman. 32

4. Pengertian Anak

31 Indonesiaunicef.blogspot.com201402indonesia-meluncurkan-studi- keamanan.htmlmore. Diakses pada pukul 18.00 WIB, Tanggal 28 Februari 2015 32 Ibid Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak menyatakan anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak- hak sebagai manusia seutuhnya. Anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tentang Perlindungan Anak, “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. Anak dalam pemaknaan yang umum mendapat perhatian tidak saja dalam bidang ilmu pengetahuan the body of knowledge tetapi dapat ditelaah dari sisi pandang sentralistis kehidupan. 33 Anak wajib melaksanakan etika dan akhlak mulia sebagai wujud kesalihan sosial yang membuat hubungan antar anak dengan anak, antar anak dengan orang tua dapat teratur dan menunjukkan sikap beradab. Akhlak ialah institusi yang berasa dari hati, tempat munculnya tindakan-tindakan sukarela, tindakan yang benar atau salah. Melalui pembelajaran dan kewajiban beretika dan berakhlak Anak adalah generasi penerus yang akan datang. Baik buruknya masa depan bangsa tergantung pula pada baik buruknya kondisi anak saat ini. Berkaitan hal tersebut, maka perlakuan terhadap anak dengan cara yang baik adalah kewajiban kita bersama, agar ia bisa tumbuh berkembang dengan baik dan dapat menjadi pengemban risalah peradaban bangsa ini. 33 Maulana Hassan Wadong, Pengantar Advokasi Dan Hukum Perlindungan Anak, Grasindo, Jakarta, 2000, halaman 1 mulia, diharapkan akan diperoleh anak yang cerdas, lagi bertanggung jawab yang memiliki tingkat kesopanan dan kepekaan tinggi terhadap sesama orang indonesia. Dengan demikian diharapkan anak menjadi pribadi yang positif akan berguna bagi perbaikan bangsa dan negara. 34

F. Metode Penelitian

1. Spesifikasi Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif. Penelitian normatif terdiri dari : a. Penelitian terhadap asas-asas hukum. Penelitian terhadap asas-asas hukum ini seperti misalnya penelitian terhadap hukum positif yang tertulis atau penelitian terhadap kaidah- kaidah hukum yang hidup di dalam masyarakat. b. Penelitian terhadap sistem hukum. Penelitian terhadap sistem hukum dapat dilakukan pada undang undang tertentu ataupun hukum tercatat. Tujuan pokoknya adalah untuk mengadakan identifikasi terhadap pengertian-pengertian pokokdasar dalam hukum, yakni masyarakat hukum, subyek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukuk dan obyek hukum. Penelitian ini sangat penting oleh karena masing-masing pengertian pokok atau dasar mempunyai arti tertentu dalam kehidupan hukum. c. Penelitian terhadap sinkronisasi hukum. 34 M.Nasir djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, halaman 23, 24 Penelitian terhadap taraf sinkronisasi baik vertikal maupun horizontal, maka yang diteliti adalah sampai sejauh manakah hukum positif tertulis yang ada serasi. Hal ini dapat ditinjau secara vertikal, yakni apakah peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi suatu bidang kehidupan tertentu tidak saling bertentangan, apabila dilihat dari sudut hirarki perundang-undangan tersebut, sedang apabila dilakukan penelitian taraf sinkronisasi secara horisontal, maka yang ditinjau adalah perundang-undangan yang sederajat yang mengatur bidang yang sama. d. Penelitian terhadap sejarah hukum. Penelitian terhadap sejarah hukum merupakan penelitian yang lebih dititik beratkan pada perkembangan-perkembangan hukum. Biasanya dalam perkembangan demikian, pada setiap analiusa yang dilakukan akan mempergunakan perbandingan-perbandingan terhadap satu atau beberapa sistem hukum. e. Penelitian perbandingan hukum. Penelitian perbandingan hukum merupakan penelitian yang menekankan dan mencari adanya perbedaan-perbedaan yang ada serta persamaan pada berbagai sistem hukum. Perbandingan hukum adalah suatu metode studi hukum, yang mempelajari perbedaan hukum antara Negara yang satu dengan Negara yang lain, atau membanding- bandingkan sistem hukum positif dari bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sesuai dengan judul dari skripsi ini, maka penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan. Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek. Pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang, pendekatan kasus, pendekatan historis dan pendekatan konseptual. 35 2. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi dan penelitian ini adalah dengan cara normatif, yaitu dengan cara melihat apa saja yang menjadi aturan hukum pertanggungjawaban pidana anak terhadap penyalahgunaan internet sebagai media bullying. 3. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan mempelajari aturan hukum pertanggungjawaban pidana anak terhadap penyalahgunaan internet sebagai media bullying. 4. Analisis Data Pada penulisan skripsi ini, analisis data yang digunakan adalah dengan cara kualitatif. Dari penelitian tersebut diatas, kemudian dapat memenuhi pembahasan skripsi ini secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari fakta yang bersifat representatif sesungguhnya, nyata, sesuai keadaan.

G. Sistematika Penulisan