Hasil pemeriksaan makroskopik Hasil pemeriksaan mikroskopik Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia

36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Hewan

Hasil identifikasi sponge yang dilakukan di Laboratorium Ekologi Prodi Biologi FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS Surabaya adalah jenis Xestospongia sp de Laubenfels, suku Petrosiidae.

4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia

4.2.1 Hasil pemeriksaan makroskopik

Pemeriksaan karakteristik sponge secara makroskopik dilakukan untuk memperoleh identitas hewan yang diteliti. Hasil pemeriksaan makroskopik Xestospongia sp de Laubenfels diperoleh bentuk luar sponge yang halus, berpori kecil, panjang ±23 cm dan lebar ±16 cm, ketebalan 1 – 3 cm, konsistensi lunak dan mudah dipatahkan. Warna sponge ketika diambil berwarna coklat kemerahan, sedangkan warna setelah menjadi simplisia berwarna hijau kekuningan. Perubahan warna yang terjadi dipengaruhi oleh perubahan suhu selama proses pengeringan yang menyebabkan hasil fotosintesis mikrosimbion dan pigmen dari sponge menjadi rusak.

4.2.2 Hasil pemeriksaan mikroskopik

Pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia sponge secara mikroskopik dilakukan untuk memperoleh identitas simplisia hewan yang diteliti. Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia Xestospongia sp de Laubenfels secara mikroskopik terlihat adanya spikula megasklera monoakson tipe Hastate oxea. Universitas Sumatera Utara 37

4.2.3 Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia

Pemeriksaan karakteristik meliputi kadar air, kadar sari larut dalam etanol, kadar sari larut dalam air, kadar abu total dan kadar abu tidak larut dalam asam. Hasil diperoleh seperti yang terlihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil karakterisasi simplisia sponge No. Karakteristik Simplisia Hasil 1. Kadar air 6,98 2. Kadar sari larut dalam air 49,78 3. Kadar sari larut dalam etanol 41,62 4. Kadar abu total 31,34 5. Kadar abu tidak larut dalam asam 6,90 Hasil penetapan kadar air serbuk simplisia Xestospongia sp de Laubenfels adalah 6,98. Penetapan kadar air dilakukan untuk memberikan batasan minimal kandungan air yang masih dapat ditolerir di dalam simplisia karena tingginya kandungan air menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur yang cepat serta bahan aktif yang terkandung didalamnya dapat terurai. Kadar senyawa serbuk simplisia Xestospongia sp de Laubenfels yang larut dalam air diperoleh 49,78. Penetapan kadar sari yang larut dalam air dilakukan untuk mengetahui banyaknya senyawa yang larut dalam air. Senyawa yang dapat larut dalam air adalah senyawa metabolit primer seperti karbohidrat dan protein. Kadar senyawa serbuk simplisia Xestospongia sp de Laubenfels yang larut dalam etanol diperoleh 41,62. Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol dilakukan untuk mengetahui banyaknya senyawa yang larut dalam etanol. Senyawa yang dapat larut dalam etanol sebagian besar adalah senyawa metabolit sekunder seperti alkaloida, saponin, glikosida. Lemak juga dapat larut dalam etanol. Hasil yang diperoleh menunjukkan kadar sari yang larut dalam air lebih Universitas Sumatera Utara 38 tinggi dari kadar sari yang larut dalam etanol. Hal ini dikarenakan banyak senyawa metabolit primer seperti karbohidrat dan protein yang larut dalam air. Hasil penetapan kadar abu total terhadap serbuk simplisia Xestospongia sp de Laubenfels adalah 31,34. Penetapan kadar abu total dilakukan untuk mengetahui kandungan mineral dan logam dalam simplisia. Zat-zat ini dapat berasal dari senyawa oksida-oksida anorganik dan cemaran logam. Kadar abu total yang diperoleh cukup tinggi karena tubuh sponge mengandung spikula yang tersusun dari kalsium karbonat dan silikat. Hasil penetapan kadar abu tidak larut asam terhadap serbuk simplisia Xestospongia sp de Laubenfels adalah 6,90. Penetapan kadar abu tidak larut asam dilakukan untuk mengetahui banyaknya zat pengotor dan silikat dalam simplisia.

4.3 Hasil Uji Pendahuluan Golongan Senyawa