26
3.4 Pembuatan Larutan Pereaksi 3.4.1 Larutan pereaksi asam klorida 2 N
Sebanyak 17 ml asam klorida pekat diencerkan dengan air suling hingga diperoleh larutan 200 ml Ditjen POM, 1995.
3.4.2 Larutan pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 g kalium iodida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 20 ml air suling, ditambahkan iodium sebanyak 2 g dan diencerkan dengan air suling
hingga volume larutan 100 ml Ditjen POM, 1995.
3.4.3 Larutan pereaksi Dragendorff
Sebanyak 0,8 g bismuth III nitrat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 20 ml asam nitrat pekat. Sebanyak 27,2 g kalium iodida ditimbang, kemudian
dilarutkan dalam 50 ml air suling pada wadah lain. Kedua larutan dicampurkan dan didiamkan hingga memisah sempurna. Lapisan jernih diambil dan diencerkan
dengan air suling hingga volume larutan 100 ml Ditjen POM, 1995.
3.4.4 Larutan pereaksi Mayer
Sebanyak 1,4 g raksa II klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 60 ml air suling dan sebanyak 5 g kalium iodida ditimbang, kemudian dilarutkan
dalam 10 ml air suling. Kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan dengan air suling hingga volume larutan 100 ml Ditjen POM, 1995.
3.4.5 Larutan pereaksi Liebermann-Burchard
Sebanyak 5 bagian volume asam sulfat pekat dicampurkan dengan 50 bagian volume etanol 96, kemudian ditambahkan dengan hati-hati 5 bagian
volume asam asetat anhidrida dalam campuran tersebut dan didinginkan Ditjen POM, 1995.
Universitas Sumatera Utara
27
3.4.6 Larutan air-kloroform
Sebanyak 2,5 ml kloroform dicampur dengan air suling secukupnya hingga diperoleh larutan 1000 ml Ditjen POM, 1995.
3.4.7 Larutan kloralhidrat
Sebanyak 50 g kloralhidrat ditimbang dan dilarutkan dalam 20 ml air suling Ditjen POM, 1995.
3.5 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut dalam air,