Spektrofotometri inframerah Spektrofotometri .1 Spektrofotometri ultraviolet

21 Spektrofotometer UV adalah pengukuran panjang gelombang berdasarkan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diserap dari sampel. Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200 – 400 nm Dachriyanus, 2004. Spektrum ultraviolet dari suatu senyawa biasanya diperoleh dengan melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu cahaya monokromatis melalui larutan encer senyawa tersebut dalam pelarut yang tidak menyerap misalnya air, etanol dan heksana Creswell, dkk., 2005. Suatu atom atau molekul yang menyerap sinar UV akan menyebabkan tereksitasinya elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Tipe eksitasi tergantung panjang gelombang cahaya yang diserap. Gugus yang dapat menyerap cahaya disebut dengan gugus kromofor Dachriyanus, 2004. Pelarut yang digunakan dalam spektrofotometri UV adalah pelarut yang tidak menyerap sinar UV. Pelarut yang sering digunakan adalah air, etanol, metanol, n-heksana, eter minyak bumi dan eter Harborne, 1987.

2.5.2 Spektrofotometri inframerah

Menurut Dachriyanus 2004, spektrofotometer inframerah pada umumnya digunakan untuk: 1. Menentukan gugus fungsi suatu senyawa organik 2. Mengetahui informasi struktur suatu senyawa organik dengan membandingkan daerah sidik jarinya. Pengukuran pada spektrum inframerah dilakukan pada bilangan gelombang 4000 – 200 cm -1 . Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini akan menyebabkan getaran pada molekul. Pita absorpsi sinar inframerah sangat khas dan spesifik untuk setiap tipe ikatan kimia atau gugus fungsi Dachriyanus, 2004. Universitas Sumatera Utara 22 Penafsiran spektrum inframerah dari suatu senyawa yang belum diketahui haruslah ditujukan pada penentuan ada atau tidaknya beberapa gugus fungsional utama seperti C=O, O-H, N-H, C- O, C=C, C≡C, C=N, C≡N dan NO 2 . Langkah- langkah yang umum dilakukan untuk memeriksa pita-pita yang penting pada hasil spektrum inframerah Pavia, dkk., 2001: 1. Gugus karbonil Gugus C=O memberikan puncak yang kuat pada daerah 1820 – 1660 cm -1 . 2. Bila gugus C=O ada, periksalah gugus-gugus berikut jika C=O tidak ada langsung ke nomor 3. Asam : periksa gugus O-H, merupakan serapan melebar di daerah 3300 – 2500 cm -1 . Amida : periksa gugus N-H, merupakan serapan medium di daerah 3500 cm -1 , kadang-kadang dengan puncak rangkap. Ester : periksa gugus C-O, merupakan serapan kuat di daerah 1300 – 1000 cm -1 . Anhidrida : mempunyai dua serapan C=O di daerah 1810 dan 1760 cm -1 . Aldehida : periksa gugus C-H, merupakan dua serapan lemah di daerah 2850 dan 2750 cm -1 yaitu di sebelah kanan serapan C-H. Keton : kemungkinan bila kelima senyawa di atas tidak ada. 3. Bila gugus C=O tidak ada Alkohol : periksa gugus O-H, merupakan serapan melebar di daerah 3600 – 3300 cm -1 yang diikuti adanya serapan C-O di daerah 1300 – 1000 cm -1 . Amina : periksa gugus N-H, adanya serapan di daerah 3500 cm -1 . Universitas Sumatera Utara 23 Ester : periksa gugus C-O dan tidak adanya O-H, merupakan serapan medium di daerah 1300 – 1000 cm -1 . 4. Ikatan rangkap dua atau cincin aromatik - Serapan lemah C=C di daerah 1650 cm -1 . - Serapan medium sampai kuat pada daerah 1650 – 1450 cm -1 sering menunjukkan adanya cincin aromatik. - Buktikan kemungkinan di atas dengan memperhatikan serapan pada daerah C-H aromatik di sebelah kiri 3000 cm -1 , sedangkan C-H alifatis terjadi di sebelah kanan daerah tersebut. 5. Ikatan rangkap tiga - Serapan medium dan tajam dari C≡N di daerah 2250 cm -1 . - Serapan medium dan tajam dari C≡C di daerah 2150 cm -1 . 6. Gugus nitro - Dua serapan yang kuat di daerah 1600 – 1500 cm -1 dan 1390 – 1300 cm -1 . 7. Hidrokarbon - Apabila keenam serapan diatas tidak ada. - Serapan C-H alifatis di daerah 3000 cm -1 . - Serapan sederhana di daerah 1450 cm -1 CH 2 dan 1375 cm -1 CH 3 . Universitas Sumatera Utara 24

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif meliputi pengumpulan dan pengolahan sponge, pemeriksaan karakteristik, uji pendahuluan golongan senyawa, pembuatan ekstrak etanol, isolasi senyawa alkaloida dengan metode pengocokan asam basa, analisis senyawa alkaloida secara kromatografi lapis tipis KLT, isolasi senyawa alkaloida secara KLT preparatif, uji kemurnian isolat secara KLT dua arah serta identifikasi isolat secara spektrofotometri ultraviolet UV dan spektrofotometri inframerah IR. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.

3.1 Alat