31 diuapkan. Sisanya ditambahkan 2 tetes asam sulfat pekat. Timbulnya warna ungu
atau merah yang kemudian berubah menjadi hijau biru menunjukkan adanya steroidatriterpenoida Harborne, 1987.
3.7 Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan secara perkolasi menggunakan cairan penyari etanol.
Cara kerja : Sebanyak 350 g serbuk simplisia sponge dimasukkan ke dalam bejana
tertutup, kemudian direndam dengan cairan penyari etanol selama 3 jam. Massa dimasukkan ke dalam perkolator, cairan penyari etanol dituang secukupnya
sampai terdapat selapis cairan penyari di atas serbuk simplisia, kemudian mulut perkolator ditutup dengan aluminium foil dan plastik dan dibiarkan selama
24 jam. Kran perkolator dibuka setelah 24 jam, cairan perkolat dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 tetes per detik dan ditampung ke dalam botol berwarna
bening. Perkolasi dihentikan apabila sebanyak 500 mg cairan perkolat terakhir diuapkan di atas penangas air tidak meninggalkan sisa. Perkolat dipekatkan
dengan bantuan alat penguap rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 40 C
sampai diperoleh ekstrak kental Ditjen POM, 1979. Bagan pembuatan ekstrak etanol dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 53.
3.8 Isolasi Senyawa Alkaloida Ekstrak Etanol dengan Metode Asam Basa
Senyawa alkaloida yang terdapat dalam ekstrak etanol diisolasi dengan menggunakan metode pengocokan asam basa sampai diperoleh ekstrak kasar
alkaloida.
Universitas Sumatera Utara
32 Cara kerja :
Sebanyak 3 g ekstrak etanol ditambahkan asam klorida 2 N dan air hingga pH 2
– 3, kemudian disaring dan filtrat dibasakan dengan amonia pekat hingga pH 9
– 10. Filtrat dikocok dengan 50 ml kloroform dalam corong pisah, kemudian lapisan air dan lapisan kloroform dipisahkan. Perlakuan dilakukan sebanyak
tiga kali dan lapisan kloroform dikumpulkan. Volume kloroform yang diperoleh diuapkan menjadi sepertiganya dengan rotary evaporator pada suhu tidak lebih
dari 40
o
C. Lapisan kloroform ditambahkan asam klorida 2 N sama banyak, dikocok dalam corong pisah, lalu lapisan asam dan lapisan kloroform dipisahkan.
Perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali dan larutan asam dikumpulkan. Larutan asam dibasakan dengan amonia pekat hingga pH 9
– 10 dan dikocok dengan 50 ml kloroform, kemudian kedua lapisan dipisahkan. Perlakuan dilakukan
sebanyak tiga kali. Lapisan kloroform dikumpulkan dan dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 40
o
C, hasilnya diperoleh ekstrak kasar alkaloida Bruneton, 1995. Bagan isolasi senyawa alkaloida dengan metode
pengocokan asam basa dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 54.
3.9 Analisis Senyawa Alkaloida secara KLT
Ekstrak kasar alkaloida yang diperoleh dari hasil isolasi ekstrak etanol dianalisis secara KLT dengan fase diam plat pra lapis silika gel 60 F
254
dan fase gerak kloroform-metanol-amonia dengan perbandingan 95:5:1, 90:10:1,
85:15:1, 80:20:1, 75:15:1 dan 70:30:1 dengan penampak bercak pereaksi Bouchardat. Analisis juga dilakukan dengan fase gerak diklorometana-metanol
dengan perbandingan 80:20, 70:30 dan 60:40 dengan penampak bercak pereaksi Dragendorff.
Universitas Sumatera Utara
33 Cara kerja :
Ekstrak kasar alkaloida diencerkan dengan metanol, ditotolkan pada plat pra lapis silika gel 60 F
254
, kemudian dimasukkan ke dalam chamber yang telah jenuh dengan uap fase gerak. Plat dikeluarkan setelah pengembangan selesai,
dikeringkan, lalu disemprot dengan penampak bercak dan dipanaskan dalam oven pada suhu 105
C selama 10 menit Gritter, dkk., 1991. Hasil analisis KLT ekstrak kasar alkaloida dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 55
– 56.
3.10 Isolasi Senyawa Alkaloida secara KLT Preparatif