HASIL PENGUJIAN PERANGKAT MENURUT NEGARA ASAL

237 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 Gambar 9.8 : Komposisi Penerbitan dari SP2 menurut jenis perangkat Tahun 2013 Tablet PC, 7,3 Bluetooth, 9,2 WLAN, 5,5 Antenna, 2,6 Printer, 2,3 HT Komrad, 2,2 Modem, 2,0 Ponsel, 28.0 Other, 40.9 - Personal Access Network, 1,7 - Router, 1,7 - Multi Service, 1.0 - Notebook, 1,3 - Lainnya, 35,2 - P - R - M - N - L Proporsi penerbitan SP2 untuk alat dan perangkat telekomunikasi yang berasal dari China yang sangat besar selama 2013 juga terjadi pada hampir semua jenis alat dan perangkat telekomunikasi. Proporsi yang sangat besar terutama sangat terlihat untuk alat dan perangkat yang banyak digunakan publik luas seperti Tablet PC, Ponsel dan Notebook. Untuk perangkat jenis Tablet PC, dari total 280 Tablet PC yang diterbitkan SP2 pada tahun 2013, sekitar 96,8 merupakan Tablet PC asal China, sementara untuk Ponsel proporsinya mencapai 91,4. Proporsi Ponsel asal China yang diterbitkan SP2 pada tahun 2013 ini sedikit menurun dibanding tahun 2012 yang mencapai 93,3. Untuk alat dan perangkat telekomunikasi yang banyak digunakan oleh konsumen luas, perangkat asal China juga menunjukkan proporsi yang besar juga. Untuk perangkat jenis Notebook, dari total 50 yang diterbitkan SP2 sebesar 92 merupakan Notebook asal China. Sementara untuk Bluetooth proporsi produk asal China yang diterbitkan SP2-nya sedikit meningkat dari 68,4 pada tahun 2012 menjadi 69,2 pada tahun 2013. . 8 D at a S ta tis tik D itj en S D P P I S em es te r 2 Ta h u n 2 1 3 Jenis Perangkat Negara Asal Total China Jepang Amerika Serikat Taiwan Vietnam Korea Selatan Malaysia Thailand Indone- sia Jerman Italia Meksiko Kanada Singa- pore Lainnya Ponsel 985 16 28 29 1 7 6 6 1078 Bluetooth 245 34 11 4 1 7 10 13 2 6 1 6 14 354 Tablet PC 271 3 4 1 1 280 WLAN 141 8 7 34 2 6 1 6 8 213 Antenna 55 1 14 3 3 1 7 16 100 Printer 57 1 1 10 6 11 2 88 HT Komrad 55 14 4 8 1 2 2 86 Modem 51 3 9 2 1 2 1 7 76 Personal Access Network 53 6 5 64 Router 33 10 5 3 2 8 3 64 Notebook 46 4 50 Multiservice Switch 28 9 1 1 39 Fixed Mobile Komrad 7 6 1 21 1 2 38 IP Phone 18 2 1 6 1 6 1 1 36 Digital Camera 18 13 1 1 33 GPS 15 1 1 14 1 1 33 Personal Access Network 19 4 3 1 22 Radio Microwave 16 3 3 1 1 1 1 27 Lainnya 516 106 99 66 30 28 26 21 36 31 32 18 15 15 124 1163 Total 2629 192 170 152 85 83 76 66 44 40 35 32 31 27 186 3848 Tabel 9.7 Jumlah Penerbitan SP2 menurut jenis perangkat dan negara asal Tahun 2013 g P e ngujian Alat dan P e ra ngkat T elek omunikasi 239 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 Penebitan SP-2 untuk perangkat yang banyak digunakan publik Ponsel dan Tablet PC sangat didominasi oleh produk asal China. Dari 280 Tablet PC yang diterbitkan SP2 pada tahun 2013, sekitar 96,8 merupakan Tablet PC asal China. Untuk Ponsel proporsinya mencapai 91,4 “ “ 9.5. Pengujian Kalibrasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi Balai Besar Pengujian Perangkat juga menyediakan pelayanan pengujian kalibrasi alat dan perangkat telekomunikasi. Selama tahun 2013, BBPPT telah melakukan pengujian kalibrasi terhadap 33 unit alat dan perangkat telekomunikasi, jumlah ini menurun sebesar 13,2 dibanding tahun 2012 yang mencapai 38 pengujian kalibrasi. Dari total alat dan perangkat yang dilakukan uji kalibrasi, paling banyak adalah uji kalibrasi untuk jenis alatperangkat Spectrum Analyzer yaitu sebanyak 17 unit. Spectrum Analyzer yang dilakukan uji kalibrasi di tahun 2013 ini juga menurun sebesar 32 dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 25 unit. Jenis alatperangkat lain yang paling banyak dilakukan uji kalibrasi adalah signal generator, namun hanya 4 unit. Dari pengujian kalibrasi yang dilakukan, BBPPT juga menerima pendapatan sebagai biaya layanan atas uji kalibrasi yang dilakukan. Selama tahun 2013 telah diterima biaya jasa atas pengujian ini sebesar Rp. 56 juta. Nilai penerimaan dari jasa uji kalibrasi ini menurun 30 dibanding penerimaan pada tahun 2012 yang mencapai Rp. 79,75 juta. Sebagaimana jenis alat dan perangkat telekomunikasi yang paling banyak dilakukan pengujian, maka penerimaan atas jasa uji kalibrasi ini juga paling banyak untuk Spectrum Analyzer yaitu sebesar Rp. 41,25 juta, artinya untuk setiap Spectrum Analyzer yang diuji dikenakan biaya sebesar Rp. 2.500.000. Nilai dari uji kalibrasi untuk Spectrum Analyzer ini juga menurun sebesar 31,2 sejalan dengan penurunan jumlah Spectrum Analyzer yang diuji. TIPE JUMLAH TOTAL BIAYA RP Spectrum Analyzer 17 41,250,000 Intellegent Counter 1 500,000 Measuring Receiver 1 2,500,000 Frequency Counter 1 2,500,000 Oscilloscope 1 1,000,000 Signal Generator 4 6,000,000 Tabel 9.8 : Jumlah dan Biaya Pengujian Kalibrasi menurut jenis perangkat 240 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 TIPE JUMLAH TOTAL BIAYA RP Power Meter 1 1,250,000 Universal Counter 2 Modulation Analyzer 1 1,000,000 EMI Test Receiver 2 Handheld Spectrum Analyzer 1 Microwave Counter 1 Total 33 56,000,000 Ekonomi Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Bab 10 243 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 Ekonomi Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika BAB 10 BAB 10 Sektor telekomunikasi yang berbasis pemanfaatan sumber daya frekuensi dan industri perangkat pos dan informatika beserta industri ikutannya berkembang dengan sangat pesat dan menjadi salah satu andalan pada sektor perekonomian. Sektor ini secara nyata memberi dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja pada saat peran sektor lain mengalami kecenderungan stagnasi. Sektor telekomunikasi ini tumbuh dengan cepat seiring dengan penggunaan alat, perangkat dan sarana telekomunikasi yang semakin tinggi untuk melayani wilayah yang luas. Meskipun dalam perekonomian Indonesia yang agraris kontribusi sektor komunikasi ini masih kalah dibanding sektor-sektor primer dan sekunder, namun perkembangan industri telekomunikasi menjadi bagian penting dari proses transformasi perekonomian dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Bahkan untuk daerah perkotaan, perkembangan sektor telekomunikasi ini menjadi bagian penting pengembangan sektor jasa yang ke depan menjadi sektor utama perekonomian. Perkembangan pesat dari industri berbasis sumber daya dan perangkat pos dan informatika sebagai subsektor perekonomian ini dapat dilihat dari perannya yang semakin lama semakin meningkat dalam struktur perekonomian. Dengan sendirinya, hal ini berdampak bukan hanya pada output, tapi juga penyerapan tenaga kerja, bahkan juga peningkatan proporsi pendapatan rumah tangga yang dibelanjakan di sektor telekomunikasi ini. Dari sisi pemerintah, perkembangan ini juga ditandai dengan sumbangan bagi penerimaan negara dari jasa-jasa pemerintah yang disediakan dalam bidang telekomunikasi. Pada sisi yang lain, penyediaan jasa telekomunikasi serta perizinan dan regulasi dibidang sumberdaya dan perangfat pos dan informatika juga telah memberikan penerimaan negara yang tidak kecil. Penerimaan yang masuk sebagai penerimaan negara bukan pajak PNBP dari jasa-jasa dibidang pengelolaan sumberdaya dan perangkat pos dan informatika ini telah memberi sumbangan yang cukup baik bagi bagi penerimaan negara. Nilai PNBP dari bidang sumber daya dan perangkat pos dan informatika ini juga cenderung meningkat dari tahun ke tahun 244 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 10.1. Ruang Lingkup Analisis ekonomi dalam data statistik bidang sumber daya dan perangkat pos dan informatika ini akan melihat peran dari kegiatan dan industri bidang sumber daya dan perangkat pos dan informatika termasuk jasa yang disediakan pemerintah dalam mendukung pengembangan sektor telekomunikasi dan pengguna sumber daya dan perangkat pos dan informatika terhadap perekonomian nasional. Peran dan kontribusi ini dilihat dari dua aspek. Pertama, kontribusi Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Ditjen SDPPI terhadap penerimaan negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP yang dihasilkan dari penyediaan jasa pendukung oleh unit kerja di Ditjen SDPPI bagi industri pos dan telekomunikasi maupun lelang sumber daya bidang informatika. PNBP Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika adalah penerimaan negara bukan pajak yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan pelayanan dan jasa yang dilakukan oleh oleh unit-unit kerja di lingkup Ditjen SDPPI. PNBP yang dihasilkan dari kegiatan tersebut yang mencakup PNBP dari penerbitan sertifikat alat dan perangkat telekomunikasi termasuk PNBP dari biaya pengujian dan kalibrasi alat dan perangkat telekomunikasi, PNBP dari Frekuensi yang merupakan PNBP dari BHP Frekuensi, dan PNBP dari Sertifikasi Operator Radio yang meliputi PNBP dari REOR, SKOR, IAR dan IKRAP, serta PNBP dari sumber lain-lain. PNBP dari bidang sumber daya dan perangkat pos dan informatika ini menjadi bagian dari penerimaan negara yang masuk dalam pos penerimaan dalam negeri pada pos PNBP lainnya. Dengan demikian, PNBP dari bidang sumber daya dan perangkat pos dan informatika ini turut memperkuat juga penerimaan negara dalam negeri khususnya penerimaan diluar pajak. Bagian kedua adalah kontribusi kegiatan bidang pos, telekomunikasi dan informatika terhadap pendapatan domestik nasional yang dicerminkan oleh Produk Domestik Bruto PDB Nasional. PDB adalah ukuran output dari semua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara pada sektor-sektor ekonomi yang ada di negara tersebut, termasuk didalamnya sektor transportasi dan komunikasi. Sementara kontribusi dari bidang sumber daya dan perangkat pos dan informatika adalah dalam bentuk output yang dihasilkan dari kegiatan jasa bidang sumber daya dan perangkat pos dan informatika telekomunikasi yang memberi kontribusi terhadap output nasional. Namun dalam analisa ini, kontribusi bidang komunikasi belum termasuk output dari industri manufaktur bidang telekomunikasi atau yang menghasilkan perangkat telekomunikasi, yang berada dalam output pada sektor industri pengolahan. Sumber data untuk analisa ini berasal dari internal Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika berupa data PNBP yang dihasilkan dari kegiatan di masing-masing satuan kerja Satker di lingkup Ditjen SDPPI sampai dengan akhir Desember 2013. Sementara data pembanding untuk data penerimaan negara adalah data yang berasal dari Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan untuk data penerimaan negara dari masing-masing sumber penerimaan. Untuk analisa output sektor jasa telekomunikasi sumber data berasal dari 245 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 Badan Pusat Statistik, yaitu untuk data PDB berdasarkan lapangan usaha dan sektor usaha. Keseluruhan data ini adalah data yang sudah dipublikasikan maupun data yang belum dipublikasikan. 10.2. Konsep dan Definisi Dalam analisa statistik ekonomi ini, beberapa istilah yang digunakan dan penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. PNBP adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak, yaitu penerimaan yang didapat oleh instansi pemerintah pusat atas jasa-jasa yang diselenggarakan atau yang berupa pungutan yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan termasuk pajak dan retribusi dan masuk dalam kas negara. 2. PNDN adalah Penerimaan Negara Dalam Negeri yaitu keseluruhan penerimaan yang didapat oleh negara yang terdiri dari penerimaan dari pajak yaitu penerimaan dari pajak dalam negeri, penerimaan dari pajak perdagangan internasional, serta penerimaan dari bukan pajak yang terdiri dari penerimaan dari sumber daya alam, bagian laba Badan Usaha Milik Negara BUMN, PNBP lainnya dan pendapatan dari Badan Layanan Umum BLU milik pemerintah yang masuk dalam kas negara sebagai komponen penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. 3. PNBP lainnya adalah peneriman negara bukan pajak PNBP selain yang berasal dari penerimaan dari sumber daya alam, bagian laba BUMN dan pendapatan dari Badan Layanan Umum milik negara. 4. PNBP bidang sumber daya dan perangkat pos dan informatika adalah PNBP yang berasal dari penyelenggaraan jasa-jasa bidang penggunaan sumber daya dan perangkat pos dan informatika yang dikelola oleh Ditjen SDPPI dan dilakukan oleh unit-unit kerja di lingkungan Ditjen SDPPI dan masuk dalam kas negara. 5. PDB adalah produk domestik bruto yaitu keseluruhan total output yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara melalui sektor-sektor ekonomi di negara tersebut. 10.3. Peran Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika dalam PENERIMAAN NEGARA Melalui perannya dalam mengelola kegiatan dan kebijakan dalam bidang pemanfaatan sumber daya dan perangkat pos dan informatika, Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika memperoleh penerimaan dari jasa yang diberikan dalam pengelolaan sumber daya telekomunikasi maupun jasa lainnya. Penerimaan tersebut masuk sebagai penerimaan negara bukan pajak PNBP yang disetorkan kas negara setiap hari. PNBP yang diterima Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika berasal dari beberapa bidang yaitu: i PNBP dari BHP Frekuensi, ii PNBP dari penerbitan sertifikat alat dan