FREKUENSI RADIO FM 20140509104232 Data Statistik Semester 2 2013 Single Page

145 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 Gambar 6.16B. Indeks Penggunaan Per Luas Wilayah FPL dan Indeks Penggunaan Per Jumlah Penduduk FPP untuk Frekuensi GSM per Propinsi Wilayah yang luas belum mendorong terjadinya peningkatan penggunaan frekuensi GSMDCS sehingga perbandingan penggunaan frekuensi GSMDCS terhadap luas wilayah menjadi lebih rendah. Pada beberapa propinsi dengan wilayah yang luas seperti Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, penggunaan frekuensi GSMDCS masih rendah, bahkan lebih rendah dari daerah lain yang memiliki luas wilayah lebih kecil. Faktor potensi pasar yang dicerminkan oleh jumlah penduduk dan tingkat pendapatan penduduk menjadi pertimbangan operator dalam menggunakan frekuensi GSMDCS di suatu daerah. Definisi indeks FPP untuk penggunaan frekuensi GSMDCS juga dibedakan dimana indeks ini menunjukkan jumlah pengguna frekuensi GSMDCS untuk setiap 10.000 penduduk propinsi yang bersangkutan. Nilai rata-rata indeks FPP untuk penggunaan Frekuensi GSMDCS di seluruh propinsi di Indonesia adalah sebesar 3,4 atau sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya. Angka indeks ini berarti terdapat 3,4 penggunaan frekuensi GSMDCS untuk setiap 10.000 penduduk propinsi. Mengacu pada angka rata-rata ini, maka beberapa propinsi di Pulau Sumatera sudah memiliki nilai indeks di atas rata-rata kecuali Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung. Hal yang sama terjadi di Kalimantan dimana semua propinsi di wilayah ini memiliki indeks FPP kanal GSMDCS yang sama atau diatas rata-rata. Sedangkan di Pulau Jawa, karena jumlah penduduk yang cukup tinggi, hanya DKI Jakarta dan DI Yogyakarta saja yang memiliki indeks FPP di atas rata-rata. Propinsi lain dengan indeks FPP di atas rata-rata adalah Bali dan Sulawesi Utara. 146 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 6.5. Penerbitan Izin Amatir Radio IAR dan Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk KRAP Salah satu pengaturan dalam penggunaan frekuensi oleh stakeholder adalah melalui penerbitan izinsertifikat bagi penggunaan frekuensi radio. Terdapat tiga jenis izin sertifikat yang dikeluarkan yaitu Izin Amatir Radio IAR, Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk IKRAP dan Surat Kecakapan Amatir Radio SKAR. Secara implisit, jumlah izin terkait dengan pengelolaan spektrum frekuensi radio ini mencerminkan penggunaan spektrum frekuensi radio yang terjadi. Selama tahun 2013 telah diterbitkan 4.805 Izin Amatir Radio IAR di seluruh Indonesia. Jumlah ini mengalami penurunan cukup tajam yaitu sebesar 42 dibanding penerbitan IAR selama setahun pada 2012 yang mencapai 8.292. Penurunan ini bahkan lebih besar dibanding penurunan yang terjadi pada tahun lalu yang mencapai 21,4. Sementara untuk IKRAP sampai bulan Desember 2013 telah diterbitkan sebanyak 6.177 izin. Jumlah IKRAP yang diterbitkan selama tahun 2013 ini ini juga mengalami penurunan meskipun sedikit dibanding IKRAP yang diterbitkan selama tahun 2012 yang mencapai 6.663 atau menurun sebesar 7,3. Sementara untuk jenis izin SKAR, selama tahun 2013 telah diterbitkan izin SKAR sebanyak 7.533 izin. Penerbitan izin SKAR ini justru menunjukkan peningkatan sebesar 9,9 dibanding tahun 2012 yang hanya diterbitkan 6.855 izin SKAR. Namun peningkatan di tahun 2013 ini masih jauh lebih rendah dibanding peningkatan di tahun 2012 yang mencapai 30,2. Penurunan yang signifikan untuk penerbitan izin IAR dan IKRAP secara implisit menunjukkan menurunnya pertumbuhan penggunaan frekuensi oleh masyarakat. Sebaliknya untuk SKAR justru mengalami peningkatan meskipun pertumbuhannya lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Jumlah izin pengelolaan radio menurut propinsi pada tahun 2013 paling banyak masih terjadi di Pulau Jawa dengan terbanyak di Jawa Barat. Penerbitan izin pengelolaan radio di Jawa Tengah dan Jawa Timur juga cukup tinggi sesuai dengan penggunaan frekuensi radio yang juga tinggi pada wilayah ini. Namun hal yang menarik adalah munculnya Kalimantan Selatan sebagai propinsi kedua terbanyak dalam menerbitkan izin pengelolaan radio dengan jumlah mencapai 1.644. Jumlah ini lebih tinggi dari penerbitan izin di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penerbitan izin pengelola radio ini juga tinggi di DKI Jakarta yang mencapai 966 izin meskipun memiliki luas wilayah yang lebih kecil seperti ditunjukkan pada diagram pada gambar 6.16. Hal ini terkait dengan banyaknya kegiatan yang menggunakan frekuensi radio di DKI Jakarta untuk berbagai keperluan. Penerbitan izin yang terkait dengan operasional radio menunjukkan pola yang bervariasi dan berbeda antar daerah diantara tiga jenis izin sertifikat yang diterbitkan. Terdapat pola yang berbeda dalam jenis izin yang banyak diterbitkan diantara propinsi di Jawa. Meskipun secara total penerbitan izin SKAR menjadi yang paling banyak diterbitkan, namun di Jawa Barat, DI Yogyakarta dan Jawa Timur, IKRAP menjadi izin yang paling banyak 147 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 diterbitkan dibanding izin lainnya. Sementara di Jawa Tengah IAR menjadi izin yang paling banyak diterbitkan. Sedangkan di DKI Jakarta dan Bali, SKAR menjadi yang paling banyak diterbitkan. Izin SKAR juga menjadi yang paling banyak diterbitkan di Kalimantan Selatan. Pola yang terjadi di Jawa Barat , ini sama dengan yang terjadi di Sumatera Barat, Lampung, Banten dan Sumatera Utara dimana IKRAP lebih banyak diterbitkan dibanding dua jenis izin lainnya. Selain di Jawa Tengah, hanya empat propinsi dimana IAR menjadi yang paling banyak dikeluarkan dibanding izin lainnya. Keempat propinsi tersebut adalah Bangka Belitung dan Sumatera Selatan di Sumatera serta Sulawesi Ternggara dan Sulawesi Barat di Sulawesi. Khusus Sulawesi Barat, izin pengelolaan radio yang dikeluarkan hanya IAR dan belum mengeluarkan IKRAP dan SKAR selama tahun 2013 ini. Untuk jenis izin IKRAP, volume penerbitannya yang cukup tinggi terdapat di Jawa Barat, disusul Jawa Timur dan DI Yogyakarta. Daerah-daerah dengan penerbitan IKRAP yang lebih banyak dibanding jenis izin lainnya selain Jawa Barat dan Jawa Timur adalah DI Yogyakarta, Banten dan Lampung. Jika dilihat dari komposisinya menurut pulau besar, terdapat pola yang mirip dalam hal proporsi tertinggi untuk penerbitan SKAR kecuali di Jawa dan Sumatera. Komposisi ini sangat berbeda dibanding tahun sebelumnya dimana hampir di semua pulau besar, IAR menjadi yang paling besar proporsinya. Proporsi terbesar di Pulau Jawa dan Sumatera Gambar 6.17 : Sebaran penerbitan Izin Amatir Radio menurut jenis izin dan propinsi