BWA 2 GHz 2053 – 2083 MHz PENETAPAN PITA FREKUENSI RADIO UNTUK BROADBAND WIRELESS ACCESS BWA

70 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 1. UU No. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP. 2. UU No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi. 3. PP No. 53 tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit. 4. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 13 tahun 2005 jo Permen Kominfo No. 372006 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi yang Menggunakan Satelit. 5. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 17 tahun 2005 tentang Tata Cara Perizinan Frekuensi Radio. 6. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 19 tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tarif PNBP dari BHP Spektrum Frekuensi Radio. 7. PP No. 7 tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika. Setiap pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar BHP Spektrum Frekuensi Radio yang dibayar di muka untuk masa penggunaan satu tahun. Seluruh penerimaan BHP frekuensi radio tersebut disetor ke kas negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP. Tabel berikut menunjukkan jumlah Total Besaran Tagihan BHP Pita dalam Semester 2 tahun 2013. Tabel 5.9 : Total Besaran Tagihan BHP Frekuensi pada Semester 2-2013 2G Up Front Fee Rp. 000 Annual Fee Rp. 000 --- 5,693,649,433 3G Up Front Fee Rp. 000 Annual Fee Rp. 000 First Carrier --- --- Second Carrier --- 881,931,839 Third Carrier BWA 2,3 GHz Up Front Fee Rp. 000 Annual Fee Rp. 000 343,691,000 Catatan : 1 BHP 2G dan BWA 2.3 GHz jatuh tempo pada bulan Desember 2G dan Nopember BWA sehingga masuk kepada data semester 2 2013 2 BHP 3G second carrier jatuh tempo pada bulan September sehingga masuk kepada data semester 2 2013 3 Data di atas adalah Data Tertagih besaran tagihan dan bukan data penerimaan yang dibayarkan oleh Penyelenggara 71 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 Tabel 5.10. Akumulasi penerimaan BHP Frekuensi semester 1 dan 2 Tahun 2013 Dengan demikian, secara total selama tahun 2013, penerimaan BHP Frekuensi adalah Rp. 9,812.6 Milyar yang berasal dari penerimaan untuk Up Front fee sebesar Rp. 1,026.4 milyar dan penerimaan dari Annual fee sebesar Rp. 8,786.1 milyar. Tabel 5.10 menunjukkan akumulasi penerimaan BHP Frekuensi dari semester 1 dan semester 2 untuk masing- masing pita frekuensi seluler, 3G dan BWA. Dari tabel tersebut terlihat bahwa penerimaan BHP Frekuensi ini lebih banyak diterima di semester 2-2013 dan komposisinya jauh lebih besar yang berasal dari annual fee dibandingkan yang berasal dari up front fee. Jenis Up Front Fee Rp. Milyar Annual Fee Rp. Milyar Sem-1 Sem-2 Total Sem-1 Sem-2 Total 2G --- --- --- --- 5,693.6 5,693.6 3G First Carrier --- --- --- 1,764.2 --- 1,764.2 Second Carrier --- --- --- --- 881.9 881.9 Third Carrier 1,026.4 --- 1,026.4 102.6 --- 102.6 BWA 2,3 GHz --- --- --- --- 343.7 343.7 Total 1,026.4 --- 1,026.4 1,886.8 6,919.2 8,786.1 5.3. Pengelolaan Sumber Daya Orbit Satelit Slot orbit dan spektrum frekuensi radio satelit merupakan sumber daya alam yang terbatas yang tidak dapat dimiliki oleh suatu negara. Slot orbit digunakan untuk menempatkan suatu satelit di orbit. Pengaturan penggunaan slot orbit di angkasa diatur oleh International Telecommunication Union ITU. Berdasarkan Radio Regulations ITU, terdapat dua kelompok pita frekuensi untuk satelit, yaitu: Unplanned Band dan Planned Band. Unplanned Band yaitu pita frekuensi untuk satelit yang tidak dapat diklaim hanya milik salah satu negara dan penggunaannya diatur oleh ITU guna menjamin kesetaraan akses dan penggunaan slot orbit bagi semua negara. Setiap penggunaan slot orbit spektrum frekuensi radio satelit harus didaftarkan Filing ke ITU. Adapun prosedur pendaftaran jaringan satelit ke ITU adalah Advanced Publication Publikasi Awal, Coordination Koordinasi, Administrative Due Diligence Pemeriksaan Menyeluruh, dan Notification Notifikasi. Planned Band yaitu pita frekuensi untuk satelit yang telah diatur sedemikian rupa oleh ITU agar setiap negara mendapatkan jatah slot orbit, kanal frekuensi transponder satelit