FREKUENSI GSMDCS 20140509104232 Data Statistik Semester 2 2013 Single Page

153 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 6.7. Layanan Contact Center Salah satu layanan yang diberikan Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika terkait dengan operasional pelayanan perizinan spektrum frekuensi radio adalah layanan Contact Center . Layanan Contact Center adalah layanan yang disediakan oleh Ditjen SDPPI kepada pengguna layanan publik untuk menyampaikan pertanyaan, pengaduan maupun komplain atas permasalahan terkait dengan layanan publik yang disediakan oleh Ditjen SDPPI. Pertanyaan atau pengaduan disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang disediakan oleh Ditjen SDPPI. Sampai akhir tahun 2013 telah diterima sebanyak 11.404 telepon panggilan masuk yang berupa pertanyaan, pengaduan dan komplain dari berbagai stakeholder terkait dengan layanan Ditjen SDPPI yang disampaikan melalui Contact Center Ditjen SDPPI. Jumlah telepon yang masuk ini sekitar 54,9 atau 6.257 adalah telepon yang masuk di semester 2 tahun 2013. Artinya lebih banyak telepon yang masuk di semester 2 dibanding semester 1 pad 2013. Pertanyaan dan pengaduan tersebut tersebar di sepanjang bulan pada tahun 2013 dengan telepon panggilan masuk terbanyak cenderung meningkat di tiga bulan terakhir Oktober- November-Desember. Jumlah telepon masuk terbanyak terjadi di bulan Oktober yang mencapai 1.317 telepon panggilan yang masuk melalui Contact Center Ditjen SDPPI. Dari total jumlah telepon masuk tersebut, sebanyak 11.281 telepon yang terjawab, sehingga level terjawabnya telepon masuk mencapai 98,9. Tingkat telepon terjawab ini sedikit lebih besar dibanding semester 1 yang mencapai 98,2. Tingkat telepon terjawab yang tertinggi terdapat di bulan Nopember dimana dari 1.210 telepon yang masuk ke Contact Center, semuanya terjawab. Sedangkan level telepon terjawab yang rendah terdapat di bulan Februari dimana dari 702 telepon yang masuk, hanya 95,2 yang terjawab. Sementara di semester 2, rata-rata telepon terjawab mencapai 99,5 atau lebih tinggi dari semester 1. 154 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 Gambar 6.22 : Jumlah telepon masuk dan terjawab di Contact Center Ditjen SDPPI Tahun 2013 Khusus untuk pengaduan yang masuk ke Contact Center dan diberikan ticket, selama tahun 2013 telah diterima dan diberikan ticket terhadap 11.844 pengaduan. Dari jumlah ticket tersebut, sekitar 53,1 atau 6.290 adalah ticket pengaduan yang diberikan di semester 2 2013. Dengan kata lain, jumlah ticket yang diberikan di semester 2 lebih banyak daripada di semester 1. Sebagaimana telepon panggilan yang masuk, diberikan ticket paling banyak masuk adalah pada bulan Oktober yaitu sebanyak 1.329. Namun pengaduan masuk terbanyak kedua justru ada di bulan Mei yaitu sebanyak 1.251 ticket yang diberikan. Pengaduan yang diberikan ticket paling sedikit terdapat di bulan Agustus yaitu hanya sebanyak 629 ticket. Dari total ticket tersebut, sekitar 96,1 pengaduan yang mendapat ticket tersebut dapat diselesaikan. Proporsi ticket yang dapat diselesaikan selama semester 2 tahun 2013 sedikit lebih rendah dari proporsi ticket yang diselesaikan di semester 1 2013yang mencapai 97,2. Sementara pada semester 2, ticket pengaduan yang terselesaikan hanya 95,4. Tingkat keterselesaian atas pengaduan yang masuk dan diberikan ticket itu paling tinggi terdapat di bulan Maret dimana dari seluruh pengaduan yang masuk dan diberikan ticket yaitu sebanyak 826 ticket, seluruhnya dapat terselesaikan solved. Sementara tingkat keterselesaian atas pengaduan yang masuk paling rendah terdapat di bulan Juli dimana dari 1.074 pengaduan yang masuk, baru 93,7 yang bisa terselesaikan. 155 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 Gambar 6.23 : Jumlah ticket dan ticket solved di Contact Center Ditjen SDPPI tahun 2013 Bidang Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Bab 7 159 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 Bidang Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat BAB 7 BAB 7 Salah satu dukungan dimensi yang harus diperhatikan dalam rangka pengelolaan sumber daya dan perangkat pos dan informatika adalah dimensi pengendalian sumber daya dan perangkat pos dan informatika, dimana pengendalian sumber daya dan perangkat ini diwujudkan dalam pelaksanaan kegiatan monitoring, penertiban dan penegakan hukum terhadap pemanfaatan spektrum frekuensi radio dan penggunaan alat dan perangkat informatika. Pengendalian ini dilakukan melalui penggunaan perangkat sistem monitoring spektrum frekuensi radio dan sistem informasi manajemen spektrum. Kegiatan pengendalian sumber daya dan perangkat dilakukan untuk memantau dan mengatur penggunaan spektrum frekuensi radio frekuensi oleh berbagai pihak, termasuk melakukan tindakan terhadap pelanggaran penggunaan frekuensi atau alat dan perangkat pos dan informatika. Sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3 Tahun 2011 tentang Tata Laksana Organisasi Unit Pelaksana Teknis Bidang Monitor Spektrum Frekuensi, pelaksanaan pemantauan frekuensi radio merupakan tugas pokok dari UPT Unit Pelaksana Teknis yang tersebar di 37 lokasi, yang dilaksanakan sesuai dengan program kerja UPT, dengan koordinasi dan tindaklanjut dengan Direktorat Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika SDPPI. Kegiatan pemantauan dilaksanakan untuk keperluan monitoring, perencanaan, penetapan, perizinan izin baru, izin perpanjangan, izin penggudangan dan tertib penggunaan spektrum frekuensi radio, pelaksanaan kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. UPT melalui petugas pengendali frekuensi melaksanakan observasi dan monitoring pada frekuensi yang dikehendaki atau sesuai dengan program kerja Tahun 2013 dengan mempergunakan sarana monitoring frekuensi radio yang ada dan memiliki fungsi observasi, pengukuran dan deteksi pancaran. 2. Dari hasil kegiatan monitoring tersebut, didapat hasil frekuensi yang termonitor, kemudian data frekuensi yang termonitor tersebut diidentifikasi dan dibandingkan hasil monitoring dengan data Izin Stasiun Radio ISR yang terdapat di Sistem Informasi Manajemen SDPPI SIMS. 3. Dari hasil identifikasi tersebut, temuan pancaran spektrum frekuensi dapat diklasifikasikan menjadi : a Frekuensi yang memiliki izin ISR dan sesuai dengan peruntukan dan sesuai dengan karateristik teknis izinnya. 160 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 b Frekuensi yang memiliki izin ISR namun tidak sesuai dengan peruntukan dan sesuai dengan karateristik teknis izinnya. c Frekuensi yang tidak memiliki izin ISR, atau bisa disebut dengan frekuensi ilegal. 4. Hasil data yang telah diidentifikasi selanjutnya ditindaklanjuti dengan tahapan penertiban di lapangan dimana hasil monitoring yang ilegal tidak memiliki ISR dijadikan target operasinya, namun demikian tidak semua hasil monitoring dijadikan target operasi keseluruhan hal ini mengingat keterbatasan biaya dan waktu penertiban yang ada di program kerja UPT, selebihnya hasil monitoring yang berstatus ilegal tanpa izin akan dijadikan obyek pembinaan secara bersamaan melalui program sosialisasi penggunaan frekuensi radio di masing-masing wilayah kerja UPT. Selain memantau penggunaan frekuensi, kegiatan pengendalian juga dilakukan dengan memantau penggunaan alat dan perangkat informatika oleh berbagai kegiatan pemanfaatan sumber daya pos dan informatika. Pemantauan dilakukan terkait dengan kesesuaian dengan peraturan atau kelayakan dari perangkat yang digunakan. Statistik pada bagian ini juga menyajikan kondisi dan kinerja dari Unit Pelaksana Teknis UPT bidang monitoring spektrum frekuensi radio sebagai ujung tombak kegiatan pemantauan dan pengendalian penggunaan sumber daya frekuensi radio. 7.1 Ruang Lingkup Ruang lingkup penyajian data pada bidang pengendalian sumber daya dan perangkat yang akan disajikan pada bagian ini dibagi menjadi kegiatan pengendalian frekuensi radio yang dilakukan UPT Bidang Monitor Spektrum Frekuensi Radio BalaiLokaPos dan pengendalian perangkat pos dan informatika. Penyajian data bidang pengendalian sumber daya dan perangkat pos dan informatika merupakan wujud dari hasil pengaturan sumber daya dan perangkat pos dan informatika yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika sebagai regulator. Pengaturan dan penataan frekuensi dilakukan untuk menghindari terjadinya interferensi, baik interferensi antar sistem maupun interferensi antar pengguna dalam suatu sistem. Pengaturan dan penataan frekuensi juga dilakukan untuk tujuan efisiensi penggunaan spektrum frekuensi sehingga tidak terjadi pemborosan dalam pemanfaatannya. Data yang dimunculkan dalam statistik bidang Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika ini meliputi : 1 Monitoring dan penertiban penggunaan spektrum frekuensi radio selama tahun 2013; 2 Tindakan terhadap pelanggaran penggunaan spektrum frekuensi radio selama tahun 2013; 3 Temuan gangguan spektrum frekuensi radio selama tahun 2013; 4 Monitoring dan penertiban penggunaan perangkat pos dan informatika semester 2 tahun 2013 dan totalnya selama tahun 2013; 5 Kondisi masing-masing UPT Monitoring Spektrum Frekuensi Radio semester 2 tahun 2013. 161 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 7.2. Konsep dan Definsi Beberapa konsep dan definisi yang terdapat dalam pemaparan data tentangPengendalianSumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika adalah sebagai berikut : • Spektrum Frekuensi Radio adalah susunan pita frekuensi radio yang mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara ruang udara dan antariksa; • Perangkat pos dan informatika adalah segala jenis perangkat dan alat yang digunakan untuk kegiatan pos, telekomunikasi dan informatika yang harus melalui proses pengujian standard untuk digunakan di wilayah hukum Indonesia; • Monitoring dan pengendalian adalah kegiatan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan frekuensi dan perangkat pos dan infornatika oleh berbagai pihak yang dilakukan melalui pengarahan dan pengaturan untuk menjamin keamananan dan tidak terjadi gangguan dalam penggunaanya; • Termonitor adalah frekuensi radio yang berhasil dimonitor dari kegiatan monitoring yang ada di UPT seperti monitoring rutin, monitoring atas permintaan, monitoring even tertentupenting dan monitoring gangguan radio; • Teridentifikasi adalah frekuensi termonitor yang berhasil diidentifikasi ditemukenali penggunanya melalui tahapan observasi, validasi, pengukuran, deteksi sumber pancaran berdasarkan jenis Kelas Dinas, Kelas Stasiun dan emisi yang digunakan; • Legal adalah frekuensi teridentifikasi yang diketahui telah memiliki izin sesuai peruntukannya berdasarkan dokumen perizinan yang dimiliki dan database SIMS; • Ilegal adalah frekuensi teridentifikasi yang diketahui tidak memiliki izin penggunaannya berdasarkan verifikasivalidasi database SIMS; • Tidak Sesuai PeruntukannyaISR adalah frekuensi yang digunakan dengan izin namun dalam operasinya tidak sesuai dengan karakteristikparameter yang di tentukan dalam ISRnya. • Monitor Lanjut masih dimonitor adalah frekuensi termonitor namun belum teridentifikasi penggunanya oleh karena alasan teknis operasional stasiun radio bersangkutan dan kesiapan kondisi perangkat monitor saat dipergunakan saat itu. • Izin Kadaluarsa adalah pelanggaran penggunaan frekuensi dengan izin namun batas waktu penggunaannya belum diperpanjang. • Disita adalah tindakan pengamanan perangkat komunikasi radio yang dioperasikan tanpa izin ilegal. • Disegel adalah tindakan pengamanan perangkat radio ilegal dengan cara dibungkus dan disegel ditempat. • Diperingatkan adalah tindakan dengan teguran secara tertulis pada pengguna frekuensi radio yang melakukan pelanggaran • Jumlah adalah jumlah keseluruhan dari pelanggaran dan tindakan yang diambil dari suatu operasi penertiban frekuensi radio.