BWA 3,3 GHz 3300 – 3400 MHz PENETAPAN PITA FREKUENSI RADIO UNTUK BROADBAND WIRELESS ACCESS BWA

75 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 No Slot Orbit Filing Satelit Operator Frekuensi Status Filing di ITU Band Uplink MHz Downlink MHz 39. 150.5 PALAPA-C4-K INDOSAT Ext Ku band Ku band 13758 - 13394 14002 - 14498 12252 - 12748 11452 - 11628 CRC 40. NGSO LAPANSAT LAPAN UHF S band 435.325- 439.325 437.289- 437.361 2206.5 - 2233.5 PART I-S 41. NGSO LAPAN-TUBSAT LAPAN UHF S band 435.325 - 439.325 437.289 - 437.361 2206.5 - 2233.5 RES4 42. NGSO LAPAN-A3-SAT LAPAN UHF X band 435-438 437.32-437.33 8116-8224 APIA Keterangan status filing pada Tabel 5.11 : • APIA = pendaftaran filing satelit telah diterima dan dipublikasikan oleh ITU • CRC, CRD, CRE = filing satelit dalam tahap koordinasi dengan Administrasi negara lain • RES49 = pengiriman data rencana peluncuran satelit • RES4 = perpanjangan masa penggunaan filing satelit • PART I-S = permohonan pencatatan filing satelit dalam database ITU Master International Frequency Register MIFR • PART II-S = filing satelit telah tercatat dalam database ITU MIFR • PART III-S = permohonan pencatatan filing satelit dikembalikan oleh ITU kepada Administrasi kareana adanya temuan yang tidak sesuai dengan ketentuan Radio Regulations unfavourable finding • AP30 = ketentuan penggunaan filing satelit yang dijatahkan kepada suatu Administrasi untuk keperluan dinas siaran satelit sesuai dengan Appendix 30 Radio Regulations BSS Plan Band • AP30A = ketentuan penggunaan filing satelit yang dijatahkan kepada suatu Administrasi untuk keperluan tautan pencatu feeder link untuk dinas siaran satelit sesuai dengan Appendix 30A Radio Regulations Feeder Link untuk BSS Plan Band • AP30B = ketentuan penggunaan filing satelit yang dijatahkan kepada suatu Administrasi untuk keperluan dinas tetap satelit sesuai dengan Appendix 30B Radio Regulations FSS Plan Band. Tabel 5.12 : Daftar Filing Satelit Planned Band Indonesia No Nama Filing Status Category Slot Orbit Priority Date Frekuensi MHz Service Area 1 INS02800 Allotment BSS Feeder Link AP30A 80.2 02.06.2000 17300-17800 Indonesia 2 INSA_100 Allotment BSS Downlink AP30 80.2 02.06.2000 11700-12200 Western Indonesia Sumatra, Jawa, Kalimantan 3 INS03501 Allotment BSS Feeder Link AP30A 104 02.06.2000 17800-18100 Indonesia 4 INS03502 Allotment BSS Feeder Link AP30A 104 02.06.2000 17800-18100 Indonesia 76 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 No Nama Filing Status Category Slot Orbit Priority Date Frekuensi MHz Service Area 5 INSB_100 Allotment BSS Downlink AP30 104 02.06.2000 11700-12200 Eastern Indonesia Sulawesi, Bali Nusra, Maluku, Papua 6 INS00000 Allotment FSS Plan AP30B 115.4 16.03.1990 4500-4800 6725-7025 10700-10950 11200-11450 12750-13250 Indonesia Berdasarkan Tabel 5.11 di atas, jumlah Filing Indonesia yang dikelola oleh setiap operator satelit Indonesia adalah sebagai berikut: • Telkom : 10 Filing satelit; • Indosat : 8 Filing satelit; • MCI : 10 Filing satelit; • PSN : 5 Filing satelit; • LAPAN : 3 Filing satelit; • CSM : 4 Filing satelit. Saat ini terdapat 7 Filing satelit Indonesia yang belum dikelola oleh operator satelit Indonesia. Berikut merupakan pemetaan Filing satelit Indonesia di setiap slot orbit : Filing Satelit Indonesia Gambar 5.1 : Distribusi filling satelit Indonesia 77 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 Satelit Indonesia

5.3.2. DATA SATELIT INDONESIA

Data satelit Indonesia yang beroperasi pada Semester 2 tahun 2013 adalah sebagai berikut : Gambar 5.2 : Distribusi Satelit Indonesia semester 2-2013 Gambar 5.3 menunjukkan perkembangan jumlah filling satelit sejak tahun 2011. Secara total terjadi fluktuasi dalam jumlah filling satelit dalam 3 tahun terakhir. Jumlah filling satelit sempat menurun dari 39 filling satelit di tahun 2011 menjadi hanya 35 di tahun 2012. Namun memasuki tahun 2013 jumlah filling satelit meningkat kembali menjadi 40. Selama 3 tahun tersebut, Telkom dan MCI menjadi operator terbanyak yang mengelola satelit, diikuti oleh Indosat. Lembaga pemerintah yang mengelola Satelit hanya LAPAN dengan jumlah pengelolaan orbit yang paling sedikit diantara operator lainnya.