SERTIFIKASI RADIO ELEKTRONIKA DAN OPERATOR RADIO REOR

161 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 7.2. Konsep dan Definsi Beberapa konsep dan definisi yang terdapat dalam pemaparan data tentangPengendalianSumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika adalah sebagai berikut : • Spektrum Frekuensi Radio adalah susunan pita frekuensi radio yang mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara ruang udara dan antariksa; • Perangkat pos dan informatika adalah segala jenis perangkat dan alat yang digunakan untuk kegiatan pos, telekomunikasi dan informatika yang harus melalui proses pengujian standard untuk digunakan di wilayah hukum Indonesia; • Monitoring dan pengendalian adalah kegiatan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan frekuensi dan perangkat pos dan infornatika oleh berbagai pihak yang dilakukan melalui pengarahan dan pengaturan untuk menjamin keamananan dan tidak terjadi gangguan dalam penggunaanya; • Termonitor adalah frekuensi radio yang berhasil dimonitor dari kegiatan monitoring yang ada di UPT seperti monitoring rutin, monitoring atas permintaan, monitoring even tertentupenting dan monitoring gangguan radio; • Teridentifikasi adalah frekuensi termonitor yang berhasil diidentifikasi ditemukenali penggunanya melalui tahapan observasi, validasi, pengukuran, deteksi sumber pancaran berdasarkan jenis Kelas Dinas, Kelas Stasiun dan emisi yang digunakan; • Legal adalah frekuensi teridentifikasi yang diketahui telah memiliki izin sesuai peruntukannya berdasarkan dokumen perizinan yang dimiliki dan database SIMS; • Ilegal adalah frekuensi teridentifikasi yang diketahui tidak memiliki izin penggunaannya berdasarkan verifikasivalidasi database SIMS; • Tidak Sesuai PeruntukannyaISR adalah frekuensi yang digunakan dengan izin namun dalam operasinya tidak sesuai dengan karakteristikparameter yang di tentukan dalam ISRnya. • Monitor Lanjut masih dimonitor adalah frekuensi termonitor namun belum teridentifikasi penggunanya oleh karena alasan teknis operasional stasiun radio bersangkutan dan kesiapan kondisi perangkat monitor saat dipergunakan saat itu. • Izin Kadaluarsa adalah pelanggaran penggunaan frekuensi dengan izin namun batas waktu penggunaannya belum diperpanjang. • Disita adalah tindakan pengamanan perangkat komunikasi radio yang dioperasikan tanpa izin ilegal. • Disegel adalah tindakan pengamanan perangkat radio ilegal dengan cara dibungkus dan disegel ditempat. • Diperingatkan adalah tindakan dengan teguran secara tertulis pada pengguna frekuensi radio yang melakukan pelanggaran • Jumlah adalah jumlah keseluruhan dari pelanggaran dan tindakan yang diambil dari suatu operasi penertiban frekuensi radio. 162 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 UPT Monitor Spektrum Frekuensi Radio Monfrek sebagai salah satu unit kerja yang mendukung kegiatan pengendalian sumber daya dan perangkat pos dan informatika memiliki fungsi utama melakukan monitoring terhadap penggunaan frekuensi dan perangkat radio frekuensi oleh berbagai pihak dalam rangka pengaturan pemanfaatan frekuensi secara benar. Tugas ini dilakukan oleh keberadaan unit-unit monitoring di daerah yang berbentuk balai, loka maupun pos monitoring dengan berbagai tingkatan. Terdapat 37 UPT Monfrek yang tersebar di seluruh Indonesia. Secara rutin UPT yang tersebar di 37 lokasi melakukan kegiatan monitoring dan penertiban penggunaan frekuensi dan membantu pelaksanaan monitoring dan penertiban terhadap perangkat yang digunakan dalam pemanfaatan frekuensi radio. Khusus untuk kegiatan dalam rangka membantu pelaksanaan monitoring dan penertiban perangkat, tidak semua UPT melakukan jenis kegiatan monitoring dan penertiban yang sama. 7.3. Monitoring dan Penertiban Frekuensi Salah satu tugas dan fungsi dari unit kerja di Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika SDPPI terkait penggunaan frekuensi dan perangkat pos dan informatika oleh publik adalah melakukan monitoring dan penertiban atas penggunan frekuensi maupun penggunaan perangkat pos dan informatika. Monitoring dan penertiban dilakukan terhadap penggunaan sumber daya frekuensi maupun perangkat pos dan informatika terkait dengan aspek legalitas penggunaan, kepemilikan izin dan kesesuaian perangkat yang digunakan dengan peraturan yang berlaku. Monitoring dilakukan melalui keberadaan UPT Monitoring Spektrum Frekuensi Radio yang berada di 37 kota di seluruh Indonesia.

7.3.1. MONITORING PENGGUNAAN FREKUENSI

Dari kegiatan monitoring yang dilakukan selama tahun 2013, UPT yang menyampaikan laporan hasil monitoring mendapatkan adanya penggunaan danatau gangguan dalam penggunaan frekuensi. Hasil kegiatan monitoring diklasifikasikan berdasarkan statusnya yaitu terindikasi adanya penggunaan frekuensi, status penggunaan dan lanjutan monitoring yang dilakukan. Hasil monitoring yang dilakukan selama tahun 2013 seperti ditunjukkan dalam Tabel 7.1., dimana hasil monitoring di seluruh UPT terdapat 79.873 kegiatan yang termonitor dengan temuan termonitor terbanyak terdapat di UPT Semarang dan UPT Aceh yang masing-masing mencapai 15.331 dan 6.377 temuan. Jumlah temuan termonitor ini jauh lebih besar dibanding tahun sebelumnya yang hanya 8.524, jumlah temuan termonitor yang besar pada tahun 2013 ini terutama berasal dari temuan yang didapatkan pada semester 2 dengan temuan termonitor mencapai 52.744 atau 66 dari total penggunaan frekuensi termonitor. Pada tahun 2013 ini 163 Data Statistik Ditjen SDPPI Semester 2 Tahun 2013 sebagian besar UPT mendapatkan temuan frekuensi termonitor lebih dari 1.000. Beberapa UPT lain dengan jumlah temuan termonitor mencapai lebih dari 3.000 adalah UPT Jambi, UPT Mataram, UPT Palangkaraya, UPT Makassar dan UPT Palu. Sementara untuk beberapa UPT yang besar seperti UPT Bandung, UPT DKI Jakarta dan UPT D.I. Yogyakarta justru hanya mendapatkan sedikit penggunaan atau ganguan yang termonitor yaitu hanya di sekitaran 1.000 penggunaan frekuensi yang termonitor. Bahkan untuk UPT Surabaya, UPT Banten dan UPT Denpasar hanya mendapatkan kurang dari 1.000 temuan termonitor. Tabel 7.1 : Rekapitulasi Hasil Monitoring oleh masing-masing UPT Tahun 2013 No Wilayah Penertiban Monitoring Ter- Monitor Ter- Identifikasi Legal Ilegal Kadaluarsa Tidak Sesuai Monitoring Lanjut 1 UPT Aceh 6.377 6.342 5.253 906 1 182 35 2 UPT Medan 2.814 2.810 2.331 147 2 330 4 3 UPT Pekanbaru 573 548 174 325 49 25 4 UPT Batam 2.118 1.621 1.278 224 10 109 497 5 UPT Jambi 3.177 3.143 2.242 335 56 510 34 6 UPT Padang 894 877 660 60 1 156 17 7 UPT Palembang 2.722 2.600 1.353 594 34 619 122 8 UPT Bengkulu 625 396 358 36 2 229 9 UPT Babel 1.237 1.229 1.110 113 6 8 10 UPT Lampung 2.617 2.542 1.972 332 37 201 75 11 UPT Banten 702 167 132 5 0 30 535 12 UPT Jakarta 1.027 1.025 600 208 25 192 2 13 UPT Bandung 1.569 1.533 476 998 59 36 14 UPT Semarang 15.331 15.331 12.728 1.829 367 407 15 UPT Yogyakarta 1.398 1.124 1.018 99 1 6 274 16 UPT Surabaya 999 618 167 428 0 23 381 17 UPT Denpasar 568 568 245 274 37 12 18 UPT Mataram 4.473 4.436 3.587 561 88 200 37 19 UPT Kupang 1.748 1.440 1.152 209 16 63 308 20 UPT Banjarmasin 1.499 870 766 44 11 49 629 21 UPT Pontianak 1.398 1.394 646 392 356 4 22 UPT Palangkaraya 3.420 3.416 2.840 511 4 61 4 23 UPT Balikpapan 1.811 1.768 866 294 12 596 43