Tabel 4.32. Hasil Sintesis Matriks Inconsistency=0,15 dengan Total 6 Iterasi Matriks
Iterasi 4 A Iterasi 6 B
A-B
0.620 0.620
0.000 0.087
0.087 0.000
0.226 0.226
0.000 0.067
0.067 0.000
∑
0.000
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa matriks dengan konsistensi yang benilai 0,15 memprioritaskan kriteria Gaji dengan bobot sebesar 0.620 atau 62, kemudian fasilitas
dengan bobot 0.226 atau 22.6, jenjang karir menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0.087 atau 8.7, dan kriteria penempatan menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0.067 atau 6.7.
Perhitungan prioritas kriteria dengan menggunakan program dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.16. Grafik Hasil Perhitungan Matriks dengan Inconsistency yang bernilai 0,15
4.1.17. Perhitungan Manual Matriks dengan Nilai Konsistensi 0,25
Matriks perbandingan berpasangan antar kriteria berdasarkan nilai konsistensi yang bernilai 0,25 adalah sebagai berikut:
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9 1
Gaji Jenjang Karir
Fasilitas Penempatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.33. Matriks Perbandingan dengan Inconsistency yang Bernilai 0,25
Gaji Jenjang Karir
Fasilitas Penempatan
Gaji 1
9 5
5
Jenjang Karir
19 1
18 3
Fasilitas 15
8 1
5
Penempatan 15
13 15
1
Hasil perhitungan manual untuk matriks dengan nilai inconsistency=0,25 menunjukkan hasil perhitungan dengan 6 jumlah iterasi matriks. Prioritas untuk tiap kriteria
didapat dari perhitungan selisih antara iterasi A dan iterasi B. Hasil perhitungan iterasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.34. Hasil Sintesis Matriks Inconsistency=0,25 dengan Total 6 Iterasi Matriks
Iterasi 4 A Iterasi 6 B
A-B
0.610 0.610
0.000 0.072
0.072 0.000
0.264 0.264
0.000 0.054
0.054 0.000
∑
0.000
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa matriks dengan konsistensi yang benilai 0,25 memprioritaskan kriteria Gaji dengan bobot sebesar 0.610 atau 61, kemudian fasilitas
dengan bobot 0.264 atau 26.4 , jenjang karir menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0.072 atau 7.2, dan kriteria penempatan menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0.054 atau 5.4.
Perhitungan prioritas kriteria dengan menggunakan program dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.17. Grafik Hasil Perhitungan Matriks dengan Inconsistency yang bernilai 0,25
4.1.18. Perhitungan Manual Matriks dengan Nilai Konsistensi 0,50
Matriks perbandingan berpasangan antar kriteria berdasarkan nilai konsistensi yang bernilai 0,50 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.35. Matriks Perbandingan dengan Inconsistency yang Bernilai 0,50
Gaji Jenjang
Karir Fasilitas
Penempatan Gaji
1 4
7 4
Jenjang Karir 14
1 18
5
Fasilitas 17
8 1
8
Penempatan 14
15 18
1
Hasil perhitungan manual untuk matriks dengan nilai inconsistency=0,50 menunjukkan hasil perhitungan dengan 6 jumlah iterasi matriks. Prioritas untuk tiap kriteria
didapat dari perhitungan selisih antara iterasi A dan iterasi B. Hasil perhitungan iterasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9 1
Gaji Jenjang Karir
Fasilitas Penempatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.36. Hasil Sintesis Matriks Inconsistency=0,50 dengan Total 4 Iterasi Matriks
Iterasi 4 A Iterasi 6 B
A-B
0.581 0.581
0.000 0.095
0.095 0.000
0.279 0.279
0.000 0.046
0.046 0.000
∑ 0.000
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa matriks dengan konsistensi yang benilai 0,50 memprioritaskan kriteria Gaji dengan bobot sebesar 0.581 atau 58.1, kemudian fasilitas
dengan bobot 0.279 atau 27.9, jenjang karir menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0.095 atau 9.5, dan kriteria penempatan menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0.046 atau 4.6.
Perhitungan prioritas kriteria dengan menggunakan program dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.18. Grafik Hasil Perhitungan Matriks dengan Inconsistency yang bernilai 0,50
4.2. Perbandingan Matriks Berdasarkan Nilai