BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa model matriks perbandingan berpasangan antar kriteria. Matriks tersebut digunakan untuk meneliti tingkat perubahan pada nilai
consistency ratio. Penulis akan menganalisis nilai consistency ratio yang dihasilkan dari perhitungan matriks tiap-tiap model dan perbandingan.
Penulis membuat beberapa model matriks perbandingan antar kriteria yang mempunyai nilai konsistensi yang berbeda, mulai dari 0,00 0,50. Analisa juga dilakukan pada
matriks dengan nilai konsistensi 0,092, 0,095 dan 0,098. Nilai consistency ratio dari tiap matriks akan dihitung untuk mengetahui perbedaan hasil dari tiap matriks tersebut. Hasil yang
dibedakan berdasarkan jumlah iterasi untuk masing-masing matriks.
4.1. Hasil Perhitungan Manual Matriks Perbandingan berpasangan.
4.1.1. Perhitungan Manual Matriks dengan Nilai Konsistensi 0,00
Matriks perbandingan berpasangan antar kriteria berdasarkan nilai konsistensi yang bernilai 0,00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Matriks Perbandingan dengan Inconsistency yang Bernilai 0,00
Gaji Jenjang
Karir Fasilitas Penempatan
Gaji 1
3 2
6
Jenjang Karir 13
1 12
2
Fasilitas
12 2
1 4
Penempatan 16
12 14
1
Hasil perhitungan manual untuk matriks dengan nilai inconsistency=0,00 menunjukkan hasil perhitungan dengan 4 jumlah iterasi matriks. Prioritas untuk tiap kriteria
didapat dari perhitungan selisih antara iterasi A dan iterasi B. Hasil perhitungan iterasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Hasil Sintesis Matriks Inconsistency=0,00 dengan Total 4 Iterasi Matriks
Iterasi 2 A Iterasi 4 B
A-B
0.490 0.490
0.000 0.152
0.152 0.000
0.283 0.283
0.000 0.076
0.076 0.000
∑
0.000
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa matriks dengan konsistensi yang benilai 0,00 memprioritaskan kriteria Gaji dengan bobot sebesar 0.490 atau 49.0 , kemudian fasilitas
dengan bobot 0.283 atau 28.3 , jenjang karir menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0.153 atau 15.2, dan kriteria penempatan menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0.076 atau 7.6.
Perhitungan prioritas kriteria dengan menggunakan program dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Grafik Hasil Perhitungan Matriks dengan Inconsistency yang bernilai 0,00
4.1.2. Perhitungan Manual Matriks dengan Nilai Konsistensi 0,01
Matriks perbandingan berpasangan antar kriteria berdasarkan nilai konsistensi yang bernilai 0,01 adalah sebagai berikut:
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9 1
Gaji Jenjang Karir
Fasilitas Penempatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Matriks Perbandingan dengan Inconsistency yang Bernilai 0,01
Gaji Jenjang Karir
Fasilitas Penempatan
Gaji 1
3 2
5
Jenjang Karir
13 1
12 2
Fasilitas 12
2 1
3
Penempatan 15
12 13
1
Hasil perhitungan manual untuk matriks dengan nilai inconsistency=0,01 menunjukkan hasil perhitungan dengan 4 jumlah iterasi matriks. Prioritas untuk tiap kriteria
didapat dari perhitungan selisih antara iterasi A dan iterasi B. Hasil perhitungan iterasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4. Hasil Sintesis Matriks Inconsistency=0,01 dengan Total 4 Iterasi Matriks
Iterasi 2 A Iterasi 4 B
A-B
0.483 0.483
0.000 0.157
0.157 0.000
0.272 0.272
0.000 0.088
0.088 0.000
∑
0.000
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa matriks dengan konsistensi yang benilai 0,01 memprioritaskan kriteria Gaji dengan bobot sebesar 0.483 atau 48.3 , kemudian fasilitas
dengan bobot 0.272 atau 27.2 , jenjang karir menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0.157 atau 15.7, dan kriteria penempatan menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0.088 atau 8.8.
Perhitungan prioritas kriteria dengan menggunakan program dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Grafik Hasil Perhitungan Matriks dengan Inconsistency yang bernilai 0,01
4.1.3. Perhitungan Manual Matriks dengan Nilai Konsistensi 0,02