Fungsi Penghayatan Estetis Fungsi Marching Band Canka Dhira Dharma Yon Zipur I DD

96 sesuai dengan pengamatan yang dilakukan penulis dengan studi kasus di KODAM Bukit Barisan dan Yon Zipur I Dhira Dharma musik juga digunakan untuk tujuan perang. Yaitu untuk memerangi kemalasan, supaya tetap semangat dalam melakukan tugas-tugas milier. Tentu saja hal ini bukan berarti bahwa kemanapun dan kapanpun para anggota militer bertugas, maching band ini akan selalu dimainkan untuk memacu semangat para prajurit militer. Tetapi kita akan melihat hal ini keika mereka akan melakukan upacara. Ketika marching band ini dimainkan, dengan sendirinya mereka akan berbaris sambil berlari dan bernyanyi dibelakang mengikuti para pemain marching band saat menuju dan meninggalkan lapangan upacara. Tidak hanya itu, penulis juga berpendapat bahwa ketika pengibaran bendera dilaksanakan, semua anggota militer yang hadir saat itu akan mengangkat tangan dan menghormat bendera selama penaikan bendera dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa, ada rasa hormat yang muncul ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Begitu juga halnya ketika mengheningkan cipta yaitu untuk mengingat perjuangan dan jasa para pejuang kemerdekaan melawan penjajahan, iringan musik marching band yang pelan dan lembut juga akan mempengaruhi rasa rindu dan hormat ketika mereka mengenang jasa para pahlawan yang sudah wafat.

4.2.2 Fungsi Penghayatan Estetis

Menurut Merriam, ada empat buah aumsi dalam mendefinisikan kata estetika. Keempat asumsi tersebut adalah: Universitas Sumatera Utara 97 a Estetika adalah suatu konsep yang digunakan dalam kebudayaan Barat dan Timur untuk menyatakan sesuatu mengenai kesenian. b Konsep estetika dengn berbagai macam konsep pemikiran cenderung lebih bersifat mengaburkan dan bukan memperjelas konsep-konsep pemikiran pokok yang dikandung oleh filsafat estetika. c Dalam membahas estetika, biasanya hanya terpaku hanya pada satu macam seni saja. Dengan demikian para pakar telah menegaskan perbedaan antara kesenian murni dan kesenian terapan, maupun antara artis dan pengrajin. d Tidak ada sesuatu benda atau kegiatan yang memiliki nilai estetika secara langsung. Maksudnya nilai estetika itu berasal dari si pencipta atau si pengamat itu sendiri yang memberikan nilai estetika kepada benda atau kegiatan tersebut. Setiap musik yang dimiliki masyarakat memiliki nilai-nilai estetis dan penilaian terhadap musik tersebut tergantung kepada anggota masyarakat itu sendiri maupun masyarakat luar Merriam, 1964:223. Merriam juga mengisolir enam buah konsep khas atau faktor yang dapat menyimpulkan apakah suatu masyarakat memiliki pemahaman estetika yang memerankan fungsi tertentu. Ke enam faktor tersebut adalah: 1 Pemisahan psikis, yaitu mencakup kapasitas kemampuan seseorang individu untuk menjauhkan diri dari suatu obyek dan kemudian Universitas Sumatera Utara 98 mengamatinya dengan suatu tingkat obyektivitas tertentu. Maksudnya adalah musik dipisahkan dari konteks di mana musik itu biasanya didengarkan dan unsur-unsur penyusunnya dapat dikenali dan dianalisa. Dalam marching band Yon Zipur I Dhira Dharma tidak dijumpai pemisahan psikis, dimana marching band yang dimainkan memiliki makna tetap tertentu dan umumnya dimainkan pada saat-saat upacara dan konteks tertentu. 2 Manipulasi bentuk secara positif, merupakan bagian yang berpengaruh kuat pada budaya musik Barat, sebab perubahan dianggap sebagai suatu norma dan menjadi logis. Bila musik dianggap sebagai obyek yang abstrak, maka manipulasi bentuk secara otomatis hampir dipastikan akan selalu terjadi. Untuk memanipulasi bentuk diperlukan adanya konsep- konsep unsur bentuk. Dalam terminologi Barat, konsep-konsep unsur tersebut berkenaan dengan hal-hal seperti interval, melodi, irama, ketukan, keselarasan nada, dan yang lainnya. Konsep-konsep unsur tersebut jelas dapat dijumpai pada permainan yang dimainkan oleh marching band Yon Zipur I Dhira Dharma, seperti yang sudah dibahas di dalam bab III . 3 Sifat menggugah suasana hati pada musik yang dipahami hanya sebagai bentuk bunyi-bunyian. Dalam hal ini Merriam mencurahkan perhatiannya terhadap reaksi emosional yang tampak berlebihan terhadap bunyi musik seperti gembira, sedih, maupun bentuk-bentuk suasana hati yang kita kenal. Penulis berpendapat bahwa, tentu saja marching band ini memenuhi Universitas Sumatera Utara 99 kriteria tersebut seperti halnya telah dibahas pada fungsi musik sebagai pengungkapan emosional. 4 Pengakuan keindahan terhadap proses atau produk seni. Dalam masyarakat Barat keindahan merupakan sesuatu yang penting. Keindahan merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesenian. Selain menampilkan musiknya, pada umumnya marching band Yon Zipur I Dhira Dhama juga menampilan keindahan dari sisi atribut dan penampilan secara keseluruhan meliputi format atau formasinya. 5 Kesengajaan dalam menciptakan sesuatu yang estetik. Seniman Barat secara sengaja menciptakan suatu obyek atau bunyi-bunyian yang akan dikagumi secara estetik oleh mereka yang menyaksikan atau mendengarnya, dan unsur pengupayaan secara sadar ini menekankan kembali keabstrakan seni dari konteks kebudayaannya. Pada saat marching band Yon Zipur I Dhira Dharma ini dimainkan, kreativitas dari para pemain tidaklah dibutuhkan. Mereka memainkan secara totalitas apa yang sudah dilatih sebelumnya. 6 Keberadaan filsafat suatu materi estetik. Menurut Merriam, benar adanya jika dikatakan bahwa apa yang menjadi kekhasan konsep-konsep pemikiran Barat serta idealisme akan bentuk dan keindahan adalah bahasa estetika yang pasti. Universitas Sumatera Utara 100 Berdasarkan ke enam faktor tersebut, dapat ditentukan bahwa pada dasarnya marching band Yon Zipur I Dhira Dharma ini memenuhi kriteria tersebut di atas. Oleh sebab itu marching band ini dapat dikatakan memiliki fungsi estetika.

4.2.3 Fungsi Hiburan