106
bersukacita menghantarkan sang mempelai ke gerbang kebahagiaan dalam menempuh bahtera hidup yang baru. Kemudian ketika membentuk formasi
melingkar, kemudian para pembawa pedang akan menghunuskan pedangnya kearah atas kepala sang mempelai sehingga membentuk sebuah payung. Hal ini
memiliki makna bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melindungi kedua mempelai dalam menghadapi berbagai rintangan hidup dalam memulai bahtera
hidup yang baru. Selain itu, pemberian seperangkat pakaian persit yang dilakukan oleh istri daripada komandan batalyon kepada mempelai perempuan merupakan
simbol bahwa secara resmi mempelai perempuan telah menjadi anggota satuan batalyon tempat dimana mempelai laki-laki ditugaskan atau ditempatkan. Dari
ketiga makna tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat nilai moral dan nilai keagamaan yang disampaikan secara jelas.
4.2.8 Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara Agama
Menurut Merriam 1964:225 bahwa sistem-sistem agama biasanya didukung dan disahkan oleh mitos-mitos dan legenda-leganda; mitos dan legenda
tersebut seingkali dinyanyikan dengan iringan musik. Tentu saja ungsi ini berkaitan erat dengan fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial. Dalam
hal ini penulis melihat bahwa pemberian seperangkat pakaian persit yang dilakukan oleh istri daripada komandan batalyon kepada mempelai perempuan
pada upacara Pedang Pora sudah menunjukkan bahwa musik yang dimainkan oleh marching band memiliki fungsi sebagai pengesahan lembaga sosial. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
107
dikarenakan kegiatan itu merupakan simbol bahwa secara resmi mempelai perempuan telah menjadi anggota satuan batalyon tempat dimana mempelai laki-
laki ditugaskan atau ditempatkan.
4.2.9 Fungsi Kesinambungan Kebudayaan
Saat membahas mengenai kesinambungan dan stabilitas suatu kebudayaan, Merriam menekankan bahwa musik memenuhi berbagai fungsi sebagaimana
telah dibahas sebelumnya. Hal ini merupakan rangkuman dari nilai-nilai dan konsep-konsep penting dalam sistem kebudayaan. Menurut Merriam 1964:226
musik berfungi sebagai wahana pengajaran adat menyambungkan sebuah masyarakat dengan masa lampaunya, menjamin kesinambungan dan stabilitas
kebudayaan sampai generasi penerus. Pengesahan nilai-nilai kultural dan keagamaan sebagaimana tertuang dalam
rangkaian permainan marching band Yon Zipur I Dhira Dharma pada berbagai upacara yang dilaksanakan biasanya dimainkan oleh pemain yang juga
merupakan anggota militer yang lebih muda. Pemain-pemain senior yang sudah berumah tangga biasanya sudah tidak ikut serta lagi dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh marching band tersebut. Pada konteks upacara Pedang Pora misalnya, semua peserta upacara yang melaksanakan upacara itu haruslah seorang
adik kelas atau junior dari mempelai laki-laki. Dari sudut pandang sebagai seorang peneliti, penulis melihat ini bukanlah sesuatu hal yang tidak disengaja.
Menyerahkan kegiatan upacara ini untuk dilaksanakan kepada angkatan yang
Universitas Sumatera Utara
108
lebih muda, menurut penulis hal ini sudah merupakan regenerasi untuk melanjutkan warisan atau kebudayaan yang sudah ada pada kegiatan
kemiliteran.
4.2.10 Fungsi Pengintegrasian Masyarakat