Konsep e-Government Master Plan E Government Pemerintah Kabupaten Klaten

Bab 1 Pendahuluan Penyusunan Master Plan e-Government Pemerintah Kabupaten Klaten 2 Pilar Cipta Solusi - Information Technology and Communication traffic management, identity cards, smart cards, TV and radio, email, media sosial, newsgroups and electronic mailing lists, online chat, and teknologi instant messaging.

1.2 Keuntungan Penerapan e-Government

Keuntungan yang paling diharapkan dari e-Government, sebagai berikut. 1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya masyarakat, kalangan bisnis, dan industri terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik untuk pelayanan public; 2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan bebas KKN; 3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari; 4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan; 5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; dan 6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis. 7. Keuntungan di bidang politik dan demokrasi, yaitu bahwa e-Government dapat mendekatkan antara wakil rakyat dan konstituennya melalui teknologi informasi dan komunikasi. Melalui teknologi informasi, masyarakat dapat kontak langsung dengan para wakil rakyat dan pemegang kebijakan untuk berdialog ataupun menyampaikan aspirasi melalui jalur yang lebih mudah. 8. Penggunaan TIK pada taraf paperless berarti ramah lingkungan.. 9. Dengan menggunakan TIK, proses pelayanan bisa lebih cepat, lebih efisien, dan lebih memberi kenyamanan kepada masyarakat. Karena pada beberapa hal, masyarakat tidak perlu datang secara fisik ke kantor pemerintah. 10. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemanfaatan TIK secara lebih luas memudahkan masyarakat untuk melaporkan kejadian-kejadianinformasi yang membutuhkan penanganan pemerintah. Seperti misalnya posisi kerusakan jalan yang membutuhkan penanganan cepat. Penyusunan Master Plan e-Government Pemerintah Kabupaten Klaten Bab 1 Pendahuluan Pilar Cipta Solusi - Information Technology and Communication 3

1.3 Permasalahan umum Penerpan e-Government

Penerapan teknologi informasi tidak serta merta dapat memecahkan permasalahan dalam organisasi. Berbagai permasalahan umum yang dijumpai dari penerapan teknologi informasi adalah sebagai berikut. 1. Kurangnya komitmen dari SDM, baik di tingkat operator maupun di tingkat pimpinan. 2. Kurangnya kompetensi SDM untuk mengelola e-Government 3. Masih tingginya ego sektoral sehingga sulit mengintegrasikan informasi yang seharusnya bisa dikelola bersama-sama. 4. Masih belum dipahami dengan baik bahwa sistem informasi merupakan sistem yang tumbuh. Sehingga ketika dibuat, sistem tersebut tidak hanya digunakan, namun juga dipeliharan dan dikembangkan,. 5. Kurangnya kegiatan pasca implementasi, seperti pendampingan, monitoring dan evaluasi, koordinasi antar bagian yang terlibat dalam penerapan sistem. 6. Minimnya anggaran baik untuk pemeliharaan maupun untuk pengembangan sistem. Sementara itu, tantangan yang dihadapi pemerintah semakin berat, di antaranya adalah: 1. Tingginya kesadaraan masyarakat akan pentingnya kejelasan pelayanan, kecepatan pelayanan, dan kemudahan prosedur pelayanan. 2. Tuntutan masyarakat atas pelayanan yang cepat, bersih, dan transparan. Penggunaan teknologi informasi semakin luas di masyarakat, sehingga potensi tersebut harus menjadi media yang efektif bagi penyelenggaraan pelayanan pemerintah kepada masyarakat secara lebih baik. 1. Minimnya komitmen dan kompetensi SDM di pemerintahan. 2. Sulitnya merubah budaya kerja dari pola manual ke pola elektronik. Untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik dapat dicapai dengan merencanakan implementasi teknologi informasi yang terpadu, holistik, bertahap, realistik dan terukur. Oleh karena itu perlu disusun pedoman yang menjadi acuan dalam pengembangannya.