Pasien, dapat berkomunikasi gratis dengan dokter melalui keluhan penyakit yang

Penyusunan Master Plan e-Government Pemerintah Kabupaten Klaten Bab 2 Metodologi Pilar Cipta Solusi - Information Technology and Communication 11

c. Pemilih, dapat berdiskusi secara langsung dengan wakil-wakilnya di DPRD melalui e-

mail atau mailing list tertentu; d. Perusahaan, dapat melakukan konsultasi persyaratan tender untuk berbagai proyek; Konsultasi Pajak, dan Ijin Usaha

3. Transaksi, Pada tahapan ini sudah terjadi perpindahan transfer uang dari pihak lain

sebagai sebuah konsekuensi dari diberikannya layanan jasa oleh pemerintah atau pihak swasta kepada pemerintah. Aplikasi haruslah memiliki sistem keamanan dan perlindungan terhadap pihak-pihak yang bertransaksi. Contoh aplikasi pada ini:

a. Masyarakat, dapat

mengurus permohonan memperoleh KTP baru atau memperpanjangnya melalui internet;

b. Wajib pajak, dapat melakukan pembayaran pajak individu atau perusahaan secara on-

line melalui internet;

c. Pihak Swsta, melalui aplikasi e-Procurement, rangkaian proses tender proyek-proyek

pemerintah dapat dilakukan secara on-line melalui internet;

4. Integrasi, padapelayanan pemerintah meningkat secara terintegrasi di semua model

interaksi e-Government, yakni:

a. G2C Government to Citizen, yakni merupakan upaya pemerintah untuk memperbaiki

interaksi dengan masyarakat melalui berbagai portofolio teknologi informasi;

b. G2B Government to Business, yang ditujukan untuk membangun lingkungan bisnis

yang kondusif agar roda perekonomian dapat berjalan sesuai yang diharapkan; c. G2G Government to Government, sebagai sarana pemerintah untuk berkomunikasi dan bertukar informasi secara intensif dengan pemerintah daerah dan pusat d. G2E Government to Employee, yang diharapkan dapatmeningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pelaksana pelayanan public

2.3 Komponen e-Government

Setelah tim terbentuk dan project manager terpilih, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun struktur rencana kerja proyek work breakdown structure. Mendefinisikan visi, misi, dan obyektif saja tidak cukup di sini, karena paling tidak 6 enam komponen penting harus diperhatikan pengelolaannya, masing- masing adalah:

1. Content Development, menyangkut pengembangan aplikasi perangkat lunak, pemilihan

standar teknis, penggunaan bahasa pemrograman, spesifikasi sistem basis data, kesepakatan user interface, dan lain sebagainya.

2. Competency Building, menyangkut pelatihan dan pengembangan kompetensi maupun

keahlian seluruh jajaran sumber daya manusia di berbagai lini pemerintahan.

3. Connectivity, menyangkut ketersediaan infrastruktur komunikasi dan teknologi informasi di

lokasi dimana e- government akan diterapkan. Bab 2 Metodologi Penyusunan Master Plan e-Government Pemerintah Kabupaten Klaten 12 Pilar Cipta Solusi - Information Technology and Communication

4. Cyber Laws, menyangkut keberadaan kerangka dan perangkat hukum yang telah

diberlakukan terkait dengan seluk beluk aktivitas e-Government.

5. Citizen Interfaces, menyangkut pengembangan berbagai kanal akses multi access

channels yang dapat dipergunakan oleh seluruh masyarakat dan stakehodere-Government di mana saja dan kapan saja diinginkan.

6. Capital, menyangkut pola permodalan proyek e-Government yang dilakukan terutama

berkaitan dengan biaya setelah proyek selesai dilakukan seperti untuk keperluan pemeliharaan dan perkembangan. Di sini tim harus memikirkan jenis- jenis model pendapatan revenuemodel yang mungkin untuk diterapkan di pemerintahan. Gambar 2.6. Komponen E-Government 2.4 Kondisi Sistem e-Government di Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten 2.4.1 Arah kebijakan e-Government Saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten belum memiliki dokumen perencanaan strategis yang di dalamnya telah menjabarkan hubungan antara visi, misi , strategi dan program dengan sistem e-Government termasuk mengatur tahapan dan substansi pengembangan e- Government yang dapat menjadi acuan bagi setiap SKPD. Sementara saat ini, pola pengembangan komponen e-Government dengan sistem kerja pemerintahan yang berlaku saat ini dilakukan secara parsial oleh setiap SKPD. Agar pengembangan secara parsial tersebut tetap dapat saling mendukung dan terintegrasi satu dengan yang lain, diperlukan suatu dokumen perencanaan strategis di bidang pengembangan dan penerapan e-Government.