P
3
= Konsentrasi 10 5 gr ekstrak A. conyzoides + 50 ml akuades
a b
c Gambar 3.1 Hasil Pengenceran Ekstrak Tanaman A. conyzoides dengan
Akuades a P
1
konsentrasi 2 b P
2
konsentrasi 6 c P
3
konsentrasi 10
2. Penyiapan dan Pemeliharaan Ulat Kubis Plutella xylostella L.
Penyiapan ulat uji dilakukan dengan mengumpulkan ulat uji P. xylostella dari lapangan, kemudian ulat-ulat yang dikumpulkan dan di
pindahkan ke dalam stoples plastik berdiameter 9 cm, kemudian ditutup dengan kain kasa dan diikat dengan karet gelang. Ulat-ulat kubis P.
xylostella tersebut dipelihara hingga ulat-ulat tersebut berubah menjadi stadium pupa. Selama pemeliharaan ulat-ulat diberi makanan setiap hari
dengan daun kubis segar. Kemudian pupa akan berubah menjadi ngengat. Ngengat yang sudah muncul dipindahkan ke dalam stoples pemeliharaan
ngengat dan diberi makanan berupa larutan madu 10. Ngengat dibiarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkopulasi dan meletakkan telurnya pada kertas atau daun kubis yang telah disediakan sampai telur yang diletakkan cukup banyak, kemudian
telur yang telah dikumpulkan tersebut dipindahkan ke dalam stoples pemeliharaan ulat yang telah diisi serbuk gergaji dengan daun kubis segar
sampai sekitar 3 – 4 hari telur menetas menjadi ulat. Selanjutnya ulat-ulat
tersebut terus dipelihara dengan diberikan makanan berupa daun kubis segar hingga memasuki hari ke-10 yang berlangsung selama 3 hari ulat
instar IV yang merupakan fase terakhir larva P. xylostella yang digunakan dalam penelitian. Ulat-ulat P. xylostella instar IV tersebut
kemudian dipindahkan ke dalam stoples sesuai perlakuan konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides. Stoples diberi label sesuai dengan
konsentrasi larutan ekstrak tanaman A. conyzoides yang disemprotkan pada masing-masing perlakuan.
a b
Gambar 3.2 Stoples Pemeliharaan Ulat a dan Ngengat b PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pengamatan Siklus Hidup Ulat Kubis Plutella xylostella L.
Siklus hidup ulat kubis P. xylostella memiliki 4 siklus, yaitu meliputi telur, ulat, pupa kepompong, dan ngengat imago. Sebelum
dilakukan pengujian ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. pada ulat kubis P. xylostella, maka dilakukan penyiapan ulat uji yang digunakan
terlebih dahulu. Penyiapan ulat uji dilakukan dengan mengembangbiakan ulat uji terlebih dahulu yang diambil dari lapangan sehingga diperoleh
dalam jumlah ulat yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dengan usia yang sama. Ulat uji yang diambil dari lapangan merupakan ulat P.
xylostella instar IV yang memiliki ciri-ciri panjang 6 – 8 mm, lebar 1 – 1,5
mm dan berwarna hijau. Setelah 3 – 4 hari ulat tersebut berubah menjadi
pupa dengan membuat kokon yang berwarna putih sebagai pelindung sehingga tampak seperti jala dan berbentuk silinder. Pembentukan
kepompong mula-mula dibuat dasarnya, sisi, kemudian tutupnya, kemudian pada bagian ujungnya dibiarkan terbuka untuk keperluan
pernapasan aerasi. Pembuatan kepompong pra pupa ini diselesaikan dalam waktu 24 jam dan pupa masih berwarna hijau, setelah selesai ulat
akan berubah menjadi pupa yang berwarna kecoklatan. Stadium pupa berlangsung sekitar 4
– 6 hari kemudian berubah menjadi ngengat imago. Berikut gambar siklus hidup dari ulat kubis P. xylostella yang terdiri dari
stadium ulat, pra pupa, pupa, ngengat imago, dan telur: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.3 Siklus Hidup Ulat Kubis Plutella xylostella L. : ulat a pra pupa b, pupa c, ngengat imago d, telur e
Ngengat akan mengakhiri stadium pupanya dengan melepaskan diri dari kokon pupa yang berbentuk jala. Sesuai dengan pernyataan Deptan
2008 ngengat berbentuk abu-abu sampai coklat kelabu dan pada sayapnya nampak tiga buah tanda berupa gelombang seperti berlian
diamond atau terdapat bentuk segitiga sepanjang punggungnya. Maka dari itu, hama ini juga disebut ngengat punggung berlian. Ngengat
beristirahat pada siang hari dan aktif pada malam hari. Stadium ngengat sekitar 7
– 14 hari. Ngengat memiliki panjang tubuh sekitar 5 – 9 mm.
b a
e c
d
Waktu ngengat istirahat, antenna lurus ke depan. Sesuai dengan pernyataan Sudarmo 1994 ngengat jantan kelihatan lebih kecil dibanding
dengan betina, demikian pula warnanya lebih cerah. Ngengat betina dapat menghasilkan telur sekitar 180
– 320 butir. Ngengat betina akan meletakkan telurnya secara mengelompok dalam satu daun ke daun
lainnya, sehingga satu ngengat dapat bertelur pada banyak tanaman kubis. Telur P. xylostella berwarna kuning pucat, berbentuk oval dan rata,
ukurannya seitar 0,44 – 0,26 mm. Telur P. xylostella disimpan sendiri atau
secara berkelompok kecil dari dua sampai delapan telur pada cekungan di permukaan dedaunan. Telur tersebut akan menetas setelah 3
– 4 hari. Ulat yang baru menetas berwarna hijau pucat sedang yang telah dewasa ulat
berwarna hijau lebih tua. Telur yang baru menetas akan masuk ke dalam jaringan daun dan memakannya sehingga hanya menyisakan bagian
epidermisnya saja yang terlihat bercak putih dan apabila diterawang akan nampak seperti lubang.
Gambar 3.4 Stadium Ulat Kubis Plutella xylostella L.: instar I a, instar II b, instar III c, instar IV d
b a
d c
Stadium ulat P. xylostella terdiri dari empat instar, yaitu instar I, instar II, instar III, dan instar IV. Ulat instar I memiliki ciri-ciri panjang 1
mm, lebar 0,5 mm, berwarna hijau kekuning-kuningan pucat, dan berumur selama 4 hari. Ulat instar II memiliki ciri-ciri panjang 2 mm, lebar 0,5 mm,
berwarna hijau kekuning-kuningan, dan berumur selama 2 hari. Ulat instar III memiliki ciri-ciri panjang 4
– 6 mm, lebar 0,75 mm, berwarna hijau, dan berumur selama 3 hari. Ulat instar IV memiliki ciri-ciri panjang 6
– 8 mm, lebar 1
– 1,5 mm, berwarna hijau lebih tua, dan berumur selama 3 hari.
Ciri khas dari ulat P. xylostella bila merasa ada bahaya akan menjatuhkan diri dengan mengeluarkan benang untuk menyelamatkan diri.
Ulat bersembunyi di balik daun, sambil makan. Biasanya yang dimakan hanya daging daun tetapi kulit ari bagian luar permukaan daun sebelah atas
tidak hingga daun kelihatan bercak-bercak putih. Apabila kulit ari yang terserang menjadi kering, maka akan sobek dan kelihatan berlubang-
lubang. Apabila serangan menghebat yang tertinggal hanyalah tulang- tulang daun, sehingga bentuk daun seperti wayang kulit.
Jadi, dalam satu siklus hidup ulat P. xylostella terdiri dari 4 tahap, yaitu ulat akan berubah menjadi pupa kepompong, kemudian pupa
kepompong tersebut berubah menjadi ngengat imago, ngengat dewasa akan bertelur, dan telur akan menetas menjadi ulat kembali. Sehingga satu
siklus hidup ulat P. xylostella berlangsung selama sekitar 36 hari. Ulat P. xylostella pada penelitian ini menggunakan ulat instar IV yang memiliki
ukuran panjang 6 – 8 mm, lebar 1 – 1,5 mm, berwarna hijau lebih tua, dan
berumur selama 3 hari.
4. Cara Pengambilan Sampel Penelitian