Properti minyak atsiri berhubungan dengan senyawa yang dikandungnya terutama dari golongan terpen, alkohol, aldehid, dan
fenol seperti karvakrol, eugenol, timol, sinamaldehid, asam sinamat, dan perilaldehid Burt, 2007. Selain itu, Rodriguez Levin 1975
dalam Sukandar dkk., 2007:1 mengemukakan bahwa minyak atsiri memiliki pengaruh sebagai penarik, atau sebagai insektisida pada
serangga. Menurut Sudaryani dan Sugiharti 1998 pada tanaman, minyak
atsiri mempunyai tiga fungsi, yaitu: 1 membantu proses penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, 2 mencegah
kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan, dan 3 sebagai cadangan makanan bagi tanaman.
Menurut Hartati 2012 minyak atsiri juga mempunyai peluang untuk dikembangkan menjadi produk-produk derivat lainnya seperti
pestisida. Pengembangan produk-produk derivat dari minyak atsiri diharapkan dapat mengurangi atau menggantikan produk-produk yang
berasal dari bahan kimia sintetik.
7. Potensi Tanaman Ageratum conyzoides L. sebagai Insektisida Nabati
Seperti halnya tanaman beracun lainnya, babadotan juga memiliki kemampuan sebagai insektisida nabati racun serangga, karena dalam
daun dan bunga babadotan terkandung senyawa penting atau senyawa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
metabolit yang bersifat sebagai insektisida seperti alkaloid, flavonoid, kumarin, saponin, polifenol, dan minyak atsiri Kardinan, 2004.
Menurut Agromedia 2008 herba bandotan mengandung asam amino,
organacid, pectic
substance, minyak
atsiri, kumarin,
ageratochromene, friedelin, β-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan
pottasium kloida. Menurut Badan POM RI 2008 daun dan bunga Ageratum
conyzoides mengandung saponin, flavonoid, terpen dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri.
Samsudin 2008 menyatakan bahwa babadotan Ageratum conyzoides L. memiliki senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai
insektisida dan nematisida. Kandungan senyawa bioaktif di antaranya saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri yang mampu mencegah
hama mendekati tanaman penolak dan menghambat pertumbuhan larva menjadi pupa.
Menurut Marfu ’ah 2005 dalam Damayanti 2006 daun babadotan
dapat berfungsi sebagai repellent zat penolak pada serangga karena memiliki aroma menyengat dan kandungan minyak atsiri yang berguna
untuk menggempur hama. Selain itu, daun babadotan juga mengandung zat antifeedant yang disebabkan oleh adanya kandungan minyak atsiri
sehingga nafsu makan serangga berkurang. Saponin yang ada pada daun babadotan juga tidak disukai oleh serangga karena rasanya yang pahit.
Ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. juga menghasilkan beberapa minyak yang berpotensi sebagai insektisida. Komposisi yang
terkandung dalam minyak-minyak tersebut adalah prococene I dan prococene II, beta-caryophyllene, gamma-bisabolene, 3,3-dimethyl-5-
tertbutilindone dan fenil asetat. Selain itu juga diidentifikasi adanya senyawa 2-
2’-methylethyl-5,6-dimethoxybenzofuran dan asam 6-methyl- 12-heptadecenoic Amelot et all., 2003.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat racun dari insektisida khususnya dari daun Ageratum conyzoides L. adalah toksisitas dari
senyawa insektisida, dosis insektisida khususnya konsentrasi, lama terkena insektisida dan cara pestisida masuk dalam tubuh serangga Prijono dalam
Latif, 2001. Sistem kerja zat aktif pestisida nabati masuk melalui oral maupun kulit hama. Racunnya akan menyerang sistem saraf maupun
pencernaan sehingga dapat melumpuhkan dan mematikan hama Marfu’ah, 2005.
D. Lethal Concentration LC