20 hal yang masuk akal, mengklasifikasikan dan mengumpulkan hal-hal yang
disukai, suka menyusun, mampu berkonsentrasi dengan baik, bisa membaca dengan konsentrasi lebih lama, sudah mampu menyelesaikan
masalah dengan baik, serta bangga dengan perolehan hasil akademiknya. Ciri kognitif anak usia 11 tahun: suka tugas baru dan
berpengalaman untuk memperbaiki atau merefleksikan tugas, dapat berpikir abstrak, mahir memberikan alasan, dapat membangun dan
memodifikasi aturan, memusatkan perhatian pada pengembangan, memandang dunia dari berbagai segi serta suka berargumentasi.
Ciri kognitif anak usia 12 tahun: kemampuan memahami hal yang abstrak meningkat, muncul kemampuan pada keterampilan atau area
tertentu, melihat dua sisi dari sebuah argument, tertarik hal baru seperti politik dan keadilan sosial, serta meneliti dan mempelajari keterampilan
sebelumnya dengan meningkatkan disiplin dan pengorganisasian.
d. Tahapan Perkembangan Emosi
Rita Izzaty 2013:110 berpendapat bahwa, tahapan perkembangan emosi anak terdiri dari dua tahapan, yaitu: perkembangan emosi masa
kanak-kanak akhir usia 6-10 tahun dan perkembangan emosi masa remaja awal usia 11-13 tahun.
Tahapan perkembangan emosi masa kanak-kanak akhir usia 6-10 tahun, kuatnya emosi anak akan merugikan penyesuaian sosial anak.
Seorang anak dengan kondisi keluarga yang kurang atau tidak bahagia
21 memungkinkan terjadinya tekanan perasaan atau emosi.Emosi yang nyata,
misalnya mudah takut, cemburu, irihati, dan pemarah, yang sering disebut dengan emosi yang tidak menyenangkan atau unpleasantemotion yang
merugikan perkembangan emosi anak pada tahapan emosi selanjutnya. Sebaliknya, emosi yang menyenangkan atau pleasant emotion
seperti kasih sayang, kebahagiaan, rasa ingin tahu, suka cita, dan kegembiraan tidak saja membantu perkembangan emosi anak pada
tahapan perkembangan emosi selanjutnya, tetapi juga sesuatu yang penting dan dibutuhkan oleh perkembangan emosi anak.
Ciri-ciri emosi masa kanak-kanak akhir: emosi anak berlangsung relatif lebih singkat hanya beberapa menit dan tiba-tiba, emosi anak kuat
dan hebat, emosi anak mudah berubah, emosi anak akan nampak berulang- ulang, respon emosi anak berbeda-beda, emosi anak dapat diketahui dan
dideteksi gejala tingkah lakunya, emosi anak mengalami perubahannya dan kekuatannya, perubahan-perubahan dalam ungkapan-ungkapan
emosional. Pola emosi pada kanak-kanak akhir pada masa ini anak cenderung
memiliki emosi berupa amarah, takut, cemburu, iri hati, sedih, gembira, dan kasih sayang. Faktor-faktor penyebab meningginya emosi antara lain:
keadaan fisik, saat ia sakit atau lelah ia cenderung lebih rewel, serta keadaan lingkungandan sosial anak yang bentuknya beragam.
Rosenbaum dan Lewis dalam Rita Izzaty2013:111menyatakan bahwa, faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak pada masa
22 remaja awal usia 11-13 tahun yaitu perubahan hormon yang signifikan.
Pengalaman lingkungan anak akan memberikan kontribusi lebih pada perkembangan emosi remaja daripada perubahan hormonal. Pengalaman
lingkungan ini misalnya, pergaulan anak, masalah-masalah baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat, serta faktor sosial lainnya.
Rita Izzaty 2013:110 berpendapat bahwa, ada enam reaksi yang ditunjukkan remaja terhadap frustasi, yaitu: agresi, pengalihan emosi,
regresi, withdrawl, kompensasi, dan frustasi pendorong. Pada masa ini anak sudah mulai mengenal adanya emosi cinta. Tahapan-tahapan
perkembangan emosi cinta remaja: 1
Crush: awal masa remaja anak mulai memuja orang lain yang lebih tua dari jenis seks yang sama, cinta tersebut hanya bersifat mengagumi atau
memuja. 2
Hero worshipping: sama dengan crush, cinta ini bersifat pemujaan yang ditunjukan pada orang lain yang lebih tua namun dari jenis kelamin yang
berbeda. 3
Boy crazy and girl crazy: cinta ini ditujukan pada teman sebaya, tidak hanya satu orang tetapi pada semua remaja dan lawan jenisnya.
4 Puppy love cinta monyet: cinta remaja pada satu orang saja, tetapi
sifatnya masih berpindah-pindah.
23
e. Tahapan Perkembangan Bahasa