UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK SISWA KELAS IV A SDN SINDUADI 1 SLEMAN.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK SISWA KELASIV A SDN SIDUADI I SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memenuhi Gelar sarjana Pendidikan

Oleh Putri Muliastuti NIM 121082498511

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

“Anda adalah insinyur dan arsitek otak fisik anda sendiri dan semesta pikiran yang ada di dalamnya”

(Tony Buzan)

“ Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua” (Aristoteles)


(6)

PESEMBAHAN

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa 2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta


(7)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK SISWA KELAS IV A SDN SINDUADI 1 SLEMAN

Oleh Putri Muliastuti NIM 12108241185

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1) meningkatkan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman dengan menggunakan metode Mind Mapping, 2) meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman dengan menggunakan metode Mind Mapping.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subjek penelitian adalah 34 siswa kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman yang terdiri dari 13 siswi perempuan dan 21 siswa laki-laki. Desain penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart yang meliputi: 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah) di kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman. Hal tersebut ditandai dengan keaktivan dan antusiasme siswa saat mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Meningkatnya prestasi belajar siswa terlihat dari siklus I pertemuan I dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa (17,65%) dengan rata-rata nilai 66,61, dan siklus I pertemuan II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 13 siswa (38,24%) dengan rata-rata nilai 72,50, dan meningkat pada siklus II pertemuan I dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (58,82%) dengan rata-rata nilai 77,35 dan pada siklus II pertemuan II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 32 siswa (94,12%) dengan rata-rata nilai 92,05.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Mind Mapping Pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk Siswa Kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari doa, bantuan, perhatian, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu sebagai berikut:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan rahmat taufik dan hidayah-Nya pada peneliti.

2. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Safitri Yosita Ratri, M.Pd. M. Ed selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi. 6. Ibu Dra. Yosephine Nurasih. selaku Penasehat Akademik yang telah

memberikan dukungan dan nasehat selama ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan bekal.

8. Bapak M. Thoharudin, S. Ag. selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Sinduadi 1 Sleman yang telah memberikan izin penelitian skripsi ini.

9. Ibu Poniyah, S. Pd. SD.selaku Wali Kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman yang telah membantu dan bekerja sama dengan peneliti dalam pelaksanaan penelitian.


(9)

(10)

DAFTAR ISI

hal JUDUL ... .

PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... .1

B.Identifikasih Masalah ... .4

C.Batasan Masalah ... .4

D.Rumusan Masalah ... .4

E. Tujuan Penelitan ... .4

F. Manfaat Penelitian ... .5

1.Manfaat Teoritis ... .5

2. Manfaat Praktis ... .5

BAB II KAJIAN TEORI A.Prestasi Belajar ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6


(11)

B. Mind Mapping ... 10

1. Konsep Mind Mapping ... 10

2. Manfaat Mind Mapping ... 12

3. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping ... 13

C. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar ... 14

D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 16

1. Pengertian Anak Usia Sekolah Dasar ... 16

2. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Dasar ... 16

3. Tahapan Perkembangan Anak ... 17

a. Tahapan Perkembangan Moral ... 17

b. Tahapan Perkembangan Fisik (6-12 tahun) ... 18

c. Tahapan Perkembangan Kognitif ... 19

d. Tahapan Perkembangan Emosi ... 20

e. Tahapan Perkembangan Bahasa ... 23

E. Kerangka Pikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan Penelitian ... 25

B.Subjek Penelitian ... 26

C.Setting Penelitian ... 26

D.Desain Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Observasi ... 30

2. Tes ... 30

3. Dokumentasi ... 31

F. Instrumen Penelitian ... 32

1. Lembar Observasi ... 32

2. Lembar Tes ... 32

G.Teknik Analisis Data ... 34

1. Data Kuantitatif ... 34


(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 36

1. Lokasi Tempat Penelitian ... 36

2. Kondisi Awal Pra Siklus ... 37

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 38

a. Perencanaan ... 39

b. Tindakan ... 39

1) Pertemuan I ... 39

2) Pertemuan II ... 41

c. Observasi ... 45

1) Kegiatan Guru ... 45

2) Kegiatan Siswa ... 46

d. Refleksi ... 47

4. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 48

a. Perencanaan ... 48

b. Tindakan ... 49

1) Pertemuan I ... 49

2) Pertemuan II ... 51

c. Observasi ... 55

1) Kegiatan Guru ... 55

2) Kegiatan Siswa ... 56

d. Refleksi ... 57

B.Pembahasan ... 58

C.Keterbatasan Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 64

B.Saran ... 65


(13)

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran IPS

Sejarah ... 32

Tabel 2. Kisi-kisi soal tes ... 33

Tabel 3. Sarana dan prasarana SDN Sinduadi 1 Sleman ... 36

Tabel 4. Data awal sebelum tindakan ... 38

Tabel 5. Prestasi siswa pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II ... 44

Tabel 6. Tindakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti dan guru ... 48


(14)

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Penelitian tindakan model spiral Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi

Arikunto, 2006:93) ... 27 Gambar 2. Diagram peningkatan jumlah siswa yang telah mencapai KKM pada

siklus I ... 45 Gambar 3. Diagram peningkatan jumlah siswa yang telah mencapai KKM pada


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 69

Lampiran 2. Penilaian Siklus I dan II ... 134

Lampiran 3. Lembar Observasi Guru dan Siswa ... 139

Lampiran 4. Dokumentasi ... 144

Lampiran 5. Media ... 171


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia merupakan tahapan belajar yang harus dilalui oleh anak. Pendidikan dasar berguna bagi anak untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan di sekolahdasar memberikan pembelajaran pada anak melalui berbagai macam konsep dan materi yang disesuaikan dengan perkembangan anak.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sendiri diajarkan pada siswa Sekolah Dasar, terintegrasi dengan mata pelajaran lain (kurikulum 2013) atau berdiri sendiri (kurikulum KTSP). Subakti (2010:3) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih banyak guru menggunakan paradigma konvensional, yaitu

paradigma “guru menjelaskan murid mendengarkan”. Metode

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial semacam ini telah menjadikan pelajaran IPS membosankan.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar memiliki banyak manfaat, yaitu: menanamkan nilai cinta tanah air melalui materi Wawasan Nusantara dan Perjuangan Pergerakan Kemerdekaan Indonesia di Era Penjajahan. Anak juga diajarkan untuk menanamkan kepedulian sosial siswa kepada orang lain melalui materi Ilmu Pengetahuan Sosial. Anak juga dibiasakan untuk memiliki sikap peduli dengan orang lain dan lingkungan disekitar siswa. Guru juga mengajarkan siswa untuk


(17)

menghargai lingkungan serta kekayaan alam yang ada di sekitar tempat tinggal siswa. Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki peranan pada siswa dalam mengenalkan pada siswa tentang lingkungan sekitar, negara Indonesia, serta kenampakan alam yang ada di lingkungan sekitar siswa. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial juga memiliki peranan dalam menanamkan rasa patriotisme siswa melalui materi IPS pada Masa Kerajaan Hindu-Buddha hingga Kemerdekaan Indonesia.

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya itu, Ilmu Pengetahuan Sosial juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, salah satunya mengenai: keberhasilan dan kegagalan pemimpin kita, sistem, bentuk-bentuk pemerintahan Masa Kerajaan Hindu-Buddha, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik, pengaruh dari filsasat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang bermacam-macam sepanjang zaman.

Berdasarkan observasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SDN Sinduadi 1 Sleman cenderung membosankan bagi siswa. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa bosan dan mengantuk, dan enggan mengikuti pembelajaran sejarah. Banyaknya


(18)

materi yang disampaikan oleh guru. Akibatnya lebih dari setengah siswa di kelas IV A nilai IPSnya berada di bawah KKM (KKM : 75 ). Meski begitu banyak orang tua siswa yang lebih mementingkan nilai eksak yang bagus, dan cenderung tidak mempermasalahkan nilai Ilmu Pengetahuan Sosial anak mereka yang dibawah KKM.

Untuk mengatasi masalah menurunnya prestasi belajar siswa di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial peneliti menggunakan metode pembelajaran mind mapping. Manfaat mind mapping bagi siswa adalah mempermudah siswa dalam menggingat materi karena mind mapping bekerja dengan cara kerja alami otak siswa. Mind mapping juga melibatkan secara aktif kedua belahan otak saat belajar dan mengingat materi pelajaran.

Peneliti menggunakan mind mapping dalam bentuk “Pohon Waktu”, yang berupa Mind Map berbentuk seperti cabang-cabang pohon yang berisi ringkasan keseluruhan materi ajar anak. Metode ini digunakan agar anak lebih mudah mengingat peristiwa penting dan tahun terjadinya peristiwa tersebut dengan benar.

Dengan adanya mind mapping ini siswa mampu belajar dan memahami materi dengan maksimal dan siswa dapat belajar dengan materi yang menyenangkan. Dengan adanya metode mind mapping siswa tidak lagi bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosialdi Sekolah Dasar.


(19)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Siswa mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi saat pembelajaran IPS berlangsung.

2. Siswa kesulitan mengingat materi yang disampaikan oleh guru terutama topik yang berkaitan dengan Sejarah.

3. Siswa mengalami penurunan minat belajar pada mata pelajaran IPS. 4. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS rendah.

C. Batasan Masalah

Dari masalah yang teridentifikasi di atas tidak diteliti semuanya, agar terfokus dan mendalam penelitian dibahas padarendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa yang rendah denganmenggunakan metode mind mapping dalam mata pelajaran IPS kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penggunaan metode mind mapping pohon waktu di kelas IV A di SDN Sinduadi 1 Sleman.


(20)

F. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis:

Adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan terhadap IPS dalam mengembangkan ilmu di bidang tersebut. b. Manfaat Praktis:

a. Bagi mahasiswa

Untuk mengetahui manfaat dari metode Mind Mapping khususnya “pohon waktu” yang akan digunakan.

b. Bagi kepala sekolah

Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam pengembangan metode ajar dan sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan kemampuan siswa, sebagai acuan untuk melakukan kegiatan sejenis.

c. Bagi guru

Adanya penelitian ini diharapkan agar guru mampu memberikan materi dengan metode yang menarik dan tidak membosankan bagi siswa.

d. Bagi siswa

Adanya penelitian ini diharapkan siswa akan lebih tertarik dan mengubah pandangan siswa terhadap pelajaran IPS yang dianggap membosankan


(21)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut Cronbach dalam Sardiman A. M (2005:20) adalah “learning is shown by a changein behavior as a result of experience.” (Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Pengertian belajar menurut Harold Spears dalam Sardiman A. M (2005:20) adalah “learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction.” (Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mengikuti petunjuk atau arahan. Pengertian belajar menurut Geoch dalam Sardiman A. M (2005:20) adalah “learning is a change in performance as a result of practice.”(belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek)

Selaras dengan pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia. Perubahan itu ditampakkan dalam bentukpeningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, misalnya: peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, dan daya pikir. Peningkatan kuantitas dan kualitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan


(22)

kuantitas kemampuan, maka sebenarnya orang tersebut belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada di dalam diri siswa, misalnya: kesehatan, keterampilan, kemampuan dan lain sebagainya. Kondisi eksternal merupakan kondisi yang ada di luar diri siswa, misalnya ruang belajar yang bersih serta sarana dan prasarana belajar yang memadai.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne dalam Sardiman A. M (2005:20) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil konkret yang dapat dicapai pada saat atau dalam periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.


(23)

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha belajar.

Arif Gunarso (1993:77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Maka prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik yang telah dihitung atau diukur dengan menggunakan instrument tes atau instrumen yang relevan.

Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan instrument tes yang relevan.

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Saifudin Anwar (2005:8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes pada hakekatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk


(24)

mengungkap performa subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan Ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran, yang dalam proses pembelajaran tersebut siswa mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

Asmara (2009: 11) menyatakan bahwa, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam penguasaan, pengetahuan, dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa.

Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman dan prestasi belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim atau sedikit pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkan dalam pengetahuan, sikap, dan keahlian.


(25)

B.Mind Mapping

1. Konsep Mind Mapping

Mind mapping menurut Buzan dalam DePorter (2010:225) merupakan cara untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambilnya kembali keluar otak. Bentuk mind mapping seperti peta, sebuah jalan di kota yang punya banyak cabang. Seperti halnya peta jalan, kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok permasalahan dalam suatu area yang sangat luas. Dengan peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.

Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan oleh otak untuk mengingat lebih mudah, membuat kita bisa menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa, sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga lebih efektif dari teknik mencatat biasa.

Konsep mind mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada lima sampai sepuluh ide yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind mapping efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki yang membuat assosiasi diantara ide tersebut. Mind mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk


(26)

diagramnya yang seperti diagram pohon dan cabang memudahkan untuk mereferensikan suatu informasi kepada informasi lain.

De Porter dan Hernacki (2013: 152) mengungkapkan bahwa peta pikiran menggunakan pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Peta pikiran ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah.

Hernarcki (2013:227) berpendapat bahwa mind mapping adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta pikiran, sistem bekerja otak diatur secara alami. Otomatis kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berpikir manusia. Peta pikiran membuat otak manusia tereksplor dengan baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti kita ketahui, otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Dalam peta pikiran, kedua otak diaktifkan sesuai dengan porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya.

Windura (2008:16) Mind mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak kiri dengan otak kanan.Metode mind mapping ini membantu siswa agar dapat meningkatkan daya ingatnya hingga 78%.

DePorter dan Hernacki (2013:227) mengungkapkan bahwa peta pikiran menggunakan pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari


(27)

ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta pikiran ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Sejalan dengan hal tersebut, Wycoff dalam DePorter (2013:225) berpendapat bahwa pemetaan pikiran atau peta pikiran adalah alat pembuka pikiran yang ajaib.

Buzan (2007:5) berpendapat bahwa mind mapping adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta pikiran, sistem bekerja di otak diatur secara alami. Otomatis kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berfikir manusia. Peta pikiran membuat otak manusia tereksplor dengan baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Otak manusia terdiri dari otak kiri dan otak kanan. Dalam peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar dan cabang-cabang melengkung akan merangsang ingatan secara visual, sehingga informasi dari mind mapping mudah untuk diingat.

2. Manfaat mind mapping

Nancy (2008:15) mengatakan bahwa mind mapping membantu siswa dalam menggali gagasan, mengorganisasikan, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan mereka. Mind mapping memudahkan siswa dalam melihat koneksi, pola, dan hubungan suatu kumpulan informasi.


(28)

Mind mapping membantu siswa dalam mengembangkan kosakata dan menonjolkan gagasan penting dari suatu topik. Mind mapping meningkatkan interaksi sosial anak dan memudahkan anak bekerja dalam kelompok besar maupun kelompok kecil. Mind map memudahkan siswa dalam mengingat, mengkaji ulang, mempertahankan dan memanggil kembali memori atau ingatan anak terkait suatu materi

3. Langkah-langkah membuat mind mapping

Buzan (2006: 15) mengatakan ada tujuh langkah dalam membuat mind mapping, yaitu:

a. Mulailah dari bagian tengah kertas yang kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, karena memulai dari tengah memberikan kebebasan pada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda, karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membantu kita tetap terfokus, dan membantu kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita.

c. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar, warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan.


(29)

d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke cabang tingkat satu dan seterusnya, karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengkaitkan beberapa hal sekaligus. Hal tersebut memudahkan otak untuk lebih mengingat informasi.

e. Buatlah garis hubung untuk menghubungkan setiap butir-butir informasi yang saling terkait.

f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena satu kata kunci memberikan lebih banyak data dan fleksibilitas terhadap mind map. g. Gunakan gambar, karena setiap gambar sentral setiap gambar dalam

mind map memiliki makna penting.

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran di Sekolah Dasar. Bunyamin (1991: 1) mengatakan bahwa, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Ilmu-ilmu sosial (khususnya ilmu sejarah, geografi, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial) sangat berperan dalam mendukung mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan memberikan sumbangan berupa


(30)

konsep-konsep ilmu yang diubah menjadi “pengetahuan” yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus dipelajari oleh siswa.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada siswa sejak di tingkat Sekolah Dasar. Ilmu pengetahuan Sosial mempelajari konsep-konsep esensi ilmu sosial yang membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, serta siswa diarahkan untuk mempelajari dan menelaah gejala serta masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar siswa. Hal tersebut selaras dengan pendapat Wahab (2008: 19) yang mengemukakan bahwa IPS bukan bertujuan untuk memenuhi ingatan pengetahuan peserta didik dengan berbagai fakta dan materi yang harus dihafal, melainkan untuk membina mental peserta didik yang sadar akan tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial di masyarakat. Hal tersebut selaras dengan pendapat Sardjiyo (2009: 26) yang menyatakan bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau berbagai aspek kehidupan.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar saat ini terintegrasi dengan mata pelajaran lain (kurikulum 2013). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar terdiri dari Ilmu Sejarah dan geografi. Materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar


(31)

disesuaikan dengan kelayakan usia siswa dalam menerima materi pembelajaran. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang tejadi di masyarakat.

D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar 1. Pengertian Anak Usia Sekolah Dasar

Masa kanak-kanak akhir sering kali disebut dengan masa usia sekolah atau masa Sekolah Dasar. Masa ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja anak berkisar antara 11-13 tahun (remaja awal)

2. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Dasar

Rita Izzaty (2013:103) berpendapat bahwa, anak kelas rendah usia 6-11 tahun, yaitu: anak memiliki hubungan kuat antara keadaan jasmani dengan prestasi anak di sekolah, anak lebih suka memuji diri sendiri, bila anak tidak bisa menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan maka tugas dan pekerjaan tersebut akan dianggap tidak penting oleh anak. Anak di usia kelas rendah lebih suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal tersebut dapat menguntungkan dirinya.

Rita Izzaty (2013:103) menyatakan bahwa, anak kelas tinggi usia 12-14 tahun memiliki ciri-ciri sebagai berikut: anak memiliki rasa ingin tahu, belajar dan realistis. Perhatian anak tertuju pada kehidupan praktis


(32)

sehari-hari. Timbul minat anak terhadap pelajaran-pelajaran khusus.Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar anak di sekolah. Anak-anak diusia ini suka membentuk kelompok sebaya atau peer group untuk bermain bersama dan mereka membuat sendiri peraturan dalam kelompoknya. Anak mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga sosial.

3. Tahapan Perkembangan Anak a. Tahapan Perkembangan Moral

Piaget dalam Rita Izzaty (2013:109) mengatakan bahwa, anak antara usia 5-12 tahun, konsep anak tentang keadilan sudah mulai berkembang dan berubah. Perilaku moral banyak dipengaruhi pola asuh orang tua dan perilaku moral orang sekitar.

Koherlberg dalam Rita Izzaty (2013:109) mengatakan bahwa, tahapan moral anak terdiri atas tiga tahapan, yaitu pra konvensional (mengikuti aturan moral dengan penilaian baik buruk yang ditetapkan oleh orang sekitarnya), konvensional (mengikuti peraturan atau moral yang berlaku untuk menggambil hati orang lain di sekitar anak), dan pasca konvensional (berlangsung saat si anak mulai mengikuti moral sesuai dengan kata hati mereka). Dalam hal ini perkembangan moral termasuk nilai-nilai agama merupakan hal penting dalam membentuk sikap dan kepribadian anak.


(33)

b. Tahapan Perkembangan Fisik (usia 6-12 tahun)

Rita Izzaty (2013:103) berpendapat bahwa, perkembangan fisik anak pada usia 6-12 tahun sangat dipengaruhi oleh kesehatan gizi, imunisasi, kematangan emosi, dan kematangan seks pada anak. Kenaikan tinggi badan anak di usia 6-12 tahun adalah 2-3 inch. Rata-rata anak perempuan di usia 6-12 tahun memiliki tinggi badan 58 inch dan anak laki-laki 6-12 tahun memiliki rata-rata tinggi badan 57,5 inch.

Kenaikan berat badan anak pada usia ini lebih bervariasi dari pada kenaikan tinggi badan, berkisar antara 3-5 pon per tahun. Rata-rata anak perempuan 11 tahun memiliki berat badan 88,5 dan untuk laki-laki 85,5 pon.

Perbandingan tubuh anak dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan rata, bibir berisi, hidung menjadi lebih besar dan berbentuk, leher menjadi lebih panjang dan dada melebar. Cirianak Sekolah Dasar di usia ini masih kurang memperhatikan penampilan mereka. Kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-temannya tanpa memperdulikan pantas atau tidaknya akan menambah kesederhanaan dalam berpenampilan.

Selama masa anak-anak akhir (10-11 tahun) jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang perkembangannya melejit pada awal pubertas.Pada permulaan pubertas seorang anak sudah mempunyai 22 gigi tetap dan keempat gigi terakhir yang disebut gigi kebijaksanaan muncul selama masa remaja.


(34)

c. Tahapan Perkembangan Kognitif

Jean Piagetdalam Rita Izzaty (2013:104) mengatakan bahwa, anak Sekolah Dasar memasuki tahap oprasional konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang konkret, belum bersifat abstrak. Pada masa ini anak sudah dapat memecahkan masalah.

Ciri kognitif anak usia 7 tahun: suka mengulang pelajaran, butuh akhir tugas yang jelas (dilengkapi tugas), suka bekerja secara bertahap, suka bekerja sendiri, suka dibacakan, suka menghapus agar tulisannya terlihat sempurna, dan ingin menemukan bagaimana suatu benda dapat bekerja (rasa ingin tahu).

Ciri kognitif anak usia 8 tahun: suka kegiatan berkelompok, suka menghasilkan sesuatu, sering bekerja dengan keras dan kuat, mulai mahir dalam keterampilan dasar, mulai merasakan kemampuan dan keterampilan yang ia miliki, serta bertambahnya kemampuan anak dalam melakukan operasi kongkret.

Ciri-ciri kognitif anak usia 9 tahun: senang menghasilkan sesuatu dan mengkoreksi diri sendiri, mulai mengenal dunia luas, mulai sedikit berimajinasi, rasa ingin tahu secara intelektual, mampu beradaptasi dengan lingkungan, serta bermasalah dengan kondisi abstrak (angka-angka, periode waktu, dan ruang).

Ciri kognitif anak usia 10 tahun: daya ingat cukup produktif, kemampuan akan hal abstrak meningkat, menyukai aturan-aturan dan


(35)

hal-hal yang masuk akal, mengklasifikasikan dan mengumpulkan hal-hal-hal-hal yang disukai, suka menyusun, mampu berkonsentrasi dengan baik, bisa membaca dengan konsentrasi lebih lama, sudah mampu menyelesaikan masalah dengan baik, serta bangga dengan perolehan hasil akademiknya.

Ciri kognitif anak usia 11 tahun: suka tugas baru dan berpengalaman untuk memperbaiki atau merefleksikan tugas, dapat berpikir abstrak, mahir memberikan alasan, dapat membangun dan memodifikasi aturan, memusatkan perhatian pada pengembangan, memandang dunia dari berbagai segi serta suka berargumentasi.

Ciri kognitif anak usia 12 tahun: kemampuan memahami hal yang abstrak meningkat, muncul kemampuan pada keterampilan atau area tertentu, melihat dua sisi dari sebuah argument, tertarik hal baru seperti politik dan keadilan sosial, serta meneliti dan mempelajari keterampilan sebelumnya dengan meningkatkan disiplin dan pengorganisasian.

d. Tahapan Perkembangan Emosi

Rita Izzaty (2013:110) berpendapat bahwa, tahapan perkembangan emosi anak terdiri dari dua tahapan, yaitu: perkembangan emosi masa kanak-kanak akhir (usia 6-10 tahun) dan perkembangan emosi masa remaja awal (usia 11-13 tahun).

Tahapan perkembangan emosi masa kanak-kanak akhir (usia 6-10 tahun), kuatnya emosi anak akan merugikan penyesuaian sosial anak. Seorang anak dengan kondisi keluarga yang kurang atau tidak bahagia


(36)

memungkinkan terjadinya tekanan perasaan atau emosi.Emosi yang nyata, misalnya mudah takut, cemburu, irihati, dan pemarah, yang sering disebut dengan emosi yang tidak menyenangkan atau unpleasantemotion yang merugikan perkembangan emosi anak pada tahapan emosi selanjutnya.

Sebaliknya, emosi yang menyenangkan atau pleasant emotion seperti kasih sayang, kebahagiaan, rasa ingin tahu, suka cita, dan kegembiraan tidak saja membantu perkembangan emosi anak pada tahapan perkembangan emosi selanjutnya, tetapi juga sesuatu yang penting dan dibutuhkan oleh perkembangan emosi anak.

Ciri-ciri emosi masa kanak-kanak akhir: emosi anak berlangsung relatif lebih singkat hanya beberapa menit dan tiba-tiba, emosi anak kuat dan hebat, emosi anak mudah berubah, emosi anak akan nampak berulang-ulang, respon emosi anak berbeda-beda, emosi anak dapat diketahui dan dideteksi gejala tingkah lakunya, emosi anak mengalami perubahannya dan kekuatannya, perubahan-perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional.

Pola emosi pada kanak-kanak akhir pada masa ini anak cenderung memiliki emosi berupa amarah, takut, cemburu, iri hati, sedih, gembira, dan kasih sayang. Faktor-faktor penyebab meningginya emosi antara lain: keadaan fisik, saat ia sakit atau lelah ia cenderung lebih rewel, serta keadaan lingkungandan sosial anak yang bentuknya beragam.

Rosenbaum dan Lewis dalam Rita Izzaty(2013:111)menyatakan bahwa, faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak pada masa


(37)

remaja awal (usia 11-13 tahun) yaitu perubahan hormon yang signifikan. Pengalaman lingkungan anak akan memberikan kontribusi lebih pada perkembangan emosi remaja daripada perubahan hormonal. Pengalaman lingkungan ini misalnya, pergaulan anak, masalah-masalah baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat, serta faktor sosial lainnya.

Rita Izzaty (2013:110) berpendapat bahwa, ada enam reaksi yang ditunjukkan remaja terhadap frustasi, yaitu: agresi, pengalihan emosi, regresi, withdrawl, kompensasi, dan frustasi pendorong. Pada masa ini anak sudah mulai mengenal adanya emosi cinta. Tahapan-tahapan perkembangan emosi cinta remaja:

1) Crush: awal masa remaja anak mulai memuja orang lain yang lebih tua dari jenis seks yang sama, cinta tersebut hanya bersifat mengagumi atau memuja.

2) Hero worshipping: sama dengan crush, cinta ini bersifat pemujaan yang ditunjukan pada orang lain yang lebih tua namun dari jenis kelamin yang berbeda.

3) Boy crazy and girl crazy: cinta ini ditujukan pada teman sebaya, tidak hanya satu orang tetapi pada semua remaja dan lawan jenisnya.

4) Puppy love (cinta monyet): cinta remaja pada satu orang saja, tetapi sifatnya masih berpindah-pindah.


(38)

e. Tahapan Perkembangan Bahasa

Dalam tahapan ini anak mulai memahami bahwa berbicara merupakansalah satu bentuk berkomunikasi yang menjadi sarana penting untuk memperoleh tempat didalam kelompok. Kemampuan anak dalam memperbaiki kemampuannya berbicara dapat berasal dari orang tua, media massa seperti televisi atau radio, serta guru-guru di sekolah.

E. Kerangka Pikir

MetodeMind Mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum.Caranya, menggabungkan kerja otak kiri dengan otak kanan.Metode mind mapping ini membantu siswa agar dapat meningkatkan daya ingatnya hingga 78%.Dalam hal ini peneliti menggunakan metode Mind Mapping “pohon waktu” yaitu Mind Mapping yang berbentuk seperti cabang cabang pohon dengan berbagai informasi inti di setiap cabangnya terkait tema atau materi yang dibahas.

Metode ini tepat digunakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah) di Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar memiliki materi ajar yang berisi tahun-tahun dan peristiwa-peristiwa sejarah yang kompleks dan membutuhkan banyak hafalan.

Metode Mind Mapping sendiri bertujuan agar siswa lebih mudah memahami dan mengingat tahun-tahun serta peristiwa-peristiwa


(39)

bersejarah yang ada dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar, khususnya bagi siswa kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas atau yang biasa disebut PTK.Penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu upaya peneliti bersama kolaborator dalam berbagai kegiatan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Kemmis dan McTaggart dalam Kunandar (2008:42) menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi dimana praktik itu dilaksanakan.

Kunandar (2008:45) menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.

Rochiati (2006: 12) menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja


(41)

bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrument utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.

Suharsimi Arikunto (2008: 17) menyebutkan bahwa dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru kelas sedang yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya tindakan adalah peneliti.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian kolaborasi antara peneliti dan guru yang dilakukan berdasarkan suatu masalah di kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1 Sleman tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 13 siswi perempuan dan 21 siswa laki-laki.

C. Setting Penelitian

Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang direncanakan di kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1 Sleman tahun ajaran 2016/2017 pada bulan Agustus sampai September 2016. Berdasarkan pertimbangan masalah yang dihadapi di kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1 Sleman. Peneliti


(42)

menggunakan metode mind mapping “pohon waktu” pada mata pelajaran IPS Sejarah.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain Kemmis dan Mc Taggart, yaitu kajian yang bersifat reflektif. Kajian tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaiki kondisi-kondisi praktis pembelajaran sebelumnya. Desain Kemmis dan Mc Taggart dapat dilihat melalui gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1.

Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006:93)


(43)

Keterangan:

Siklus I dan II terdiri dari tiga langkah, yaitu: a. Perencanaan (planning)

b. Pelaksanaan (action) dan pengamatan (observation) c. Refleksi (reflecting)

Rancangan penelitian yang akan ditempuh dalam penelitian tindakan kelas secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan (planning)

1)Peneliti menemukan masalah yang ada dilapangan dengan melakukan observasi dan wawancara guru siswa di dalam kelas.

2)Peneliti dan guru merancang materi ajar dengan menggunakan metodemind mapping “pohon waktu” sebagai pedoman guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

3)Peneliti dan guru merancang langkah-langkah pembelajaran (menyusun RPP).

4)Peneliti dan guru mempersiapkan metode pembelajaran (mind mapping “pohon waktu”) yang akan digunakan peneliti dan guru pada saat pembelajaran di kelas.

5)Peneliti dan guru merancang instrumen sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dan penilaian terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode mind mapping “pohon waktu”.


(44)

b. Tahap pelaksanaan tindakan (action) dan pengamatan (observation)

Tahap kedua penelitian ini adalah implementasi dan observasi yang sudah dibuat.Kegiatan guru pada tahap ini yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah direncanakan dalam beberapa siklus dimana setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.

Sedangkan pada tahap observasi, pelaksanaan pengamatan oleh peneliti. Peneliti melakukan pengamatan ketika tindakan pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui kurangnya tindakan atau pelaksanaan di siklus pertama sebagai dasar untuk perbaikan di siklus selanjutnya.

c. Tahap refleksi (reflection)

Tahap terakhir dalam penelitian tindakan adalah refleksi, dikenal sebagai perenungan untuk mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan analisis dan evaluasi data yang didapatkan selama proses pelaksanaan. Jika belum sesuai dengan indikator dan hasil yang diinginkan, maka peneliti melanjutkan penelitian di siklus selanjutnya hingga mencapai hasil akhir yang sesuai dengan indikator tujuan yang ingin dicapai.


(45)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data-data guna menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan atau mengamati, untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan penelitian yang telah mencapai sasaran. Observasi pada penelitian ini dilaksanakan dua tahap yaitu observasi awal dan observasi pelaksanaan tindakan. Observasi awal dilaksanakan pada tahap studi pendahuluan untuk mengidentifikasi permasalahan sebelum dilaksanakannya tindakan. Observasi pelaksanaan tindakan bertujuan untuk merekam aktifitas guru dan siswa pada pembelajaran IPS Sejarah dengan menggunakan metode mind mapping “pohon waktu”. Observasi menggunakan lembar untuk mencatat setiap aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Tes

Tes merupakan sejumlah pernyataan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya (Hadari Nawawi & Martini Hardiri, 2006:139). Selain itu metode tes dapat digunakan untuk menilai dan mengukur prestasi belajar siswa berkenaan


(46)

dengan pemahaman bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Tes ini sebagai alat penilaian disusun berupa pertanyaan dalam bentuk pilihan berganda yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban siswa dalam bentuk tulisan atau tindakan.

Pengumpulan data yang dipakai untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa adalah tes soal dalam bentuk pilihan berganda. Peneliti menggunakan tes ini karena menganggap tes menjawab soal pilihan berganda dapat mengukur prestasi belajar siswa dalam memahami isi materi dalam mata pelajaran Sejarah menggunakan metode mind mapping “pohon waktu”.

3. Dokumentasi

Dilihat dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan dokumentasi peneliti mengumpulkan benda-benda tertulis seperti, buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010:201). Peneliti juga mengumpulkan data penelitian dari beberapa sumber data, antara lain: guru, siswa, kepala sekolah, daftar nilai, dan proses belajar mengajar yang berlangsung.


(47)

F. Instrument Penelitian 1. Lembar Observasi

Lembar observasi dilaksanakan pada proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metodemind mapping “pohon waktu” pada mata pelajaran Sejarah. Pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas sebagai pengamat terhadap perilaku dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti membuat dua lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Lembar observasi guru berisi tentang penggunaan metode mind mapping “pohon waktu”, sedangkan lembar obserasi siswa berisi tentang keaktifan siswa, yaitu penerimaan siswa terhadap materi pelajaran, penanggapan siswa terhadap materi pelajaran, dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran yang akan disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktifitas Guru dalam Proses Pembelajaran IPS Sejarah

No Aspek yang diamati Nomor Butir Jumlah Butir 1 Kegiatan Pra Pembelajaran 1, 2, 3, 4, 5 5 2 Kegiatan Inti Pembelajaran 6, 7, 8, 9, 10, 11 6 3 Kegiatan Akhir Pembelajaran 12, 13, 14, 15 4

2. Lembar Tes

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa diranah kognitif yang berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap materi belajar yang diberikan. Tes hasil belajar diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa yaitu tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar diberikan


(48)

pada akhir siklus yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa pada setiap siklus. Tes yang digunakan berjumlah 15 butir soal pilihan ganda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Sejarah pada siswa kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman dengan menggunakan metode mind mapping “pohon waktu”. Kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Tes Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Tingkatan C1 C2 C3 C4 1. memahami

sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi 1.5 menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota dan provinsi) dan menjaga kelestariannya. 1.5.1 mencatat peninggalan- peninggalan sejarah di lingkungan setempat 1.5.2 mengelompokan jenis-jenis dan ciri-ciri peninggalan bersejarah di

lingkungan setempat

1.5.3 menjelaskan cara menjaga kelestarian peninggalan bersejarah

1.5.4 menjelaskan manfaat menjaga kelestarian peninggalan bersejarah 6, 12 7, 9, 11, 14 1 13 2, 3, 4, 10 5, 8 15 16, 19 17, 18, 20


(49)

Keterangan :

C1 : Mengetahui C2 : Memahami C3 : Menerapkan C4 : Menganalisis

G. Teknik Analisis Data

Suharsimi Arikunto (2006: 131-132) mengatakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ada dua jenis pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu data kualitatif dan kuantitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif di sini diambil dari nilai hasil prestasi belajar siswa yang dapat di analisis statistik deskriptif.Misalnya mencari nilai rata-rata, presentasi keberhasilan belajar dan lain-lain.

a. Rumus untuk menghitung presentase belajar adalah sebagai berikut:

b. Rumus untuk menghitung nilai rata-rata sebagai berikut:

Keterangan:


(50)

∑X= Jumlah nilai seluruh siswa

∑N = Jumlah siswa

Perhitungan presentase dengan menggunakan rumus di atas harus sesuai dan memperhatikan kriteria ketuntasan minimal kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru. Data kualitatif berupa data hasil belajar, observasi keterampilan guru serta aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS Sejarah.Hasil data Kuantitatif dipaparkan dalam bentuk kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan penelitian.

H. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila sudah mencapai 75% dari 34 siswa kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 yang ditentukan oleh sekolah.


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Lokasi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman yang berlokasi di Jl. Magelang, Km. 06 Karanganyar No. 59A Sinduadi, Mlati, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun ajaran 2016-2017 yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 13 siswi perempuan dan 21 siswa laki-laki.

Adapun sarana dan prasarana SDN Sinduadi 1 Sleman, sebagai berikut:

Tabel 3: sarana dan prasarana SDN Sinduadi 1 Sleman

No. Fasilitas Sekolah Jumlah /

luas (m²)

Kondisi 1. Tanah

a. Tanah di tempati Unit 1 b. Tanah di tempati Unit 2 c. Tanah untuk kegiatan praktek d. Tanah untuk pengembangan

1800 m² 1000 m² 56 m² 220 m² Baik Baik Baik Baik 2. Ruangan

Ruang Akademik a. Ruang kelas

b. Laboratorium computer c. Ruang olah raga

d. Perpustakaan e. Ruang keterampilan

12 unit 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit Baik Baik Baik Baik Baik Ruang Non Akademik

a. Ruang kepala sekolah b. Ruang guru

c. Ruang komite sekolah d. Ruang tata usaha

1 unit 2 unit 1 unit 1 unit Baik Baik Baik Baik Ruang Pelengkap


(52)

c. Ruang pramuka dan PMI d. Ruang konseling

e. Ruang gudang f. Toilet g. UKS 1 unit 1 unit 2 unit 11 unit 1 unit Baik Baik Baik Baik Baik 3. Furniture

a. Furniture akademik (meja)

b. Furniture akademik (kursi)

c. Non Akademik d. Pelengkap 156 unit 294 unit - 5 153 baik rusak 53% 275 baik rusak 50% - 4. Alat Visual Audio (AVA)

a. Ava untuk sains b. Ava untuk ilmu sosial c. Ava untuk matematika d. Ava untuk keterampilan

e. Ava untuk yang lainnya ( TV dan tape recorder) 1 unit 1 unit 1 unit - 2 unit Baik Baik Baik - Baik 5. Buku-buku

a. Buku pengayaan b. Buku pelengkap c. Buku bacaan d. Buku referensi

2327 unit 195 unit 750 unit 6015 unit Baik Baik Baik Baik Sumber: SDN Sinduadi 1 Sleman

2. Kondisi Awal Pra Siklus

Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi dan wawancara tentang kegiatan pembelajaran IPS Sejarah di kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman. Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru kelas ditemukan bahwa guru masih menggunakan metode ceramah yang memuat siswa bosan dan tidak memperhatikan guru saat menjelaskan tentang materi pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada menurunnya prestasi belajar siswa


(53)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman untuk meningkatkan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Mind Mapping dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah) untuk siswa kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman. Adapun data awal sebelum tindakan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. Data Awal Sebelum Tindakan

No. Klasifikasi Ketuntasan Pra Tindakan

Jumlah Presentase

1. Tuntas 5 siswa 14,71%

2. Belum Tuntas 29 siswa 85,29%

Sumber: Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa kelas IV A SDN Sinduadi 1Sleman

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat tanggal 27-28 Oktober 2016. Pada siklus I, penelitian dilaksanakan 4 jam pelajaran atau 2 kali pertemuan. Pada saat penelitian, guru dan peneliti sepakat untuk menggunakan jam pelajaran sesuai jadwal yang ada, agar pembelajaran berjalan lebih efektif dan siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik.

Untuk pelaksanaan penelitian tindakan siklus I peneliti menggunakan metode Mind Mapping untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah dengan materi ajar peninggalan


(54)

a. Perencanaan

Berikut ini perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I yang disusun oleh peneliti:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pembelajaran peninggalan bersejarah di Indonesia metode Mind Mapping.

2) Menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mencatat hasil pengamatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.

3) Menyusun soal tes untuk siswa yang diberikan pada akhir pertemuan 1 dan 2 siklus I untuk mengetahui pemahaman siswa akan materi yang telah diajarkan. Soal tes berupa pilihan ganda berjumlah 20 soal. b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilakukan 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran).

1) Pertemuan I

Tindakan pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Oktober 2016 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Pada pertemuan I ini materi pembelajaran yang dibahas adalah peninggalan bersejarah di Indonesia dan penyampaian materi menggunakan metode Mind Mapping. Deskripsi langkah-langkah pembelajaran pertemuan I adalah sebagai berikut:


(55)

Kegiatan Awal

a) Siswa memberi salam pada guru

b) Salah satu siswa memimpin doa pembuka c) Guru mempresensi siswa

d) Guru melakukan apresepsi terkait materi yang akan diberikan kepada siswa. “Anak-anak pernahkah kalian pergi ke Candi Prambanan?”

“Nah Candi Prambanan merupakan salah satu peninggalan

bersejarah yang ada di daerah kita”

e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini Kegiatan Inti

a) Menjelaskan benda-benda bersejarah dan tempat-tempat bersejarah diberbagai daerah di Indonesia

b) Menjelaskan dan menceritakan beberapa peninggalan sejarah di lingkungan tempat tinggal siswa

c) Menjelaskan cara-cara melestarikan, merawat dan menghargai peninggalan sejarah

d) Melibatkan peserta didik secara aktif melalui tanya jawab dengan guru dalam setiap kegiatan pembelajaran

e) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi kelompok untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan atau pun tertulis.

f) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir, menganalisa suatu permasalahan, dan menyelesaikan masalah tersebut


(56)

g) Memfasilitasi peserta didik dalam membuat laporan kegiatan diskusi baik secara lisan maupun tertulis

h) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan atau mempresentasikan hasil kerja individual maupun kelompok baik yang berupa produk atau pun laporan

i) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum siswa ketahui dan pahami

j) Guru bersama siswa meluruskan kesalah pahaman materi serta memberikan penguatan

Kegiatan Akhir

a) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari ini

b) Guru melakukan penilaian dan refleksi terkait kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan

c) Guru merencanakan tindak lanjut dalam bentuk remidi, pengayaan atau pun pekerjaan rumah (PR) untuk siswa, baik secara individual atau berkelompok

2) Pertemuan II

Tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada pada hari Jumat 28 Oktober 2016 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Pada pertemuan ke-II ini membahas materi pembelajaran tentang peninggalan-peninggalan


(57)

bersejarah di Indonesia dengan metode Mind Mapping. Berikut deskripsi tindakan di siklus I pertemuan ke-II:

Kegiatan Awal

a) Siswa memberi salam kepada guru b) Salah satu siswa memimpin doa pembuka c) Guru mempresensi siswa

d) Guru memberikan apresepsi terkait materi yang akan diberikan. “Anak-anak pernahkah kalian pergi ke candi Borobudur?” “Nah candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah yang ada di daerah Magelang Jawa Tengah.”

e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini Kegiatan Inti

a) Membagikan gambar-gambar peninggalan bersejarah di Indonesia b) Menjelaskan benda-benda bersejarah dan tempat-tempat bersejarah

diberbagai daerah di Indonesia

c) Menjelaskan dan menceritakan beberapa peninggalan sejarah di lingkungan tempat tinggal siswa

d) Menjelaskan cara-cara melestarikan, merawat dan menghargai peninggalan sejarah

e) Melibatkan peserta didik secara aktif melalui tanya jawab dengan guru dalam setiap kegiatan pembelajaran


(58)

f) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi kelompok untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan atau pun tertulis.

g) Membentuk siswa menjadi 6-7 kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa

h) Memberikan soal diskusi kelompok berupa membuat dan melengkapi mind map benda-benda bersejarah yang ada di Indonesia i) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir, menganalisa

suatu permasalahan, dan menyelesaikan masalah tersebut

j) Memfasilitasi peserta didik dalam membuat laporan kegiatan diskusi baik secara lisan maupun tertulis

k) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan atau mempresentasikan hasil kerja individual maupunkelompok baik yang berupa produk atau pun laporan

l) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum siswa ketahui dan pahami

m) Guru bersama siswa meluruskan kesalah pahaman materi serta memberikan penguatan

Kegiatan Akhir

a) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari ini

b) Guru melakukan penilaian dan refleksi terkait kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan


(59)

c) Guru merencanakan tindak lanjut dalam bentuk remidi, pengayaan atau pun pekerjaan rumah (PR) untuk siswa, baik secara individual atau berkelompok

Tabel 5. Prestasi siswa pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II

Keterangan Nilai Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

Nilai Tertinggi 95 100

Nilai Terendah 35 60

Rata-Rata 66,61 72,50

Indikator Keberhasilan 75

Tuntas 6 siswa = 17,65% 13 siswa = 38,24% Tidak Tuntas 28 siswa = 82,35% 21 siswa = 61,76%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui presentase nilai siswa yang tuntas pada siklus I pertemuan I dengan jumlah siswa yang tuntas 6 siswa (17,65%) dengan rata-rata 66,61, dan siswa yang belum tuntas sebanyak 28 siswa (82,35%). Terjadi peningkatan pada siklus I pertemuan II dengan jumlah siswa yang tuntas 13 siswa (38,24%) dengan rata-rata 72,50 dan siswa yang tidak tuntas 21 siswa (61,76%). Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa, beberapa siswa belum mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah.


(60)

Berikut adalah diagram peningkatan jumlah siswa yang telah mencapai KKM pada siklus I

Gambar 2.Diagram peningkatan jumlah siswa yang telah mencapai KKM pada siklus I

c. Observasi

1. Kegiatan Guru

Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Proses pembelajaran yang diamati di siklus I menggunakan metode Mind Mapping. Secara keseluruhan, pelaksanaan pembelajaran di siklus I pertemuan I dan pertemuan II berjalan sesuai skenario pembelajaran yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dari hasil observasi proses belajar-mengajar guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut, 1) guru memberikan arahan, apresepsi

21 6 0 10 15 5 20

Pertemuan I Pertemuan II

13 28 Tuntas BelumTuntas Tuntas BelumTuntas Siklus I 25 30 35


(61)

serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran hari ini kepada siswa, 2) guru membimbing siswa dalam memahami materi peninggalan-peninggalan bersejarah di Indonesia menggunakan metode Mind Mapping, 3) guru dan siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya jawab, 4) guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok, 6) guru membimbing siswa dalam membuat Mind Map tentang peninggalan-peninggalan bersejarah di Indonesia, 7) guru membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran hari ini.

Pada siklus I guru belum maksimal dalam mengkondisikan keadaan siswa dalam kegiatan berkelompok. Hal tersebut berdampak pada beberapa siswa di kelompok deret meja belakang cenderung lebih suka mengganggu temannya saat kelompok lain sedang berdiskusi, yang berdampak pada kurangnya konsentrasi kelompok lain saat berdiskusi dan mengerjakan tugas.

2. Kegiatan Siswa

Observasi kegiatan siswa dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam proses pembelajaran di siklus I pertemuan I dan pertemuan II. Secara umum, siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS menggunakan metode Mind Mapping dalam materi peninggalan-peninggalan bersejarah di Indonesia. Banyak siswa menunjukkan perhatian dan keaktifan mereka dalam menjawab dan mengerjakan tugas-tugas baik individu maupun kelompok. Namun beberapa siswa yang


(62)

berada di kelompok deret meja belakang mengobrol dan membuat gaduh saat kelompok lain sedang berdiskusi. Hal tersebut mengakibatkan siswa lain menjadi kurang konsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil tindakan menggunakan metode Mind Mapping disiklus I yang telah dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat 27-28 Oktober 2016, di kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman, prestasi belajar siswa meningkat secara signifikan. Hal tersebut terlihat dari siklus I pertemuan I jumlah siswa yang tuntas 6 siswa (17,65%) dengan rata-rata66,61 dan meningkat pada siklus I pertemuan II dengan jumlah siswa yang tuntas 13 siswa (38,24%) dengan rata-rata 72,50.

Prestasi belajar siswa pada siklus I pertemuan II mengalami peningkatan, namun beberapa siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil prestasi siswa pada siklus I banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal maka peneliti dan guru bekerja sama untuk melanjutkan ke siklus II. Berikut ini adalah tindakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti dan guru agar hasil siklus II mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


(63)

Tabel 6. Tindakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti dan guru

No. Hambatan Tindakan Perbaikan

1. Pada saat kegiatan pembelajaran beberapa siswa pada kelompok deret meja paling belakang ramai dan tidak mau berdiskusi dengan teman satu kelompoknya.

Siswa yang ramai dan tidak mau berdiskusi, pada siklus II kelompoknya dipindahkan ke deretan paling depan.

2. Contoh gambar Mind Map yang digunakan guru terbatas, masing-masing kelompok mendapat 1 bendel saja.

Pada siklus II, masing-masing siswa mendapat 1 bendel contoh gambar Mind Map. 3. Beberapa siswa masih kesulitan

dalam memahami penjelasan guru.

Di siklus II, guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa dan memberikan penjelasan terkait hal-hal apa saja yang belum siswa pahami

4. Beberapa siswa masih enggan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan sungguh-sungguh.

Guru lebih membimbing siswa dalam mengerjakan tugas yang guru berikan.

4. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

a. Perencanaan

Berikut ini perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II yang disusun oleh peneliti dan juga guru:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pembelajaran peninggalan bersejarah di Indonesia metode Mind Mapping.

2) Menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mencatat hasil pengamatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.


(64)

3) Menyusun soal tes untuk siswa yang diberikan pada akhir pertemuan 1 dan 2 siklus II untuk mengetahui pemahaman siswa akan materi yang telah diajarkan. Soal tes berupa pilihan ganda berjumlah 20 soal.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran).

1) Pertemuan I

Tindakan pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 3 November 2016 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Pada pertemuan I ini materi pembelajaran yang dibahas adalah pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia dan penyampaian materi menggunakan metode Mind Mapping. Deskripsi langkah-langkah pembelajaran pertemuan I adalah sebagai berikut:

Kegiatan awal

a. Siswa memberi salam kepada guru b. Salah satu siswa memimpin doa pembuka c. Guru mempresensi siswa

d. Guru memberikan apresepsi terkait materi yang akan diberikan. “anak-anak tahukah kalian salah satu pahlawan wanita di Indonesia pada masa penjajahan belanda”


(65)

Kegiatan inti

a. Membagikan gambar-gambar pahlawan di Indonesia

b. Menjelaskan pahlawan-pahlawan perjuangan pergerakan kemerdekaan di Indonesia

c. Menjelaskan dan menceritakan beberapa peninggalan sejarah di lingkungan tempat tinggal siswa

d. Menjelaskan sikap-sikap patriotisme

e. Melibatkan peserta didik secara aktif melalui tanya jawab dengan guru dalam setiap kegiatan pembelajaran

f. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi kelompok untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan atau pun tertulis.

g. Membentuk siswa menjadi 6-7 kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa

h. Memberikan soal diskusi kelompok berupa membuat mind map tentang pahlawan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia i. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir, menganalisa

suatu permasalahan, dan menyelesaikan masalah tersebut

j. Memfasilitasi peserta didik dalam membuat laporan kegiatan diskusi baik secara lisan maupun tertulis

k. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan atau mempresentasikan hasil kerja individual maupun kelompok baik yang berupa produk atau pun laporan


(66)

l. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum siswa ketahui dan pahami

m.Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman materi serta memberikan penguatan

Kegiatan akhir

a. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari ini

b. Guru melakukan penilaian dan refleksi terkait kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan

c. Guru merencanakan tindak lanjut dalam bentuk remidi, pengayaan atau pun pekerjaan rumah (PR) untuk siswa, baik secara individual atau berkelompok

2) Pertemuan II

Pertemuan ke II dilaksanakan pada hari Jumat, 4 November 2016 pada pukul 07.00-08.10. pada siklus II pertemuan II ini guru membahas materi pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia menggunakan metode Mind Mapping. Berikut deskripsi langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan ke II:

Kegiatan awal

a. Siswa memberi salam kepada guru b. Salah satu siswa memimpin doa pembuka c. Guru mempresensi siswa


(67)

d. Guru memberikan apresepsi terkait materi yang akan diberikan. “anak-anak tahukah kalian salah satu pahlawan wanita di Indonesia pada masa penjajahan belanda”

e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini Kegiatan inti

a. Membagikan gambar-gambar pahlawan di Indonesia

b. Menjelaskan pahlawan-pahlawan perjuangan pergerakan kemerdekaan di Indonesia

c. Menjelaskan dan menceritakan beberapa peninggalan sejarah di lingkungan tempat tinggal siswa

d. Menjelaskan sikap-sikap patriotisme

e. Melibatkan peserta didik secara aktif melalui tanya jawab dengan guru dalam setiap kegiatan pembelajaran

f. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi kelompok untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan atau pun tertulis.

g. Membentuk siswa menjadi 6-7 kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa

h. Memberikan soal diskusi kelompok berupa membuat mind map tentang pahlawan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia i. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir, menganalisa


(68)

j. Memfasilitasi peserta didik dalam membuat laporan kegiatan diskusi baik secara lisan maupun tertulis

k. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan atau mempresentasikan hasil kerja individual maupun kelompok baik yang berupa produk atau pun laporan

l. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum siswa ketahui dan pahami

m. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman materi serta memberikan penguatan

Kegiatan akhir

a. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari ini

b. Guru melakukan penilaian dan refleksi terkait kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan

c. Guru merencanakan tindak lanjut dalam bentuk remidi, pengayaan atau pun pekerjaan rumah (PR) untuk siswa, baik secara individual atau berkelompok


(69)

Tabel 7. Prestasi siswa siklus II pertemuan I dan pertemuan II

Keterangan Nilai Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

Nilai Tertinggi 100 100

Nilai Terendah 50 60

Rata-Rata 77,35 92,05

Indikator Keberhasilan 75

Tuntas 20 siswa = 58,82% 32 siswa = 94,12% Tidak Tuntas 14 siswa = 41,18% 2 siswa = 5,88%

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas pada siklus II pertemuan I sebanyak 20 siswa (58,82%) dengan rata-rata 77,35 dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 siswa (41,18%). Sedangkan pada siklus II pertemuan II terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas menjadi 32 siswa (94,12%) dengan rata-rata 92,05 terjadi penurunan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa (5,88%).


(70)

Berikut adalah diagram peningkatan jumlah siswa yang telah mencapai KKM pada siklus II

Gambar 3.Diagram peningkatan jumlah siswa yang telah mencapai KKM pada siklus II

c. Observasi

1. Kegiatan Guru

Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Proses pembelajaran yang diamati di siklus I menggunakan metode Mind Mapping. Secara keseluruhan, pelaksanaan pembelajaran di siklus I pertemuan I dan pertemuan II berjalan sesuai skenario pembelajaran yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2 20

0 10 15

5 20

Pertemuan I Pertemuan II

32

14

Tuntas BelumTuntas Tuntas BelumTuntas Siklus II

25 30


(71)

Dari hasil observasi proses belajar-mengajar guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut, 1) guru memberikan arahan, apresepsi serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran hari ini kepada siswa, 2) guru membimbing siswa dalam memahami materi pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia menggunakan metode Mind Mapping, 3) guru dan siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya jawab, 4) guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok, 6) guru membimbing siswa dalam membuat Mind Map tentang Pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia, 7) guru membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran hari ini.

Pada siklus II guru lebih baik dalam mengkondisikan keadaan siswa dalam kegiatan berkelompok. Hal tersebut terlihat dari semua siswa bersungguh-sungguh dalam berdiskusi dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

2. Kegiatan Siswa

Observasi kegiatan siswa dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam proses pembelajaran di siklus II pertemuan I dan pertemuan II. Secara umum, siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS menggunakan metode Mind Mapping dalam materi. Banyak siswa menunjukkan perhatian dan keaktifan mereka dalam menjawab dan mengerjakan tugas-tugas baik individu maupun kelompok. Para siswa sudah berdiskusi dan mengerjakan tugas mereka masing-masing dengan


(72)

baik. Hal tersebut terlihat dari peningkatan prestasi belajar para siswa pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Seluruh siswa sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di siklus II ini.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I hingga siklus II yang dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2016 di kelas IVA SDN Sinduadi 1 Sleman, mengalami peningkatan prestasi belajar siswa saat proses pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II dapat diketahui presentase nilai siswa yang tuntas pada siklus II pertemuan I sebanyak 20 siswa (58,82%) dengan rata-rata 77,35 dan siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa (41,18%) dan terjadi peningkatan pada siklus II pertemuan II dengan siswa yang tuntas sebanyak 32 siswa (94,12%) dengan rata-rata 92,05 dan siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (5,88%). Dikarenakan 32 siswa sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan maka penelitian dihentikan di siklus II pertemuan II.


(73)

B. Pembahasan

Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi dan wawancara tentang kegiatan pembelajaran IPS Sejarah di kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman. Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru kelas ditemukan bahwa guru masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa bosan dan tidak memperhatikan guru saat menjelaskan tentang materi pembelajaran. Banyaknya materi yang harus di pelajari oleh siswa membuat siswa kesulitan mengingat materi yang diajarkan oleh guru, akibatnya prestasi belajar siswa di mata pelajaran IPS rendah (dibawah KKM: 75). Hal tersebut selaras dengan Subakti (2010:3) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran sejarah masih banyak guru menggunakan paradigma konvensional, yaitu paradigma “guru menjelaskanmurid mendengarkan”. Metode pembelajaran sejarah semacam ini telah menjadikan pelajaran sejarah membosankan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman untuk meningkatkan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Mind Mapping dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah) untuk siswa kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman. Dari observasi yang peneliti lakukan didapatkan data awal sebagai berikut: siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa (14,71%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 29 siswa (85,29%). Oleh karena itu peneliti dan guru kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman bekerja sama untuk


(74)

meningkatkan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Mind Mapping. Penggunaan metode Mind Mapping diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman.

Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada Kamis 27 Oktober 2016 pukul 07.00-08.10 WIB dan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada Jumat 28 Oktober 2016 pukul 07.00-08.10 WIB, materi yang dibahas adalah peninggalan-peninggalan sejarah di Indonesia menggunakan metode Mind Mapping. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siklus I, proses pembelajaran sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang tercantum dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran.

Langkah-langkah guru dalam proses belajar mengajar berlangsung adalah 1) guru memberikan arahan, apersepsi serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran hari ini kepada siswa, 2) guru membimbing siswa dalam memahami materi peninggalan-peninggalan bersejarah di Indonesia menggunakan metode Mind Mapping, 3) guru dan siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya jawab, 4) guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok, 6) guru membimbing siswa dalam membuat Mind Map tentang peninggalan-peninggalan bersejarah di Indonesia, 7) guru membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran hari ini.

Pada siklus I guru belum maksimal dalam mengkondisikan keadaan siswa dalam kegiatan berkelompok. Hal tersebut berdampak


(75)

pada beberapa siswa di kelompok deret meja belakang cenderung lebih suka mengganggu temannya saat kelompok lain sedang berdiskusi, yang berdampak pada kurangnya konsentrasi kelompok lain saat berdiskusi dan mengerjakan tugas.

Secara umum, siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS menggunakan metode Mind Mapping dalam materi peninggalan-peninggalan bersejarah di Indonesia. Banyak siswa menunjukkan perhatian dan keaktifan mereka dalam menjawab dan mengerjakan tugas-tugas baik individu maupun kelompok. Hal tersebut selaras dengan pendapat Nancy (2008:15) mengatakan bahwa mind mapping membantu siswa dalam menggali gagasan, mengorganisasikan, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan mereka. Mind mapping memudahkan siswa dalam melihat koneksi, pola, dan hubungan suatu kumpulan informasi. Mind mapping membantu siswa dalam mengembangkan kosakata dan menonjolkan gagasan penting dari suatu topik. Mind mapping meningkatkan interaksi sosial anak dan memudahkan anak bekerja dalam kelompok besar maupun kelompok kecil.

Berikut hasil prestasi belajar siswa pada siklus I pertemuan I, siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa (17,65%) dengan rata-rata 66,61 dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 28 siswa (82,35%) dan terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I pertemuan II, siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa (38,24%) dengan rata-rata 72,50 dan siswa yang tidak


(76)

tuntas menjadi 21 siswa (61,76%). Dari data tersebut dapat dilihat adanya kenaikan rata-rata dan jumlah siswa yang tuntas dari siklus I pertemuan I hingga siklus I pertemuan II dengan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode Mind Mapping. Hal ini sejalan dengan pendapat Windura (2008:16) yang mengatakan bahwaMind mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak kiri dengan otak kanan. Metode mind mapping ini membantu siswa agar dapat meningkatkan daya ingatnya hingga 78%.Namun siswa yang tuntas belum mencapai 75% dari total keseluruhan siswa kelas IV A, oleh karenanya peneliti dan guru sepakat untuk melanjutkan penelitian dengan melaksanakan siklus II yang terdiri dari 2 kali tatap muka (4 x 35 menit). Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada Kamis 3 November 2016 pukul 07.00-08.10 WIB dan pertemuan II dilaksanakan pada Jumat 4 November 2016 pukul 07.00-08.10 WIB. Materi pembelajaran yang dibahas adalah pahlawan pergerakan kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan metode Mind Mapping. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran siklus II yang dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut: 1) guru memberikan arahan, apersepsi serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran hari ini kepada siswa, 2) guru membimbing siswa dalam memahami materi pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia menggunakan metode Mind Mapping, 3) guru dan siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya jawab, 4) guru


(1)

(2)

(3)

186


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN SAINS DI KELAS V SDN 107400 BANDAR KHALIPAH TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 26

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PENGGUNAANMETODE INQUIRY PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Penggunaan Metode Inquiry Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SDN 1 Bowan, Delanggu, Klaten Tah

0 0 13

IMPLEMENTASI METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI KELAS IV SDN DRANGONG I.

0 3 29

STRATEGI PEMBELAJARAN INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN Strategi Pembelajaran Interaksi Sosial sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa Kelas V

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODEMIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI DI KELAS IV A SDN BUAHBATU LEMBANG.

0 0 112

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PETA KONSEP (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN 2 BLUNYAHAN SEWON BANTUL.

1 2 103

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD N KRATON YOGYAKARTA.

0 0 195

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI SINDUADI 1 KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN.

0 1 192

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS (MATERI PERMASALAHAN SOSIAL DI DAERAHNYA) SISWA KELAS IV DENGAN MEDIA GAMBAR PUZZLE DI SDN SINDUADI 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 149

IMPLEMENTASI METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS IV SDN SUMURGUNG

0 0 18