tokoh. Karakter tokoh dapat diketahui melalui kata-kata, tingkah laku, dan kejadian-kejadian yang ada di dalam cerita.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah pelukisan karakter atau watak tokoh di dalam cerita.
Penokohan dilakukan dengan memasukkan sifat-sifat tertentu di dalam tokoh dan diditunjukkan melalui perilakunya di dalam cerita. Teknik pelukisan tokoh dapat
dilakukan memalui dua cara, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Sebagai contoh sifat yang terdapat di dalam tokoh yaitu, pemarah, penyabar,
dermawan, suka menolong, rajin, dan lain sebagainya.
d. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah keberadaan pengarang di dalam cerita. Keberadaan ini diketahui berdasarkan bagaimana cara pengarang menyampaikan peristiwa-
peristiwa yang ada di dalam cerita. Menurut Zulfahnur 1997: 35 sudut pandang adalah posisi atau tempat pengarang dalam menuturkan kisahnya itu di dalam
cerita. Sudut pandang atau point of view memasalahkan siapa yang bercerita Wiyatmi, 2009: 40-41. Sudut pandang bergantung pada keinginan pengarang
menempatkan dirinya dalam cerita yang ditulisnya. Menurut Semi 1988: 57 pusat pengisahan adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam ceritanya,
atau dari mana ia melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam ceritanya itu. Jadi, sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita yang ditulisnya.
Nurgiyantoro 2013: 347-363 membagi sudut pandang menjadi empat
macam, yaitu sudut pandang persona ketiga: “dia”, sudut pandang persona pertama: “aku”, sudut pandang persona kedua: “kau”, dan sudut pandang
campuran. Sudut pandang persona keti
ga: “dia” menempatkan narator sebagai
seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh dengan menyebut nama, atau kata gantinya; ia, dia, mereka. Sudut pandang persona
ketiga “dia” dibedakan menjadi dua, yaitu “dia” mahatahu narator menge
tahui
segala yang ada di dalam cerita dan “dia” terbatas narator mengetahui banyak
hal namun terbatas hanya pada satu tokoh Nurgiyantoro, 2013:347-352. Sudut
pandang persona pertama: “aku” menempatkan narator sebagai sosok yang terlibat
langsung di dalam cerita, yaitu sebagai tokoh di dalam ceritanya. Sudut pandang
persona pertama: “aku” dibedakan menjadi dua, yaitu “aku” tokoh utama dan “aku” tokoh tambahan Nurgiyantoro, 2013:352
-357. Sudut pandang persona
kedua: “kau” merupakan cara cara pengisahan yang mempergunakan “kau” yang
biasanya sebagai variasi cara memandang oleh tokoh aku dan dia Nurgiyantoro, 2013:357. Sudut pandang campuran merupakan penggunaan lebih dari satu kata
ganti persona dalam penyampaian cerita. Penggunaanya merupakan gabungan dari
persona ketiga “dia”, persona pertama “aku”, dan persona kedua “kau”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah posisi atau keberadaan
perngarang di dalam cerita yang ditulisnya. Sudut pandang dibedakan menjadi
empat macam, yaitu sudut pandang persona ketiga “dia”, sudut pandang persona pertama “aku”, sudut pandang persona kedua “kau”, dan sudut pandang campuran
Nurgiyantoro, 2013: 347-363.
e. Tema