Tema Unsur Intrinsik Cerpen

e. Tema

Tema adalah ide sentral yang mendasari suatu cerita. Tema dapat dijadikan sebagai titik tumpu dalam merangkai kejadian di dalam cerpen. Tema merupakan omensional yang amat penting dari suatu cerita, karena dengan dasar itu pengarang dapat membayangkan dalam fantasinya bagaimana cerita akan dibangun dan berakhir Zulfahnur, 1997: 25. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Harymawan dalam Wiyatmi, 2009: 49 yang mengatakan bahwa tema merupakan rumusan intisari cerita sebagai landasan idiil dalam menentukan arah tujuan cerita. Tidak berbeda pula dengan pendapat Nurgiyantoro 2013: 32 yang mengatakan bahwa tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Menurut Shipley dalam Nurgiyantoro, 2013: 130-132 membagi tema menjadi lima tingkatan, yaitu sebagai berikut. 1 Tema tingkat fisik, tema karya sastra pada tingkat ini lebih banyak menyangkut dan atau ditunjukkan oleh banyaknya aktivitas fisik daripada kejiwaan. 2 Tema tingkat organik, tema karya sastra tingkat ini lebih banyak menyangkut dan atau mempersoalkan masalah seksualitas — suatu aktivitas yang hanya dilakukan oleh makhluk hidup. 3 Tema tingkat sosial, tema karya sastra tingkat ini berisi permasalahan, persahabatan-permusuhan, konflik ekonomi, sosial politik, pendidikan, kebudayaan, perjuangan, cinta kasih antar sesama, propaganda, hubungan atas- bawahan, dan lain sebagainya. 4 Tema tingkat egois, tema karya sastra tingkat ini berisi masalah individualitas, seperti masalah egoisitas, martabat, harga diri, atau sifat dan sikap lainnya. 5 Tema tingkat divine, tema karya sastra tingkat ini berisi masalah religiositas atau hubungan antara manusia dengan Sang pencipta, seperti pandangan hidup, visi, dan keyakinan. Nurgiyantoro 2013: 133 menyebutkan bahwa tema juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tema utama dan tema tambahan. Tema utama atau tema mayor adalah tema pokok cerita artinya: makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu. Tema tambahan atau tema minor adalah makna- makna tambahan yang terdapat di dalam cerita. Siswa mungkin kesulitan dalam menentukan tema untuk menulis cerpen. Hal ini dikarenakan tema merupakan bagian paling awal dalam penulisan cerpen. Tema akan membatasi cerita yang disajikan di dalamnya. tema yang selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, sosial, dan sebagainya. Untuk memudahkan siswa dalam menentukan tema, dapat disarankan agar mereka dapat mengambil tema yang pernah mereka alami sendiri atau berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi akan lebih memudahkan siswa merangkai cerita sesuai tema karena mereka adalah pelaku utama di dalam cerita yang mereka tulis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tema adalah rumusan cerita yang terdapat di dalam cerpen. Tema merupakan landasan utama dalam merangkai cerita yang ada di dalam cerpen. Tema cerpen untuk siswa diarahkan kepada hal yang sesuai dengan jenjang pendidikan mereka, agar mereka tidak sulit memaknai isi cerpen yang mereka tulis. Contoh tema yang dapat menjadi pilihan bagi siswa adalah tema tentang kehidupan sehari-hari, seperti persahabatan, pendidikan, dan persaudaraan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah skripsi berjudul “Kemahiran Menulis Cerpen Ditinjau dari Unsur Itrinsik Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 20132014” yang ditulis oleh Tiska Sekar Alit Mendrofa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Tiska adalah objek penelitian yang berupa unsur-unsur intrinsik dalam cerpen siswa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Tiska adalah jenis penelitian yang digunakan, yaitu pada penelitian Tiska menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Selain itu, penelitian ini memiliki objek penelitian yang lebih luas yaitu struktur narasi cerpen dan unsur-unsur intrinsik cerpen siswa kelas VII SMPMTs Negeri se-Kecamatan Piyungan Bantul Yogyakarta.