sifat pemberani. Sifat pemberani Dolphina dapat diketahui melalui perilakunya di dalam cerita. sosok Dolphina dikatakan pemberani karena dia berani melawan
para pelaku penangkap ikan yang menggunakan cara tidak baik, yaitu membuat suhu air menjadi dingin sehingga ikan-ikan, baik yang besar maupun yang kecil
menjadi beku dan mati. Berdasarkan uraian yang telah disampaian di atas tentang penokohan,
dapat disimpulkan bahwa penokohan dalam cerpen siswa termasuk dalam kategori baik karena pelukisan karakter tokoh telah dilakukan secara jelas sesuai
dengan teknik pelukisan tokoh yang digunakan. Dalam cerpen siswa terdapat dua cara penokohan, yaitu secara ekspositori atau secara langsung dan secara dramatik
atau secara tidak langsung. Pada teknik ekspositori, karakter tokoh disampaikan secara langsung, sifat apa saja yang dimiliki oleh tokoh dalam cerita. sedangkan
dalam penokohan secara dramatik, karakter tokoh tidak disampaikan secara langsung melainkan pembaca dapat mengetahui karakter tokoh bedasarkan
perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh tokoh dalam cerita.
d. Sudut Pandang
Penulis dapat memposisikan diri dalam cerita yang ditulisnya. Posisi pengarang dalam cerita disebut sudut pandang. Keberadaan pengarang dapat
terlibat langsung sebagai tokoh atau hanya sebagai pengamat di luar tokoh. Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen para siswa kelas VII SMPMTs Negeri se-
Kecamatan Piyungan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu sudut pandang persona
pertama “aku” dan sudut pandang persona ketiga “dia”. “
Selama di perjalanan aku sangat kagum dengan keindahan alamnya yang masih terjaga. Sesampai di pantai aku dan keluargaku langsung
mencari tempat yang teduh. Kebetulan hari ini cuacanya lumayan panas jadi
aku dan
keluargaku harus
tempat yang
teduh untuk
ber
istirahat.”
cerpen C3
“Lalu aku dan Ratna pun berjalan menuju ke lapangan sebelah sekolahku,
di sana teman-temanku sudah berkumpul untuk melakukan pemanasan, aku dan ratna pun segera berlari untuk juga mengikuti pemanasan.
Setelah kegiatan pemanasan berakhir, aku pun segera bergegas mendekati guru olahragaku untuk menanyakan olah raga apa yang akan dilakukan
hari ini.”
cerpen C23 Sudut pandang persona pertama dapat dibedakan lagi menjadi 2 jenis,
yaitu persona pertama “aku” tokoh utama dan persona pertama “aku” tokoh
tambahan. Pada kutipan cerpen C3 dan C23 menunjukkan bahwa cerpen tersebut
menggunakan sudut pandang persona pertama “aku” tokoh utama. Hal ini
dikarenakan penulis memposisikan diri sebagai tokoh utama di dalam cerita yang berperan sebaga
i “aku”. Di dalamnya tokoh “aku” adalah tokoh utama dan
menjadi pusat penceritaan cerpen.
“Suatu hari saya menaiki sebuah taksi menuju ke sebuah Bandara. Kami
pun melaju pada jalur yang benar, ketika itu tibalah sebuah mobil hitam yang melompat keluar dari tempat parkir tepatnya di depan kami. Supir
taksi itu menginjak rem sangat dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa centimeter dari sebuah mobil itu.pengemudi
mobil hitam itu mengeluarkan kepalanya dan memaki ke arah kami. Sang sopir h
anya tersenyum dan melambaikan pada orang itu.” cerpen C16
Selanjutnya pada kutipan cerpen C16 menunjukkan bahwa cerpen tersebut
menggunakan sudut pandang persona pertama “aku” tokoh tambahan.
Di sana
penulis memposisikan “aku” sebagai tokoh tambahan tetapi tokoh “aku” hadir
untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedang tokoh cerita yang dikisahkan
itu kemudian “dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya
Nurgiyantoro, 2012:35
5. Dengan demikian, tokoh “aku” hanyalah sebagai pengantar bagi tokoh utama. Tokoh “aku” adalah tokoh yang muncul di awal
cerita dan bukan merupakan tokoh utama. Sedangkan tokoh utamanya adalah sang
sopir taksi. Tokoh “aku” muncul di awal cerita untuk mem
bawa kepada tokoh utama yang akan menjadi pusat penceritaan.
Sudut pandang selanjutnya adalah persona ketiga “dia” maha tahu. Pada
data cerpen, frekuensi penggunaan sudut pandang di dalam cerpen siswa masih rendah. Penulis memposisikan diri sebagai pihak
yang “maha tahu” terhadap isi
cerita.
“Ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil, dia ingin pergi
kerja ke kota agar dia bisa mengoperasi wajahnya. Kemudian dia mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota kepada orang tuanya, tapi
keinginan
nya tersebut ditlak oleh kedua orang tuanya.”cerpen C22 “Di tepi pantai, tampak sosok gadis kecil berdiri tenang di atas pasir yang
mnghampar. Dolphina, nama gadis kecil itu, adalah seorang anak nelayan. Dolphina adalah perenang ulung. Ia juga ahli menyelam. Tanpa
bantuan apapun, ia sanggup bertahan beberapa lama di dalam air.”
cerpen C30
Kutipan cerpen C22 dan C30 di atas menunjukkan bahwa kedua cerpen
tersebut menggunakan sudut pandang persona ketiga “dia” maha tahu. Pada
cerpen C22, penulis menggunakan kata ganti dia sebagai tokoh utama dalam cerita. Penulis memposisikan diri sebagai pihak yang serba tahu isi cerita.
sedangkan pada cerpen C30, penulis menggunakan nama orang sebagai tokoh utama dalam cerita. Penulis serba tahu semua seluk-beluk isi cerita. Serba tahunya
dapat dilihat dari penyampaian isi cerpen yang disampaikan. Penulis seolah-olah sedang bercerita kepada pembaca.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas tentang sudut pandang cerpen siswa, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang cerpen termasuk dalam
kategori baik karena penggunaannya di dalam cerpen sudah sesuai dengan jenis sudut pandang yang digunakan. Posisi sudut pandang dalam cerpen siswa sudah
tepat dalam menyampaikan isi cerita. Penggunaan sudut pandang yang paling
besar dalam cerpen siswa adalah persona pertama “aku” tokoh utama. Dalam hal
ini, cerpen siswa yang menggunakan sudut pandang tersebut sebagian besar isi cerpen adalah emnceritakan pengalaman pribadi penulis.
e. Tema