pembelajaran menulis cerpen dan hanya menganalisis hasil menulis siswa berdasarkan pengetahuan yang mereka peroleh dari guru pengampu mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMPMTs di masing-masing sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.
1. Adanya kendala siswa dalam menulis cerpen. 2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen.
3. Rendahnya kualitas cerpen siswa. 4. Rendahnya kemunculan dan kualitas struktur narasi dalam cerpen siswa.
5. Rendahnya kualitas unsur intrinsik dalam cerpen siswa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disampaikan di atas, masalah yang timbul masih beragam. Oleh sebab itu, perlu
adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus. Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada kualitas cerpen siswa kelas VII SMPMTs Negeri
se-Kecamatan Piyungan Bantul Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah struktur narasi cerpen siswa kelas VII SMPMTs Negeri se- Kecamatan Piyungan?
2. Bagaimanakah unsur intrinsik cerpen siswa kelas VII SMPMTs Negeri se- Kecamatan Piyungan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan struktur narasi cerpen siswa kelas VII SMPMTs Negeri se- Kecamatan Piyungan.
2. Mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen siswa kelas VII SMPMTs Negeri se- Kecamatan Piyungan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai keterampilan menulis cerita pendek. Selain itu, juga sebagai
sumber referensi untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi empat, yaitu bagi peneliti, siswa, guru, dan sekolah.
a. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan
kemampuan pembelajaran menulis cerpen siswa SMPMTs kelas VII. b. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen.
c. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
mengajarkan menulis cerpen bagi siswanya. d. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis cerpen siswa SMPMTs kelas
VII.
G. Batasan Istilah
Dalam penelitian ini agar tidak terjadi salah penafsiran dari istilah-istilah, maka perlu adanya pembatasan istilah untuk setiap variabel, di antaranya yaitu
sebagai berikut. 1. Cerpen siswa merupakan salah satu karya sastra yang berisi serangkaian cerita
pendek yang hanya terdiri dari satu permasalahan saja yang merupakan hasil karya siswa. Cerpen dapat berisi cerita hasil proses berpikir imajinasi penulis
ataupun merupakan kehidupan nyata dari penulis.
2. Struktur teks cerpen siswa adalah bagian-bagian yang membentuk cerpen siswa. Struktur teks cerpen terdiri dari abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi,
resolusi, dan koda. Struktur teks cerpen dalam penelitian ini merupakan struktur teks cerpen berdasarkan kurikulum 2013. Struktur teks cerpen
memiliki pengertian yang sama dengan struktur narasi cerpen. 3. Unsur-unsur intrinsik cerpen siswa adalah unsur-unsur pembangun dalam
cerpen siswa yang terlibat secara langsung dan dapat dilihat langsung di dalam cerpen. Unsur intrinsik cerpen siswa meliputi alur, latar, sudut pandang,
penokohan, dan tema.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Cerpen
Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang berisi rangkaian peristiwa. Oleh sebab itu, cerpen termasuk
ke dalam jenis teks naratif. Wiyatmi 2009:28 berpendapat bahwa yang dimaksud dengan teks-teks naratif ialah semua teks-teks yang tidak bersifat dialog dan yang
isinya merupakan suatu kisah sejarah, sebuah deretan peristiwa. Menurut Wiyatmi 2009:28 dalam konteks sastra modern, ciri-ciri tersebut terdapat dalam teks
roman, novel, novelet, prosa lirik, dan cerita pendek cerpen. Penyajian cerita yang pendek adalah ciri utama sebuah cerpen. Akan
tetapi, dalam sebuah teks cerpen ukuran panjang pendek itu tidak ada aturan dan tidak ada kesepakatan di antara pengarang dan para ahli Nurgiyantoro, 2013: 12.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Nursisto 2000: 163, yang menyatakan bahwa cerita pendek adalah cerita yang pendek, namun tidak setiap
cerita yang pendek dapat digolongkan ke dalam cerpen. Ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa sebuah cerita dikategorikan sebagai cerpen apabila dapat
dibaca dengan sekali duduk. Jadi, panjang pendek sebuah cerpen tidak mempengaruhi kualitas cerpen tersebut.
Menurut Hastuti, dkk 1993:107 karangan dibedakan menjadi lima jenis, yaitu deskripsi, eksposisi, narasi, persuasi, dan argumentasi. Narasi adalah uraian