36
C. Tinjauan tentang Pelaksanaan Pembelajaran Anak Berkebutuhan
Khusus Tunalaras
Pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus tidaklah sama dengan pembelajaran bagi anak normal lainnya. Menurut Efendi 2009: 23-24, mengajar
anak berkebutuhan khusus tidak sama seperti mengajar anak normal, sebab selain memerlukan suatu pendekatan yang khusus juga suatu strategi yang khusus. Pada
sekolah khusus ada suatu program sekolah bagi anak tunalaras dimana anak tunalaras mengukuti program pembinaan terlebih dahulu diantaranya meliputi
bidang pengajaran dan penyuluhan. Program ini bisa diterapkan pada sekolah inklusi dengan penyesuaian kurikulum sekolah inklusi.
1. Program Bidang Pengajaran
Mengingat kondisi anak tunalaras yang pada umumnya malas untuk belajar, maka pengajaran yang diberikan bersifat klasikal dimana ada kemungkinan pada
setiap kelas memiliki program pengajaran secara berbeda. Pada sekolah inklusi program ini bisa dibantu oleh Guru Pembimbing Khusus.
2. Program Bimbingan dan Penyuluhan
Ada berbagai program yang diterapkan dalam bimbingan dan penyuluhan ini antara lain sebagai berikut.
a. Penyuluhan suasana hidup keagamaan
b. Program keterampilan
c. Bimbingan kesenian
d. Program belajar di sekolah reguler
e. Bimbingan kepramukaan Putranto, 2015: 224-225.
37
Para guru pada biasanya memulai kegiatan pembelajaran dengan mengamati perilaku anak didiknya, oleh karena itu guru bisa menyesuaikan pembelajaran
dengan karakterstik anak didiknya termasuk juga bagi anak tunalaras. Aziz 2015: 116 menegaskan bahwa proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus
harus disesuaikan dengan kondisi anak. Bagi anak tunalaras, guru diharuskan menggunakan
pendekatan pengajaran
psikoedukatif saat
pembelajaran berlangsung.
Pengajaran psikoedukatif
merupakan pendekatan
yang memfokuskan pada dimensi-dimensi khusus dan keyakinan mengenai kebutuhan
siswa yang mengalami kelainan Pristiwaluyo Sodid, 2005: 111. Pendekatan psikoedukatif ini memilki orientasi untuk membantu guru dalam pemecahan
masalah serta mampu mengembangkan suatu proses untuk merespon permasalahan yang dialami oleh anak tunalaras.
3. Model dan Teknik Pendekatan Pembelajaran Anak Tunalaras
Menurut Hidayat Wawan 2013: 69-73 ada beberapa model pendekatan dan teknik pendekatan yang dapat digunakan guru untuk mengajar anak tunalaras
yaitu. a.
Model pendekatan 1
Model biogenetik Model ini didasarkan pada asumsi bahwa gangguan perilaku disebabkan oleh
kecacatan genetik sehingga penyembuhannya ditekankan pada pengobatan,
olahraga, operasi dan mengubah lingkungan.
2 Model behavioraltingkah laku
38
Model ini mempunyai asumsi bahwa gangguan emosi merupakan indikasi ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan baik sekolah, rumah,
maupun masyarakat.
3 Model psikodinamika
Model ini berpandangan bahwa perilaku yang menyimpang atau gangguan emosi disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang terjadi pada proses
perkembangan kepribadian sehingga kemampuan yang diharapkan tidak sesuai dengan usianya. Model ini digunakan untuk membantu anak dalam
mengekspresikan dan mengendalikan perasaannya. 4
Model ekologis Model ini mengasumsikan bahwa gangguan emosi terjadi karena adanya
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Guru dapat mengupayakan
interaksi yang baik anatar anak dengan lingkungan sekitar.
b. Teknik pendekatan
1 Perawatan dengan obat
Gangguan perilaku akibat penyakit dapat dilakukan pengobatan dengan obat untuk mengurangi atau menghilangkan gangguan perilaku.
2 Modifikasi perilaku
Guru dapat membantu memberikan anak tugas dimana anak akan aktif dalam mengerjakan sehingga anak akan terfokus. Memberikan suatu pujian
terhadap hasil karya anak juga akan membantu perasaan anak menjadi bahagia sehingga mengurangi beban anak.
39
3 Strategi psikodinamika
Tujuannya adalah membantu anak menjadi sadar akan kebutuhannya, keinginan,
dan kekuatannya.
4 Starategi ekologi
Strategi ini dapat dilakukan guru dengan menciptakan suasana yang baik sehingga diasumsikan perilaku anak juga akan baik.
4. Prinsip Pembelajaran Anak Tunalaras
Agar kompetensi yang diharapkan anak tunalaras tercapai dengan baik, ada beberapa prinsip pembelajaran bagi anak tunalaras yang dapat diterapkan oleh
guru menurut Hidayat Wawan 2013: 85-90 yaitu. a.
Prinsip Kebutuhan dan Keaktifan Anak tunalaras selalu ingin memenuhi kebutuhan dan keinginannya tanpa
memperdulikan orang lain. Guru hendaknya mendorong anak untuk lebih aktif agar
dapat mengembangkan
potensinya secara
optimal dengan
mempertimbangkan norma serta nilai yang ada di masyarakat. b.
Prinsip Kebebasan yang Terarah Anak tunalaras memiliki sikap yang tidak mau dikekang, oleh karena itu
guru harus memperhitungkan tindakan dalam membina anak. Guru juga hendaknya mengarahkan dan menyalurkan perilaku anak kearah positif.
c. Prinsip Penggunaan Waktu Luang
Anak tunalaras biasanya tidak mau diam. Guru harus membimbing anak mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang bermanfaat.
40
d. Prinsip Kekeluargaan dan Kepatuhan
Anak tunalaras berasal dari keluarga yang tidak harmonis akibatnya emosinya kurang stabil serta jiwanya tidak tenang. Guru hendaklah menyelami
anak dimana letak ketidaklarasan kehidupan emosinya. e.
Prinsip Setia Kawan Anak tunalaras tidak tahan tinggal di rumah sehingga anak akan keluar
mencari teman yang dianggapnya nyaman. Guru hendaknya melindungi anak, mengajak teman-teman anak tunalaras untuk tetap menemani sehingga anak akan
merasa nyaman berada di sekolah. f.
Prinsip Minat dan Kemampuan Guru hendaknya memperhatikan minat dan kemampuan anak terutama yang
berhubungan dengan pelajaran. Dengan memberikan tugas yang sesuai diharapkan anak terbiasa dengan belajar.
g. Prinsip Emosional, Sosial, dan Perilaku
Anak tunalaras memilki emosi yang tidak stabil yang mengakibatkan anak berperilaku menyimpang. Guru harus berusaha mengidentifikasi problem emosi
yang dihadapi anak, kemudian guru memberikan nasehat serta arahan menuju kearah yang baik.
h. Prinsip Disiplin
Anak tunalaras hidup terlepas dari kata disiplin, membangkang, dan tidak taat aturan. Guru perlu membiasakan anak untuk hidup teratur dengan pemberian
bimbingan.
41
i. Prinsip Kasih Sayang
Anak tunalaras selalu mencari perhatian dari orang sekitar. Pendekatan kasih sayang dan kesabaran dari guru diharapkan dapat membantu anak. Menurut
Efendi 2009: 24 upaya yang dilakukan dalam prinsip kasih sayang antara lain. 1 tidak bersikap memanjakan, 2 tidak bersikap acuh tak acuh terhadap
kebutuhannya, dan 3 memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan anak. Maka, hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran sesuai
kebutuhan anak tunalaras diantaranya. a.
Mengingat kelainan tingkah laku ini banyak disebabkan oleh lingkungan maka penataan lingkungan merupakan salah satu pendekatan yang harus
dilakukan oleh guru terutama dalam penataan ruang kelas. b.
Anak yang mengalami gangguan emosi dan tingkah laku bisa disebabkan oleh lingkungan sekitar, maka guru serta teman sangatlah penting dalam
membantu mengelola interaksi anak tunalaras dalam melaksanakan kegiatan di sekolah.
c. Adanya perhatian khusus bagi guru serta pemahaman bagi teman dari anak
tunalaras, apabila telah memahami maka akan mudah bagi guru dalam menyelsaikan masalah yang dialami anak tunalaras Yusuf Legowo, 2007:
230. 5.
Pelaksanaan Pembelajaran Anak Tunalaras Pelaksanaan pembelajaran dalam seting kelas inklusif, dimana terdapat anak
yang berkebutuhan khusus dan anak normal, maka kegiatan pembelajarannya harus menerapkan prinsip khusus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Menurut
42
Garnida 2015: 122 pelaksanaan pembelajaran pada kelas inklusif bagi anak berkebutuhan khusus termasuk anak tunalaras antara lain.
a. Merencanakan Kegiatan Pembelajaran
1 Menetapkan tujuan
Tujuan yang ingin dicapai merupakan tahap awal dalam merencanakan kegiatan pembelajaran.
2 Merencanakan Pengelolaan Kelas
a Menentukan penataan ruang kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b Menentukan cara pengorganisasian anak agar setiap anak dapat terlibat secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3
Merencanakan Pengorganisasian Bahan a
Menetapkan bahan ajar yang akan diajarkan. b
Menentukan bahan pengayaan serta bahan remidial untuk anak. 4
Merencanakan Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran a
Merumuskan tujuan pembelajaran. b
Menentukan metode mengajar. c
Menentukan urutanlangkah-langkah mengajarkegiatan pembukaan, kegiatan inti, kegiatan penutup.
5 Merencanakan penggunaan sumber belajar
a Menentukan sumber bahan pelajaran misalnya buku paket, buku pelengkap.
b Menentukan sumber belajar misalnya globe, foto, benda asli, dan lainnya.
6 Merencanakan Penilaian
a Menentukan bentuk penilaian misalnya tes lisan, tes tertulis.
43
b Membuat alat penilaian dengan menuliskan soal-soal.
c Menentukan tindak lanjut.
b. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran
1 Berkomunikasi dengan Peserta Didik
a Melakukan apersepsi.
b Menjelaskan tujuan mengajar.
c Menjelaskan isimateri pembelajaran.
d Mengklarifikasi penjelasan apabila ada anak yang belum paham.
e Menanggapi respon atau pertanyaan anak.
f Menutup pembelajaran.
2 Mengimplementasikan Metode, Sumber Belajar, dan Bahan Latihan
a Menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
b Menggunakan berbagai sumber belajar.
c Memberikan tugaslatihan dengan memperhatikan perbedaan individual.
d Menggunakan ekspresi lisan atau penjelasan tertulis yang dapat
mempermudah siswa memahami materi. 3
Mendorong Anak untuk Aktif a
Memberi kesempatan kepada anak untuk terlibat secara aktif ,isalnya dengan mengajukan pertanyaan, memberi tugas, atau berdiskusi.
b Memberi penguatan kepada anak.
c Memberikan pengayaan tugas tambahan serta pemberian latihan khusus atau
remidi.
44
4 Mendemonstrasikan Penugasan Materi
a Mendemonstrasikan penugasan secara meyakinkan dengan menggunakan
media yang sesuai. b
Menjelaskan hubungan materi dengan kehidupan. 5
Mengelola Waktu, Ruang, Bahan, dan Perlengkapan Pengajaran. a
Menggunakan waktu pembelajaran secara efektif. b
Mengelola ruang kelas sesuai karakteristik anak dan tujuan pembelajaran. c
Menggunakan bahan pengajaran secara efisien. d
Menggunakan perlengkapan pengajaran secara efektif dan efisien. 6
Mengelola Pembelajaran Kelompok yang Kooperatif a
Pembelajaran langsung pada seluruh kelas. b
Pembelajaran individual. c
Pembelajaran untuk kelompok kecil. d
Pembelajaran yang kooperatif. c.
Melakukan Evaluasi a
Melakukan penilaian selama proses kegiatan pembelajaran baik secara lisan, tertulis, maupun pengamatan.
b Mengadakan tindak lanjut hasil penilaian.
Menurut Tarmansyah 2007: 189, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus termasuk
anak tunalaras yaitu pengelolaan kegiatan kelas, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta evalusai dan tindak lanjut.
45
a. Pengelolaan kegiatan kelas
Kegiatan kelas yang diatur akan membuat anak didik belajar lebih baik teratur dan terjadwal dengan baik. Mujis David 2008: 117 menyatakan bahwa
pengelolaan kelasmanajemen kelas erat kaitannya dengan cara mengatasi perilaku buruk peserta didik. Guru merancang kegiatan dalam kelas sehingga anak
bersama guru akan sama-sama mematuhi dan melaksanakan kegiatan yang dirancang dengan baik. Smith 2009: 161 menyatakan bahwa sesuatu yang
penting dalam keberhasilan inklusi bagi anak penyandang hambatan emosi dan perilaku di kelas reguler adalah sikap guru. Hal yang perlu dilakukan guru kelas
melalui pengelolaan kelas agar anak berkebutuhan khusus dapat berhasil di sekolah inklusif yaitu guru menggunakan waktu pembelajaran sesuai jadwal, guru
bersikap tanggap dalam memberikan bantuan kepada anak, dan menggunakan sedikit waktu dalam melakukan perpindahan dari satu aktivitas ke aktivitas
lainnya. Penggunaan waktu sesuai jadwal dalam proses pembelajaran bagi anak
tunalaras dimulai ketika awal pembelajaran dan akhir pembelajaran. Cara guru memberikan tanggapan bagi anak tunalaras dilihat ketika proses pembelajaran
berlangsung. Guru menanyakan apakah tugas sudah dikerjakan atau belum atau anak tunalaras sudah bisa mengerjakan atau belum. Menurut Kemis Rosnawati
2013: 92 bahwa guru bersikap tanggap dalam memberikan bantuan kepada siswa dapat dilakukan dengan cara guru duduk di dekat siswa dan menunjukkan
kesiapannya dalam membantu siswa. Perpindahan aktifitas setelah pelajaran ke pelajaran lain dengan lancar akan membuat susana kelas tetap kondusif. Menurut
46
Mujis dan David 2008: 123 transisi atau peralihan perlu dilakukan secepat dan
selancar mungkin, guru dapat menetapkan prosedur untuk peralihan pelajaran.
Mengelola kegiatan kelas menurut Tarmansyah 2007: 189 diantaranya mengatur tempat duduk dan membuat jadwal kelompok belajar. Menurut Evertson
Emmer 2011: 269, para siswa yang membutuhkan pengawasan yang lebih dekat atau lebih dari pada jumlah penjelasan yang biasanya sebaiknya didudukkan
dibaris depan ruangan. Sedangkan menurut Depdiknas Suharsimi, 2009: 151, pengaturan tempat duduk yang bervariasi seperti duduk berkelompok membentuk
lingkaran atau duduk di bangku bersama-sama sehingga mereka dapat melihat satu sama lain.
Jadwal kelompok belajar juga merupakan salah satu kegiatan pengelolaan kelas dalam kelas inklusif. Pembagian kelompok belajar yang ideal akan
membantu ABK dalam memahami materi dari teman sebaya. Kelompok yang ideal dimaksudkan bahwa dalam anggota kelompok terdapat anak yang memiliki
kemampuan akademis yang baik, sedang, dan rendah. Adanya kelompok belajar juga akan melatih anak tunalaras dalam berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. b.
Perencanaan Pembelajaran Menurut Suryosubroto 2002: 27 pada hakikatnya bila suatu kegiatan
direncanakan terlebih dahulu, maka tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Perencanaan pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus termasuk anak tunalaras adalah dengan membuat Program Pembelajaran Individual PPI. Menurut Parwoto 2007: 71 perencanaan pembelajaran
47
hendaknya memfokuskan secara langsung pada berbagai sasaran pembelajaran yang diperoleh dari Program Pengajaran Individual PPI. Menurut Mumpuniarti
2007: 77 idealnya semua anak berkebutuhan khusus dilayani dengan Program Pendidikan Individual PPI, karena pada dasarnya setiap anak memiliki
kebutuhan pendidikan yang berbeda secara individual. Secara garis besar PPI meliputi:
1 Deskripsi tingkat kemampuan anak
2 Tujuan umum dan tujuan khusus
3 Rincian layanan pendidikan khusus dan layanan yang terkait, termasuk
seberapa besar anak dapat berperan serta dalam pendidikan di kelas biasa. 4
Tanggal dimulainya setiap program, termasuk perkiraan waktu selesai dan evaluasinya.
5 Kriteria untuk menentukan ketercapaian tujuan.
Perencanaan pembelajaran bagi anak tunalaras dilakukan dengan membuat Program Pembelajaran Individual PPI yang disusun oleh guru kelas, guru bidang
studi, psikolog atau psikiatris, orang tua, terapis dan pihak lain yang terkait dengan proses belajar-mengajar Garnida, 2015: 111. Penyusunan PPI dilakukan
diawal semester dan dievaluasi pada ssat program berakhir. PPI bersifat progresif dan fleksibel dengan memperhatikan penanganan yang paling sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak. Merencanakan kegiatan pembelajaran diantaranya yaitu.
1 Menetapkan tujuan.
Menurut Smart Aziz, 2015: 132 guru harus merumuskan tujuan kegiatan pembelajaran secara matang agar anak mampu mengikuti kegiatan secara
mendalam.
48
2 Merencanakan pengorganisasian bahan ajar: menetapkan pokok bahasan,
menentukan bahan pengayaan serta bahan remidi. 3
Merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran: merumuskan tujuan pembelajaran,
menentukan metode
mengajar, menentukan
media pembelajaran, menentukan urutanlangkah-langkah mengajar kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 4
Merencanakan penggunaan sumber belajar: menentukan sumber bahan ajar, menentukan sumber belajar.
5 Merencanakan penilaian: menentukan bentuk penilaian, membuat alat
penilaian, menentukan tindak lanjut. c.
Pelaksanaan Pembelajaran 1
Kegiatan awal a
Melakukan apersepsi. Triani Amir 2013: 27-28, cara memulai pembelajaran pada anak
berkebutuhan khusus salah satunya selalu didahului dengan apersepsi atau mengkaitkan konsep yang sudah dipahami oleh anak sebelumnya.
b Memberikan motivasi anak tunalaras.
Menurut Marno Idrus 2010: 83, menimbulkan motivasi ketika pembelajaran berlangsung dapat dilakukan dengan cara bersemangat dan antusias yang tinggi,
menimbulkan rasa ingin tau, mengemukakan ide yang bertentangan, serta memperhatikan dan memanfaatkan hal yang menjadi perhatian anak didik.
c Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada anak didik.
2 Kegiatan inti
49
a Kegiatan pembelajaran.
b Menggunakan metode pembelajaran yang efektif.
Sagala 2010: 201 menjelaskan bahwa hal yang penting dalam metode ialah bahwa setiap metode pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan
belajar yang ingin dicapai. c
Menggunakan media. Pemilihan media pembelajaran yang tepat bagi anak tunalaras menurut
Meimulyani Caryoto 2013: 85 yaitu media yang digunakan untuk permainan misalnya ular tangga, puzzle, sedangkan media lain berupa dongeng.
d Teknik mengajukan pertanyaan dan menanggapi pertanyaan.
3 Kegiatan penutup
a Menyimpulkan materi pembelajaran dengan anak tunalaras.
b Melakukan evaluasi.
c Memberikan tindak lanjut kepada anak tunalaras memberikan pekerjaan
rumah, diminta belajar di rumah, diminta belajar kelompok, dan lainnya. d.
Evaluasi dan Tindak Lanjut 1
Menganalisis evaluasi anak tunalaras. 2
Mengadakan tindak lanjut hasil evaluasi anak tunalaras dengan melakukan remidial ataupun pengayaan.
Marthan 2007: 104 menyatakan bahwa program perbaikan atau remidial dimaksudkan agar anak mencapai ketuntasan belajar atau menguasai 75 tujuan
pembelajaran. Sependapat dengan itu, Aziz 2015: 131 menyatakan bahwa salah
50
satu strategi efektif yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran ABK salah satunya adalah program remidial.
3 Melaksanakan program bimbingan khusus kepada anak tunalaras atau
pemberian jam tambahan. Kustawan 2013: 151 menyatakan bahwa anak didik berkebutuhan khusus
memerlukan tambahan waktu dalam mengerjakan ulangan, ujian, tes, dan tugas lain.
Anak tunalaras hakikatnya adalah anak yang memiliki hambatan perilaku sosial dan emosi. Dalam pelaksanaan pembelajaran terhadap anak tunalaras guru
juga harus mampu melakukan pendekatan secara emosional kepada anak tunalaras. Hal ini dapat dilakukan guru dengan menciptakan interaksi antar
pribadi diantaranya guru dapat memberikan penghargaan reward, memberikan apresiasi berupa pujian, memberikan bimbingan khusus anak tunalaras,
memberikan dorongan kepada anak untuk semangat belajar, serta membantu anak untuk berinteraksi dengan temannya atau guru. Hidayat dan Wawan 2013: 90,
memberikan suatu pujian terhadap hasil karya anak juga akan membentu perasaan anak menjadi bahagia sehingga mengurangi beban anak.
Menurut Marthan 2007: 196-197 menyatakan bahwa kerjasama antara guru dan orang tua sangatlah dibutuhkan dalam memantau kemajuan anak
berkebutuhan khusus. Hal ini didukung oleh Shepherd 2010: 202 yang menjelaskan bahwa guru haruslah melakukan interaksi dengan orang tua dengan
melakukan hubungan antara guru dan orang tua. Maka dari itu selain melakukan pendekatan kepada anak tunalaras, guru juga harus melakukan pendekatan kepada
51
orang tua anak yang berkebutuhan. Orang tua dapat memantau perkembangan anak tunalaras dalam kegiatannya di rumah. Selain guru dan orang tua, sekolah
juga harus melakukan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat dalam menangani anak tunalaras.
Berdasarkan pelaksanaan
pembelajaran diatas,
agar pelaksanaan
pembelajaran anak tunalaras dapat dilaksanakan dengan baik, maka peneliti menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran anak berkebutuhan khusus tunalaras
sebagai berikut. 1.
Pengelolaan kegiatan kelas a.
Pengaturan tempat duduk anak tunalaras. b.
Pembuatan jadwal kelompok belajar anak tunalaras. 2.
Perencanaan Pembelajaran a.
Perumusan tujuan khusus bagi anak tunalaras. b.
Merencanakan bahan ajar bagi anak tunalaras. c.
Menentukan metode mengajar bagi anak tunalaras. d.
Menentukan media pembelajaran bagi anak tunalaras. e.
Merencanakan format penilaian bagi anak tunalaras. 3.
Pelaksanaan Pembelajaran a.
Kegiatan awal 1
Melakukan apersepsi. 2
Memberikan motivasi anak tunalaras. 3
Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada anak didik. b.
Kegiatan inti
52
1 Kegiatan pembelajaran bagi anak tunalaras.
2 Pembagian kelompok dalam pembelajaran.
3 Menggunakan metode pembelajaran yang efektif.
4 Menggunakan media bagi anak tunalaras.
5 Teknik mengajukan pertanyaan dan menanggapi pertanyaan.
c. Kegiatan penutup
1 Menyimpulkan materi pembelajaran dengan anak tunalaras.
2 Melakukan evaluasipenilaian.
3 Memberikan tindak lanjut kepada anak tunalaras memberikan pekerjaan
rumah, diminta belajar di rumah, diminta belajar kelompok, dll. 4.
Evaluasi dan Tindak Lanjut a.
Menganalisis evaluasi dan mengadakan tindak lanjut hasil evaluasi anak tunalaras dengan melakukan remidial ataupun pengayaan anak tunalaras.
b. Melaksanakan program bimbingan khusus kepada anak tunalaras.
c. Interaksi antar pribadi dengan anak tunalaras.
D. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas III