Kebutuhan Perbaikan Untuk Peningkatan Kualitas Berdasarkan Kelemahan

13. Pengaturan Speed Kurang Tepat. Pada saat penyetingan mesin operatur melakukan kalkulasi kecepatan mesin agar dapat berjalan lancar karena berpengaruh pada proses Assembling. 14. Pengaturan Tempat Kurang Tepat. Pada saat malakukan pengeboran pada bahan, posisi penjepit bahan kurang presisi jadi tidak pas atau sesuai dengan yang di harapkan. 15. Salah Pengeboran Operator yang kurang tanggap dengan speed pengerak bor mengakibatkan salah pengeboran pada saat proses assembling. 16. Sanding Mastes Trouble. Pada saat proses final sanding motor sanding mastes diusahakan tepat pada posisinnya agar tidak terjadi goresan pada saat proses produksi berjalan. 17. Motor penggerak Brush terlalu cepat. Hal ini Dikarenakan operator kurang tanggap pada pengaturan Motor Pengerak sehingga terjadi ketidak rataan ada permukaan bahan.

4.1.5 Kebutuhan Perbaikan Untuk Peningkatan Kualitas Berdasarkan Kelemahan

Sistem produksi Tripel Drasser Bali mempunyai kelebihan dalam kapasitas produksi yang hanya 5 sampai 6 hari mampu menghasilkan Tripel Drasser Bali ± 300 unit Dari beberapa kelebihan tersebut, terdapat kelemahan yang telah dianalisa dalam bentuk cacat. Cacat terjadi karena tidak adanya tim Quality Control yang mengendalikan para operator sehingga banyak kecerobohan – kecerobohan yang dilakukan operator. Tahap selanjutnya yaitu melakukan perbaikan – perbaikan dari kecacatan tersebut dan melakukan perhitungan tingkat kecacatan agar dapat dilakukan evaluasi. Perbaikan yang perlu dilakukan yaitu : Untuk tahap selanjutnya akan dilakukan perhitungan probabilitas kecacatan dan perbaikan – perbaikan.Tahapan perhitungan meliputi : 1. Penentuan Kecacatan Menentukan kecacatan hingga ke akar-akar penyebab dengan menggambarkan ke dalam fault tree diagram beserta simbol-simbol logika dari akar penyebab tersebut sampai menuju pada kejadian atau kecacatan yang tidak diinginkan. 2. Struktur Kecacatan Fault tree diagram tersebut kemudian dievaluasi dengan mengunakan cut set method hingga didapatkan cacat yang lebih spesifik. 3. Perhitungan Probabilitas Setelah dievaluasi, kemudian dihitung nilai probabilitas terjadinya kecacatan. Sehingga diketahui seberapa besar tingkat kecacatan yang terjadi dan pengaruhnya terhadap perusahaan pada masa yang akan datang Tabel 4.9 Probabilitas Akar – Akar Penyebab Kecacatan Produksi Tripel Drasser Bali Akar Penyebab Frekuensi Kejadian Cacat Produk Per unit F          n F F F 6 2 1 ... Total Produksi Per Bulan Per unit S+F Probabilitas Kejadian      F S F 1. Dove Taile Miring 2. Posisi Catter Kurang Presisi 3. Catter Tumpul 4. Sambungan Ekor Burung Berlubang 5. Operator Kurang Teliti 6,67 6,63 6,83 6,33 15,5 1133 1132,99 1133 1132,99 1133 0,0059 0,0056 0,0060 0,0056 0,0136 6. Operator Kurang Terampil 7. Setting Mesin Kurang Tepat 8. Permukaan Tergores 9. Pusher Pendorong siku Kurang Maju 10. Peer Penahan siku Kurang Menekan 11. Operator Kurang Tanggap Pada pengaturan Speed Mesin 12. Bahan Baku Patah 13. Pengaturan Speed Kurang Tepat 17,5 13,34 6,17 15,17 13,84 11,16 9,33 6 1133 1133,01 1133 1133 1133,01 1132,99 1133 1133 0,0154 0,0118 0,0054 0,0134 0,0122 0,0098 0,0083 0,0053 14. Pengaturan Tempat Kurang Tepat 15. Salah Pengeboran 16. Sanding Mastes Troble 17. Motor Pengerak Brush Terlalu Cepat 20,33 22,5 6,16 5,16 1133 1133 1129,66 1129,66 0,0179 0,0199 0,0055 0,0046 Sumber : Data Primer PT. Goldfindo Intikayu Pratama Gresik Ada di lampiran 3

4.2. Pengolahan Data