Identifikasi Akar Penyebab Basic Event Tripel Drasser Bali Per Proses Produksi

4.1.4 Identifikasi Akar Penyebab Basic Event Tripel Drasser Bali Per Proses Produksi

Setelah mengidentifikasi akar penyebab yang mengakibatkan terjadinya peristiwa – peristiwa yang tidak diinginkan maka dilakukan pengamatan berapa banyak akar penyebab terjadi setiap proses ditunjukkan pada perhitungan di bawah ini : Dove taile miring =          n F F F 6 2 1 ... =          6 8 ... 6 6 = 6,67 Dove taile miring =          n S S S 6 2 1 ... =          6 1203 ... 1209 1006 = 1126,33 Sedangkan perhitungan untuk penyebab akar kececatan yang lainnya ada di lampiran 3. Tabel 4.8 Jenis dan Jumlah Akar Penyebab Kecacatan Produksi Triple Drasser Bali Akar Penyebab Frekuensi Kejadian Cacat Produk Per unit F          n F F F 6 2 1 ... Frekuensi Kejadian Cacat Produk Per unit S          n S S S 6 2 1 ... Total Produksi Per Bulan Per unit F+S 1. Dove Taile Miring 2. Posisi Catter Kurang Presisi 3. Catter Tumpul 4. Sambungan ekor burung berlubang 5. Operator Kurang Teliti 6,67 6,63 6,83 6,33 15,5 1126,33 1126,66 1126,17 1126,66 1117,,5 1133 1132,99 1133 1132,99 1133 6. Operator Kurang Terampil 7. Setting Mesin Kurang Tepat 8. Permukaan Tergores 9. Pusher Pendorong Siku Kurang Maju 10. Peer Stoper Penahan Siku Kueang Menekan 11. Operator Kurang Tanggap Pada pengaturan Speed Mesin 12. Bahan Baku Patah 13. Pengaturan Speed Kurang Tepat 17,5 13,34 6,17 15,17 13,84 11,16 9,33 6 1115,5 1119,67 1126,83 1117,83 1119,17 1121,83 1123,67 1127 1133 1133,01 1133 1133 1133,01 1132,99 1133 1133 14. Pengaturan Tempat Kurang Tepat 15. Salah Pengeboran 16. Sanding Mastes Trouble 17. Motor Pengerak Brush Terlalu Cepat 20,33 22,5 6,16 5,16 1112,67 1110,5 1123,5 1124,5 1133 1133 1129,66 1129,66 Adapun penjelasan dari akar penyebab yang mengakibatkan terjadinya peristiwa – peristiwa yang tidak diinginkan adalah sebagai berikut: 1. Dove Taile Miring. Pemasangan Dove Taile yang kurang tepat atau miring menyebabkan penyambungan bahan tidak bisa berputar dengan stabil pada saat proses produksi. 2. Posisi Cutter Kurang Presisi. Pada saat pemasangan cutter pada saat pemotongan bahan menyebabkan pembagian kemasan antara depan dan belakang tidak sesuai. 3. Cutter Pemotong tumpul. Proses pemotongan secara terus menerus dalam jangka waktu cukup lama mengakibatkan Cutter tumpul sehingga hasil potongan bahan menjadi tidak rata. 4. Sambungan Ekor Burung Berlubang. Hali ini dapat disebabkan oleh operator yang terburu-buru dan kurang terampil dalam melakukan penyambungan Bahan. Operator seharusnya lebih hati-hati dan dibutuhkan tenaga ahli dalam melakukan penyambungan agar proses produksi dapat berjalan optimal. 5. Operator Kurang Teliti. Operator kurang teliti didalam mengoperasikan mesin yang ada dalam proses produksi karena kurang konsentrasi dalam operasi tersebut. Kadangkala pekerja tidak melakukan proses operasi sesuai dengan prosedur perusahaan. 6. Operator Kurang Terampil. Operator belum bisa menjalankan prosedur kerja secara tepat dikarenakan operator masih belum cukup berpengalaman dalam menjalankan proses produksi. 7. Setting Mesin Kurang Tepat Pada saat proses prduksi berjalan sebelumnya operator harus melakukan setting mesin sesuai dengan ketentuan perusahaan agar hasil produksi sesuai dengan standart perusahaan 8. Permukaan Tergores. Permukaan tergores dikarenakan Saat Proses final sanding operator kurang terampil sehingga terjadi goresan pada permukaan bahan sehingga bahan tidak rata. 9. Pusher pendorong siku kurang maju. Hal ini disebabkan Karena operator kurang tanggap pada pengaturan mesin sehingga kemampuan mesin kurang maksimal. 10. Peer Stoper penahan siku kurang menekan. Hali ini dapat disebabkan oleh operator yang terburu-buru dan kurang terampil dalam melakukan pengaturan mesin. Operator seharusnya lebih hati-hati dan dibutuhkan tenaga ahli dalam melakukan pengaturan agar proses produksi dapat berjalan optimal. 11. Operator Kurang Tanggap Pada Pengaturan Speed Mesin. Operator kurang tanggap pada pengaturan speed mesin sehingga proses produksi tidak berjalan dengan optimal . 12. Bahan Baku Patah. .Akibat operator kurang tanggap pada pengaturan speed mesin pada proses leg n turning bahan mengalami patah karena di sebabkan juga dengan mutu bahan yang kurang bagus. 13. Pengaturan Speed Kurang Tepat. Pada saat penyetingan mesin operatur melakukan kalkulasi kecepatan mesin agar dapat berjalan lancar karena berpengaruh pada proses Assembling. 14. Pengaturan Tempat Kurang Tepat. Pada saat malakukan pengeboran pada bahan, posisi penjepit bahan kurang presisi jadi tidak pas atau sesuai dengan yang di harapkan. 15. Salah Pengeboran Operator yang kurang tanggap dengan speed pengerak bor mengakibatkan salah pengeboran pada saat proses assembling. 16. Sanding Mastes Trouble. Pada saat proses final sanding motor sanding mastes diusahakan tepat pada posisinnya agar tidak terjadi goresan pada saat proses produksi berjalan. 17. Motor penggerak Brush terlalu cepat. Hal ini Dikarenakan operator kurang tanggap pada pengaturan Motor Pengerak sehingga terjadi ketidak rataan ada permukaan bahan.

4.1.5 Kebutuhan Perbaikan Untuk Peningkatan Kualitas Berdasarkan Kelemahan