Dari perhitungan diatas didapatkan probabilitas kejadian Tidak Rata sebesar 0,0343 atau 3,43
b. Perhitungan Setelah Dilakukan Evaluasi
Dari hasil evaluasi melalui kecacatan yang terbentuk didapatkan bentuk matrik penyebab dasar terjadinya Tidak Rata, yaitu:
1 : Pengaturan speed kurang tepat. 2
: Motor pengerak brush terlalu cepat. 3
: motor penggerak sanding mastes troble. 4
: Permukaan bahan tergores 5
: Operator kurang teliti Yang selanjutnya penyebab-penyebab tersebut dihitung untuk mengetahui
probabilitas bentuk Tidak Rata berdasarkan cut set. 1
2 3
4 5
1 1
P P
K
0,0053
4 4
P P
K
0,0054
2 2
P P
K
0,0046
5 5
P P
K
0,0136
3 3
P P
K
0,0055
5 4
3 2
1 K
K K
K K
F
P P
P P
P P
= 0,0344
Jadi probabilitas terjadinya Tidak Rata setelah dilakukan evaluasi adalah sebesar 0,0344 atau 3,44
4.3. Pembahasan
Dari pengolahan data yang telah dilakukan maka didapatkan hasil probabilitas dengan struktur kecacatan yang minimal. Setelah masing-masing dari
bentuk kejadian kecacatan dan penyebabnya-penyebabnya teridentifikasi dan dianalisa maka dapat dijelasankan sebagai berikut:
1. Tidak Rata.
Tidak Rata disebabkan oleh proses final sanding. Hal ini disebabkan oleh operator yang melakukan seting mesin kurang tepat, kualitas bahan baku kurang
bagus dan tindakan operator yang kurang terampil . Digambarkan dengan gerbang OR, sehingga dalam matrik cut set digambarkan secara vertikal karena ketiga
penyebab terjadi tidak secara bersamaan melainkan salah satu penyebab terjadi terlebih dahulu. Kecacatan yang terjadi yaitu pengaturan speed kurang tepat,
motor pengerak brush terlalu cepat, motor penggerak sanding mastes troble, permukaan bahan tergores, dan operator yang kurang teliti.
Hasil probabilititas yang dihitung setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0,0344 atau 3,44 per bulan proses produksi. Sedangkan probabilitas
yang dihasilkan sebelum melakukan evaluasi sebesar 0,0343 atau 3,43 . Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat Tidak Rata jauh dari
angka 1 bahkan kurang dari 0,5 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi.
2. Miring
Penyebab utama terjadinya miring disebabkan oleh kemampuan mesin potong kurang maksimal. Memiliki akar penyabab operator kurang terampil dan
setting mesin kurang tepat, sedangkan faktor akar penyebab yang lain adalah
pusher pendorong siku kurang maju dan peer stopper penahan siku kurang menekan.
Hasil probabilititas yang dihitung setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0,0528 atau 5,28 per bulan proses produksi. Sedangkan probabilitas
yang dihasilkan sebelum melakukan evaluasi sebesar 0,052 atau 5,2 . Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat miring jauh dari
angka 1 bahkan kurang dari 0,5 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi.
3. Gupil
Penyebab utama terjadinya Gupil disebabkan oleh proses penyambungan kurang presisi. Hal ini disebabkan karena mesin cutter trouble, mutu bahan
kurang bagus dan setting mesin terlalu cepat. Akar penyebab dari mesin cutter trouble adalah dove taile miring, cutter tumpul dan posisi cutter kurang presisi.
Sedangkan akar penyebab dari bahan kurang bagus adalah sambungan ekor burung berlubang dan operator kurang teliti saat setting mesin.
Hasil probabilititas yang dihitung setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0,0367 atau 3,67 per bulan proses produksi. Sedangkan probabilitas
yang dihasilkan sebelum melakukan evaluasi sebesar 0,036 atau 3,6 . Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat bentuk Gupil jauh dari
angka 1 bahkan kurang dari 0,5 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi.
4. Berlubang
Berlubang disebabkan oleh proses assembling. Hal ini disebabkan oleh proses produksi baru berjalan, kualitas bahan baku kurang bagus dan tindakan operator
yang kurang terampil . Digambarkan dengan gerbang OR , sehingga dalam matrik cut set digambarkan secara vertikal karena ketiga penyebab terjadi
tidak secara bersamaan melainkan salah satu penyebab terjadi terlebih dahulu. Kecacatan yang terjadi yaitu setting mesin kurang tepat, salah pengeboran,
pengaturan tempat kurang tepat, permukaan bahan tergores, dan operator yang kurang teliti.
Hasil probabilititas yang dihitung setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0,0686 atau 6,86 per bulan proses produksi. Sedangkan probabilitas yang
dihasilkan sebelum melakukan evaluasi sebesar 0,0685 atau 6,85 . Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat Tidak Rata jauh dari angka 1 bahkan
kurang dari 0,5 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi. 5.
Rapuh Penyebab utama terjadinya Rapuh disebabkan oleh proses leg n turning. Hal
ini disebabkan karena proses produksi baru berjalan dan mutu bahan kurang bagus. Akar penyebab dari proses produksi baru berjalan adalah operator kurang
teliti dan operator kurang tanggap pada pengaturan speed mesin. Sedangkan akar penyebab dari mutu bahan kurang bagus adalahbahan baku patah
Hasil probabilititas yang dihitung setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0,0084 atau 0,84 per bulan proses produksi. Sedangkan probabilitas
yang dihasilkan sebelum melakukan evaluasi sebesar 0.0083 atau 0,83. Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat bentuk Rapuh jauh dari
angka 1 bahkan kurang dari 0,5 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi.
Dalam skala probabilitas, kejadian kelima jenis cacat tersebut, kecacatan yang pertama sampai kecacatan kelima dalam kriteria 1 in 10 yang berarti
kejadian yang sering terjadi, Berikut nilai keterangan probabilitasnya : 1.
Berlubang Dalam waktu per bulan proses produksi, peluang terjadinya cacat sebesar
0,0686 atau 6,86 2.
Miring Dalam waktu per bulan proses produksi, peluang terjadinya cacat sebesar
0,0528 atau 5,28 . 3.
Gupil Dalam waktu per bulan proses produksi, peluang terjadinya cacat sebesar
0,0367 atau 3,67 . 4.
Tidak Rata Dalam waktu per bulan proses produksi, peluang terjadinya cacat sebesar
0,0344 atau 3,44 . 5.
Rapuh Dalam waktu per bulan proses produksi, peluang terjadinya cacat sebesar
0,0084 atau 0,84 . Sehingga dari kelima jenis cacat yang perlu dilakukan perbaikan pada
sistem produksinya adalah peristiwa-peristiwa yang membentuk kejadian bentuk Berlubang, Miring, Gupil, Tidak Rata dan Rapuh. Usulan perbaikan yang
dilakukan dengan menggunakan correction action terhadap peristiwa-peristiwa tersebut agar dapat mengendalikan jalannya proses produksi dapat ditunjukkan
dalam tabel 4.15, 4.16, 4.17, 4.18 dan 4.19 dibawah ini.
Tabel 4.15 Correction Action Terhadap Penyebab Kejadian Berlubang.
Akar Penyebab
Probabilitas Deskripsi Keadaan
Correction Action Bagian yang
dikoreksi diperhatikan
Setting mesin kurang tepat
0,0118 Kurangnya tenaga terampil
untuk mengoperasikan mesin sesuai dengan
prosedur dan keterbatasan peralatan yang ada.
Agar setting awal pada mesin tepat maka
dibutuhkan tenaga yang ahli dan disiplin
dalam menjalankan prosedur yang ada
sesuai dengan peralatan yang ada dalam proses
produksi TD Bali PT. Goldfindo Intikayu
Pratama Gresik
Mesin
Salah pengeboran
0,0199 Hal ini di sebebkan karena
pekerja kurang teliti dan kurang memperhatikan
prosedur proses produksi, dalam hal proses produksi
TD Bali. Sebaiknya PT.
Goldfindo Intikayu Pratama Gresik.
mengadakan suatu training yaitu pelatihan
untuk para pekerja yang disesuaikan
dengan stasiun kerja masing – masing ..
Khususnya dalam hal ini ketelitian dalam hal
mengatasi masalah yang mungkin muncul
selama proses produksi berjalan
Tenaga kerja dan
Mesin
Pengaturan tempat
kurang tepat 0,0179
Ketidak tepatan penyetingan yang
dilakukan oleh operator pada posisi bor.
Penyetingan bor pada dudukan diseting
secara pas dan diusahakan tidak
miring Mesin
Permukaan tergores
0,0054 Pemilihan bahan yang
kurang memenuhi standart perusahaan
mengakibatkan bahan mudah rusak karena
akibat mutu bahan yang kurang bagus .
Sebaiknya bagian QC lebih selektif dalam
pemilihan bahan yaitu dengan mengambil
sample bahan yang didatangkan dari
bagian komponen, sehingga kualitas
bahan yang bagus akan mudah didapatkan.
Tenaga kerja dan
Material
Operator kurang teliti
0,0136 Selain pekerja jarang
memperhatikan prosedur proses produksi, mereka
juga kurang teliti dalam hal proses produksi TD
Bali. Sebaiknya PT.
Goldfindo Intikayu Pratama Gresik.
mengadakan suatu training yaitu pelatihan
untuk para pekerja Tenaga kerja
Tabel 4.16 Correction Action Terhadap Penyebab Kejadian Miring
Akar Penyebab
Probabilitas Deskripsi Keadaan
Correction Action Bagian yang
dikoreksi diperhatikan
Operator kurang
terampil 0,0154
Selain operator jarang memperhatikan prosedur
proses produksi, mereka juga kurang mempunyai
keterampilan khususnya dalam hal melakukan
setting mesin yang membutuhkan teknik dan
cara yang berbeda dengan proses produksi TD Bali
karena alatmesin yang digunakan antara satu
dengan yang lainnya berbeda.
Sebaiknya PT. Goldfindo Intikayu
Pratama Gresik mengadakan suatu
training yaitu pelatihan untuk para pekerja
yang disesuaikan dengan stasiun kerja
masing-masing. Khususnya dalam hal
ketrampilan dalam hal mengatasi masalah
yang mungkin muncul selam proses produksi
berjalan
Tenaga kerja
Setting mesin kurang tepat
0,0118 Kurangnya tenaga terampil
untuk mengoperasikan mesin sesuai dengan
prosedur dan keterbatasan peralatan yang ada.
Agar setting awal pada mesin tepat maka
dibutuhkan tenaga yang ahli dan disiplin
dalam menjalankan prosedur yang ada
sesuai dengan peralatan yang ada dalam proses
produksi TD Bali PT. Goldfindo Intikayu
Pratama Gresik
Mesin
Pusher Pendorong
siku Kurang Maju
0,0134 Hal ini disebabkan karena
mesin penghantar panas atau heater tidak dapat
berjalan dengan baik karena suhu yang
dibutuhkan dibawah standart ketentuan proses
produksi. Tindakan perbaikan
maintenance perlu ditingkatkan, jika perlu
dilakukan pengecekan setiap saat. Agar
masalah dalam proses produksi yang
berhubungan dengan kerusakan mesin dapat
diminimumkan
Mesin
Peer stoper Penahan Siku
Kurang Menekan
0,0122 Penggunaan peer stoper
yang melebihi dari umur mesin itu sendiri life time
= 3 tahun Diperlukan pengecekan
terhadap peer stoper sehingga kemampuan
mesin dapat bekerja secara maksimal
Perawatan Peer Stoper
Tabel 4.17 Correction Action Terhadap Penyebab Kejadian Gupil.
Akar Penyebab
Probabilitas Deskripsi Keadaan
Correction Action Bagian yang
dikoreksi diperhatikan
Dove taile miring
0,0059 Kondisi dimana dove taile
tempat penahan tidak tepat pada posisinya
Dudukan dove taile di pasang sesuai
kemiringan atau diratakan sesuai yang
diperlukan Mesin
Cutter kurang tajam
atau tumpul 0,0060
Hal ini disebabkan karena cutter bekerja secara
kontinu. Dan tindakan pemeliharaan
maintenance yang kurang terutama untuk tindakan
preventive dan prediktif maintenance, sehingga
menjadi tumpul dan kurang maksimal dalam
proses pemotongan bahan. Tindakan perbaikan
maintenance perlu ditingkatkan, jika perlu
dilakukan pengecekan setiap saat. Agar
masalah dalam proses produksi yang
berhubungan dengan kerusakan mesin dapat
diminimumkan
Perawatan Cutter
Posisi cutter kurang
presisi 0,0056
Ketidak tepatan penyetingan yang
dilakukan oleh operator pada posisi Cutter.
Penyetingn cutter pada dudukan diseting
secara pas dan diusahakan tidak
miring Mesin
Sambungan ekor burung
berlubang 0,0056
Pemilihan bahan yang kurang memenuhi standart
perusahaan mengakibatkan bahan
mudah berlubang saat dilakukan proses
penyambungan bahan. Sebaiknya bagian QC
lebih selektif dalam pemilihan bahan yaitu
dengan mengambil sample bahan yang
didatangkan dari bagian komponen,
sehingga kualitas bahan yang bagus akan
mudah didapatkan.
Tenaga kerja dan
Material
Operator kurang teliti
0,0136 Selain pekerja jarang
memperhatikan prosedur proses produksi, mereka
juga kurang teliti dalam hal proses produksi TD
Bali. Sebaiknya PT.
Goldfindo Intikayu Pratama Gresik.
mengadakan suatu training yaitu pelatihan
untuk para pekerja yang disesuaikan
dengan stasiun kerja masing – masing ..
Khususnya dalam hal ini ketelitian dalam hal
mengatasi masalah yang mungkin muncul
selama proses produksi berjalan
Tenaga kerja
Tabel 4.18 Correction Action Terhadap Penyebab Kejadian Tidak Rata
Akar Penyebab
Probabilitas Deskripsi Keadaan
Correction Action Bagian yang
dikoreksi diperhatikan
Pengaturan speed kurang
tepat 0,0053
Dalam melakukan setting mesin karena operator
yang kurang terampil pada saat mengoperasikan mesin
seperti meletakkan bahan dan adanya setting yang
hanya berdasarkan visual perasaan operator saja serta
karena keterbatasan peralatan yang ada.
Agar setting awal pada mesin lebih tepat maka
dibutuhkan tenaga kerja yang ahli dan
disiplin dalam menjalankan prosedur
yang ada sesuai dengan peralatan yang ada
dalam proses produksi TD Bali PT. Goldfindo
Intikayu Pratama Gresik
Mesin
Motor penggerak
brush terlalu cepat
0,0046 Kondisi ini dimana
keadaan motor pengerak brush tidak sama arah
kecepatan dan sehinga antara bagian depan dan
belakang tidak sesuai dengan arah bertemunya
pada saat proses final sanding di karenakan
pengaturan speed motor yang tidak sesuai.
Tindakan yang akan dilakukan agar pada
mesin lebih presisi maka dibutuhkan
tenaga yang ahli dan disiplin dalam
menjalankan prosedur yang ada sesuai dengan
peralatan dan ketentuan yang ada dalam proses
produksi TD Bali PT. Goldfindo Intikayu
Pratama Gresik
Mesin
Motor penggerak
sanding mastes
0,0055 Hal ini disebabkan karena
mesin bekerja secara kontinu 24 jam. Dan
tindakan pemeliharaan maintenance yang kurang
terutama untuk tindakan preventive dan prediktif
maintenance Tindakan perbaikan
maintenance perlu ditingkatkan, jika perlu
dilakukan pengecekan setiap saat. Agar
masalah dalam proses produksi yang
berhubungan dengan kerusakan mesin dapat
diminimumkan
Mesin
Permukaan bahan
tergores 0,0054
Pemilihan bahan yang kurang memenuhi standart
perusahaan mengakibatkan bahan
mudah rusak karena akibat mutu bahan yang
kurang bagus . Sebaiknya bagian QC
lebih selektif dalam pemilihan bahan yaitu
dengan mengambil sample bahan yang
didatangkan dari bagian komponen,
sehingga kualitas bahan yang bagus akan
mudah didapatkan.
Tenaga kerja dan
Material
Operator kurang teliti
0,0136 Selain pekerja jarang
memperhatikan prosedur proses produksi, mereka
juga kurang teliti dalam hal proses produksi TD
Bali. Sebaiknya
mengadakan suatu training yaitu pelatihan
untuk para pekerja yang disesuaikan
dengan stasiun kerja masing – masing ..
Tenaga kerja
Khususnya dalam hal ini ketelitian dalam hal
mengatasi masalah yang mungkin muncul
selama proses produksi berjalan
Tabel 4.19 Correction Action Terhadap Penyebab Kejadian Rapuh
Akar Penyebab
Probabilitas Deskripsi Keadaan
Correction Action Bagian yang
dikoreksi diperhatikan
Bahan baku patah
0,0083 Pemilihan bahan yang
kurang memenuhi standart perusahaan
mengakibatkan bahan mudah rusak karena
akibat mutu bahan yang kurang bagus .
Sebaiknya bagian QC lebih selektif dalam
pemilihan bahan yaitu dengan mengambil
sample bahan yang didatangkan dari
bagian komponen, sehingga kualitas
bahan yang bagus akan mudah didapatkan.
Tenaga kerja dan
Material
Operator kurang teliti
0,0136 Selain pekerja jarang
memperhatikan prosedur proses produksi, mereka
juga kurang teliti dalam hal proses produksi TD
Bali. Sebaiknya
mengadakan suatu training yaitu pelatihan
untuk para pekerja yang disesuaikan
dengan stasiun kerja masing – masing ..
Khususnya dalam hal ini ketelitian dalam hal
mengatasi masalah yang mungkin muncul
selama proses produksi berjalan
Tenaga kerja
Operator kurang
tanggap pada pengaturan
speed mesin 0,0098
Selain operator jarang memperhatikan prosedur
proses produksi, mereka juga kurang mempunyai
keterampilan khususnya dalam hal melakukan
setting mesin yang membutuhkan teknik dan
cara yang berbeda dengan proses produksi TD Bali
karena alatmesin yang digunakan antara satu
dengan yang lainnya berbeda.
Agar setting awal pada mesin tepat maka
dibutuhkan tenaga yang ahli dan disiplin
dalam menjalankan prosedur yang ada
sesuai dengan peralatan yang ada dalam proses
produksi TD Bali PT. Goldfindo Intikayu
Pratama Gresik
Tenaga kerja dan
Mesin
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan dalam penelitian analisa kecacatan pada produk Tripel Drasser Bali di PT.
Goldfindo Intikayu Pratama dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis FTA, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya probabilitas terjadinya suatu kecacatan pada produk Tripel Drasser
Bali di PT. Goldfindo Intikayu Pratama Gresik adalah sebagai berikut: a.
Berlubang Probabilitas kejadian ini per bulan proses produksi adalah sebesar
0,0686 atau 6,86. b.
Miring Probabilitas kejadian ini per bulan proses produksi adalah sebesar
0,0528 atau 5,28 c.
Gupil Probabilitas kejadian ini per bulan proses produksi adalah sebesar
0,0367 atau 3,67 . d.
Tidak Rata Probabilitas kejadian ini per bulan proses produksi adalah sebesar
0,0344 atau 3,44 . e.
Rapuh Probabilitas
kejadian ini per bulan proses produksi adalah sebesar
0,0084 atau 0,84 .
2. Usulan perbaikan untuk perusahaan berdasarkan Correction Action dilakukan
pada jenis cacat yang paling besar yaitu Berlubang di mana akar penyebabnya
adalah,Setting mesin kurang tepat probabilitasnya 0,0118, Salah pengeboran
probabilitasnya 0,0199, Pengaturan tempat kurang tepat probabilitasnya 0,0179,
Permukaan tergores probabilitasnya 0,0054, dan Operator kurang teliti probabilitasnya 0,0136.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian, maka peneliti ingin mengajukan beberapa saran adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya PT. Goldfindo Intikayu Pratama Gresik perlu mengadakan
pemantauan dan pemeriksaan rutin yang diikuti dengan diadakannya training pelatihan yang ditujukan untuk para pegawai sesuai dengan stasiun kerja
masing-masing. Agar pekerja dapat lebih terampil dan ahli serta disiplin dalam menjalankan prosedur proses produksi.
2. Bagian Maintenance perlu meningkatkan tindakan perbaikan baik secara
prediktif maupun preventive terhadap mesin yang digunakan dalam proses produksi. Agar masalah dalam proses produksi yang berhubungan dengan
kerusakan mesin dapat diminimumkan. Sehingga proses produksi berjalan dengan efektif dan efisien.