Kelebihan dan kekurangan mastery learning

19 1. Pendekatan ini sejalan dengan pandangan psikologi belajar modern yang berpegang pada prinsip perbedaan individual. Perbedaan pada diri siswa sangat diperhatikan dalam pembelajaran tuntas. Metode belajar tuntas sangat menghargai adanya perbedaan individu yang mengakibatkan keberagaman kemampuan namun masih dapat dikendalikan dengan adanya guru sebagai fasilitator dan sumber belajar. 2. Memungkinkan siswa belajar lebih aktif. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sendiri, memecahkan masalah sendiri dengan proses menemukan dan bekerja sendiri. Kemandirian siswa dalam belajar tuntas menjadi yang utama. 3. Guru dan siswa dapat bekerja sama secara partisipatif dan persuasif, baik dalam proses belajar maupun proses bimbingan terhadap siswa lainnya. Kegiatan diskusi kelompok pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode belajar tuntas secara tidak langsung memberi dampak sikap afektif pada siswa. 4. Berorientasi kepada peningkatan produktifitas hasil belajar. Siswa dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Siswa dapat menguasai materi belajar secara menyeluruh dan utuh. 5. Pendekatan belajar tuntas ini pada hakekatnya tidak mengenal siswa yang gagal belajar atau tidak naik kelas. Siswa yang hasil belajarnya kurang memuaskan atau masih di bawah target hasil yang diharapkan, terus menerus dibantu oleh rekannya dan gurunya. 20 6. Penilaian yang dilakukan terhadap kemajuan belajar siswa mengandung unsur objektivitas yang tinggi sebab penilaian dilakukan oleh guru, rekan sekelas dan oleh diri sendiri, dan berlangsung secara berlanjut serta berdasarkan ukuran keberhasilan standar perilaku yang jelas dan spesifik. 7. Didasarkan pada suatu perencanaan yang sistemik yang memiliki derajat koherensi yang tinggi dengan kurikulum yang berlaku. 8. Menyediakan waktu belajar yang cukup sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing individu siswa sehingga memungkinkan mereka belajar secara lebih leluasa. 9. Berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pendekatan pembelajaran konvensional yang pada umumnya berdasarkan pendekatan klasikal. Beberapa kekurangan atau kelemahan dari pembelajaran tuntas, antara lain: 1. Guru sering mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan mengajar karena harus dibuat untuk jangka waktu yang cukup panjang di samping penyusunan perencanaan mengajar yang lengkap dan menyeluruh. 2. Pendekatan pembelajaran tuntas ini dalam pelaksanaannya harus melibatkan berbagai kegiatan, yang berarti menuntut macam-macam kemampuan guru yang memadai. 21 3. Guru-guru yang sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan cara- cara yang lama konvensional biasanya akan mengalami hambatan untuk melaksanakan pendekatan pembelajaran tuntas ini. 4. Pendekatan ini mempersyaratkan tersedianya berbagai fasilitas, perlengkapan, alat, dana, dan waktu yang cukup banyak, sedangkan sekolah-sekolah kita pada umumnya masih langka dalam segi sumber- sumber teknis seperti yang diharapkan. 5. Diberlakukannya sistem ujian seperti UANUN yang menuntut penyelenggaraan program pembelajaran pada waktu yang telah ditetapkan dan usaha persiapan para siswa untuk menempuh ujian, mungkin menjadi salah satu unsur penghambat pelaksanaan pembelajaran tuntas yang diharapkan. 6. Untuk melaksanakan pendekatan ini yang mengacu kepada penguasaan materi belajar secara tuntas pada gilirannya menuntut para guru agar mengusai materi tersebut secara lebih luas, menyeluruh, dan lebih lengkap. Hal ini menuntut para guru agar belajar lebih banyak dan menggunakan sumber-sumber yang lebih luas. Dengan mengetahui adanya kelebihan dan kekurangan dari pendekatan pembelajaran tuntas seperti telah diuraikan di atas, kita dapat lebih menyempurnakan pelaksanaannya sehingga kita dapat memetik manfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar. 22

D. Sintaks pembelajaran metode mastery learning

Kajian teori mengenai sintaks atau tahapan pembelajaran dengan metrode belajar tuntas mastery learning menurut Suryobroto 2010:136 adalah sebagai berikut: a. Orientasi Pada tahap ini dilakukan penetapan suatu kerangka isi pembelajaran. Guru akan menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran. b. Penyajian Pada tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh-contoh. Jika yang diajarkan adalah konsep baru, maka penting untuk mengajak siswa mendiskusikan karakteristik konsep, definisi serta konsep. Jika yang diajarkan berupa keterampilan baru, maka penting untuk mengajar siswa mengidentifikasi langkah-langkah kerja keterampilan dan berikan contoh untuk setiap langkah-langkah keterampilan yang diajarkan. c. Latihan Terstruktur Pada tahap ini guru memberi siswa contoh praktik penyelesaian masalahtugas. Dalam tahap ini, siswa perlu diberi beberapa pertanyaan, kemudian guru memberi balikan atas jawaban siswa. d. Latihan Terbimbing Pada tahap ini guru memberi kesempatan pada siswa untuk latihan menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih dibawah bimbingan dalam menyelesaikannya. Melalui kegiatan terbimbing ini memungkinkan guru untuk 23 menilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan sejumlah tugas dan melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Jadi peran guru dalam tahap ini adalah memantau kegiatan siswa dan memberikan umpan balik yang bersifat korektif jika diperlukan. e. Latihan Mandiri Tahap latihan mandiri adalah inti dari strategi ini. Latihan mandiri dilakukan apabila siswa telah mencapai skor unjuk kerja antara 85-90 dalam tahap latihan terbimbing. Tujuan latihan terbimbing adalah memperkokoh bahan ajar yang baru dipelajari, memastikan daya ingat, serta untuk meningkatkan kelancaran siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam tahap ini siswa menyelesaikan tugas tanpa bimbingan ataupun umpan balik dari guru. Kegiatan ini dapat dikerjakan di kelas ataupun berupa PR Pekerjaan Rumah. Adapun peran guru pada tahap ini adalah memberi nilai hasil kerja siswa setelah selesai mengerjakan tugas secara tuntas. Guru perlu memberikan umpan balik kembali jika siswa masih ada kesalahan dalam pengerjaannya.

E. Pengertian hasil belajar

Pengertian hasil belajar menurut Sukmadinata 2005, prestasi atau hasil belajar achievement merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata