88
No. Nama Hasil
Pre Test
1. AVN
60 2.
ADC 76,6
3. FM
73,3 4.
RFN 53,3
5. GT
66,6 6.
MR 80
7. CPR
80 8.
AB 66,6
9. FNR
60 10. RS
76,6 11. SA
76,6 12. WY
70 13. AR
76,,6 14. RAD
76 15. NAS
76 16. GS
53,3 17. YF
76,6 18. DYA
70 19. FJ
63,3 20. TWN
70 21. RA
43,3 22. DDS
73,3 23. SR
60 24. DN
63,3 Jumlah
1.641,6 RATA-RATA
68,3
3.2 Hasil Post Test
No. Nama Hasil
Post Test
89
1. AVN
73,3 2.
ADC 73,3
3. FM
86,6 4.
RFN 86,6
5. GT
73,3 6.
MR 83,3
7. CPR
80 8.
AB 73,3
9. FNR
73,3 10. RS
80 11. SA
80 12. WA
76,6 13. AR
80 14. RAD
86,6 15. NAS
76,6 16. GS
80 17. YF
83,3 18. DYA
86,6 19. FJ
93,3 20. TWN
76,6 21. RA
73,3 22. DDS
83,3 23. SR
76,6 24. DN
86,6 Jumlah
1.922,4 RATA-RATA
76,6
LAMPIRAN 4 Foto Kegiatan Penelitian
90
Foto 1 : kegiatan pembuka dan perkenalan peneliti terhadap siswa
Foto 2 : kegiatan peneliti berinteraksi dengan siswa ketika diskusi materi.
91
Foto 3 : siswa memperhatikan materi
Foto 4 : pre test siswa
Foto 5 : pemberian treatment mastery learning
92
Foto 6 : post test siswa
Foto 7 : serangkaian pemberian treatmen dan penutup
93
LAMPIRAN 5 Surat – surat
1. Surat ijin penelitian.
94
2. Surat Permohonan Ijin
95
3. Surat Keterangan Validasi Instrumen
96
4. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah tentang rendahnya mutu pendidikan. Hal ini tercermin
dari rendahnya rata-rata hasil belajar siswa baik itu hasil belajar pada nilai semester maupun ujian nasional. Hal ini dapat dibuktikan oleh hasil ujian pada
mata pelajaran Bahasa Inggris tingkat sekolah dasar yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Masalah lain dalam pendidikan di Indonesia yang yaitu
tentang pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru teacher center. Guru banyak menempatkan siswa sebagai obyek dan bukan
sebagai subyek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan pada siswa dalam berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir
holistik menyeluruh, kreatif, objektif, dan logis. Belajar dan mendidik merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan
satu sama lain. Belajar menunjukkan kepada bentuk perubahan yang dialami seseorang dalam perilaku akibat adanya interaksi antara respon dan stimulus,
sedangkan mendidik menunjukkan penyampaian suatu ilmu untuk membentuk manusia menjadi pribadi yang baik. Jadi belajar dan mendidik dalam hal ini
adalah proses interaksi antara guru dan siswa pada saat proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan berhasil selain ditentukan oleh kemampuan guru dalam
menentukan metode dan alat yang digunakan dalam pengajaran, juga ditentukan oleh minat dan motivasi belajar siswa.
2
Rendahnya hasil belajar bahasa Inggris pada siswa di tingkat SD baik itu pada nilai semester maupun ujian nasional dikarenakan guru dalam
membelajarkan materi bahasa inggris terlalu cepat dan kurang menarik. Di samping itu penggunaan metode pengajaran yang salah dapat mengakibatkan
tingkat pemahaman siswa dan penguasaan materi masih kurang, serta nilai yang diperoleh siswa cenderung rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi pada
tanggal 27 November 2015 dengan Ibu Septi selaku guru Bahasa Inggris SD N Sono, yaitu nilai Bahasa Inggris kelas 5 SD N Sono masih di bawah KKM yaitu
nilainya berkisar antara 73 – 74 dengan skor maksimal 100, sedangkan KKM
mata pelajaran Bahasa Inggris adalah 75. Untuk mempengaruhi hasil belajar pada siswa khususnya keterampilan menulis kalimat sederhana pada mata pelajaran
Bahasa Inggris, diperlukan proses pengemasan belajar yang tepat, salah satunya adalah dengan menerapkan mastery learning dalam pembelajaran.
Mastery learning adalah suatu proses pembelajaran dimana siswa diberikan waktu yang cukup dan juga kesempatan belajar yang memadai.
Sehingga dengan demikian semua siswa akan dapat belajar sesuai dengan cara dan kecepatan masing-masing. Dalam hal ini, guru melakukan berbagai teknik
pembelajaran, yaitu dengan memberikan umpan balik dan tes berdasarkan acuan kriteria.
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan faktor penyebab siswa belum tuntas dalam hasil belajar Bahasa Inggris adalah waktu belajar siswa kelas
V yang masih kurang, karena pembelajaran di lakukan dalam 2x35 menit dalam satu minggu sekali. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada siswa,