26
mengenai esensi sumber daya manusia, sejumlah perusahaan menganggap sumber daya manusia merupakan bagian dari alat produksi,
oleh karena itu mereka tidak memerlukan tenaga kerja dengan kualitas tinggi dan tidak mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
mereka. 4 Pelaksanaan kode etik
Kode etik adalah kumpulan kebiasaan baik suatu masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi lainnya. Fungsi dari kode etik
adalah pedoman perilaku bagi anggota organisasi 5 Pelaksanaan seremoni
Seremoni merupakan peranan budaya organisasi atau tindakan kolektif pemujaan budaya yang dilakukan secara turun menurun
mengingatkan dan memperkuat nilai-nilai budaya. 6 Sejarah organisasi
Budaya organisasi dikembangkan dengan waktu yang lama yaitu sepanjang sejarah organisasi dan merupakan produk dari sejarah
organisasi. Penelitian ini menggunakan 3 item dari 6 item indikator yang
disimpulkan oleh Wirawan 2007:129 yaitu pelaksanaan norma, pelaksanaan nilai-nilai dan kepercayaan dan filsafat. Indikator lain dianggap
kurang sesuai dengan budaya organisasi yang ada pada PT Madubaru PGPS Madukismo.
27
d. Dampak Budaya Organisasi Beberapa dampak budaya organisasi dalam Robbins dan Judge
2008 : 294 yaitu:
1 Budaya organisasi membentuk perilaku staf dengan mendorong pencampuran core values dan perilaku yang diinginkan sehingga
memungkinkan organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif meningkatkan konsistensi, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi
koordinasi dan kontrol. 2 Budaya organisasi membatasi peran yang membedakan antara
organisasi yang satu dengan organisasi lain karena setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda, sehingga perlu memiliki akar budaya
yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada di dalamnya. 3 Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi anggota; dengan budaya
yang kuat anggota organisasi akan merasa memiliki identitas yang merupakan ciri khas organisasinya.
B. Penelitian yang Relevan
1. Wardhani 2009, Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Komitmen Organisasi pada Pabrik Gula Djombang Baru. Sampel
ditetapkan sebanyak 275 orang karyawan dan metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur path analysis. Hasil penelitian membuktikan bahwa
variabel budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PG Djombang baru Jombang.
28
2. Wati 2013, Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT Kebon Agung Pabrik Gula
Trangkil Kabupaten Pati. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Nilai koefisien regresi berganda menunjukkan bahwa
variabel motivasi kerja dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Kebon Agung Pabrik Gula Trangkil Kabupaten
Pati.
C. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Motivasi merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri karyawan
maupun dorongan dari luar untuk bekerja lebih baik. Suharto dan Cahyono 2005 dan Hakim 2006 menyebutkan ada salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja yaitu faktor motivasi, dimana motivasi merupakan kondisi yang menggerakan seseorang berusaha untuk mencapai tujuan atau
mencapai hasil yang diinginkan. Rivai 2004 menunjukkan bahwa semakin kuat motivasi kerja, kinerja karyawan akan semakin tinggi. Hal ini berarti
bahwa setiap peningkatan motivasi kerja karyawan akan memberikan peningkatan yang sangat berarti bagi peningkatan kinerja karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya. Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja karyawan untuk berperan serta secara aktif
dalam proses kerja.
29
Masalah motivasi karyawan di PT Madubaru PGPS Madukismo menjadi perhatian penting. Kinerja yang kurang memuaskan diakibatkan dari
motivasi karyawan yang rendah. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya reward and punishment terhadap karyawan yang berprestasi dan karyawan
yang melakukan pelanggaran. Hubungan antar karyawan yang kurang baik ditunjukkan dengan kejenuhan yang dirasakan karyawan sehingga karyawan
sering keluar ruangan tanpa ijin dan juga kerja sama yang kurang dalam penyelesaian tugas. Kenaikan jabatan yang sulit dilakukan walau karyawan
sudah berprestasi. Hal itu menyebabkan karyawan kurang termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi guna meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan uraian di
atas maka Hipotesis ke 1 yaitu motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
2. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Robbins 2002, mengungkapkan bahwa budaya organisasi yang kuat
diperlukan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan yang pada akhirnya akan berpengaruh pula pada kinerja organisasi secara
keseluruhan. Oleh karena itu, setiap organisasi perlu membentuk budaya organisasi yang kuat. Organisasi perlu menyebarluaskan nilai-nilai utamanya
kepada seluruh karyawan. Nilai-nilai itu akan melekat pada setiap anggota organisasi, sehingga budaya organisasi ini akan berdampak pada perilaku dan
sikap setiap anggota organisasi. Kotler dan Hesket dalam Lako 2004:32 mengatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap
peningkatan kinerja dalam jangka panjang.
30
Budaya organisasi menjadi suatu permasalahan yang memengaruhi kinerja karyawan di PT MadubaruPGPS Maduksimo. Hal itu diindikasikan
dengan masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan karyawan ketika bekerja. Pelanggaran itu diantaranya, karyawan tidak memakai kelengkapan
kerja sesuai peraturan, karyawan datang terlambat dan juga karyawan sering keluar ruangan tanpa ijin. Pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak
ditindaklanjuti dan tidak ada hukuman atau sanksi yang diberikan bagi sang pelanggar. Perusahaan juga tidak mengadakan pelatihan bagi karyawannya
menyebabkan kinerja karyawan setiap tahunnya tidak ada peningkatan. Hal itu menjadikan sebuah kebiasaan dan menjadi suatu budaya yang melekat yang
sulit untuk diperbaiki. Dari uraian tersebut maka Hipotesis ke 2 adalah budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
3. Pengaruh motivasi dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Budaya yang baik akan memengaruhi kinerja karyawan menjadi lebih
baik. Ditambah dengan motivasi karyawan yang tinggi, akan membentuk sebuah pola kerja yang terstruktur dengan baik dengan kinerja karyawan yang
memuaskan. Apabila budaya organisasi tersebut tidak baik,walau motivasi karyawan tinggi tetap saja akan membuat kinerja kurang memuaskan.
Motivasi karyawan akan terkikis dengan sendirinya apabila terbiasa bekerja dengan budaya yang kurang baik. Jika budaya perusahaan baik, namun tidak
diimbangi motivasi yang tinggi dari karyawan maka kinerja juga akan kurang memuaskan. Terlebih jika budaya tidak baik diiringi motivasi yang rendah.
Hal tersebut membuat kinerja karyawan akan sangat tidak baik.