21
a. Mencari manajer yang benar-benar dapat dipercaya, mengetahui secara jelas kapabilitas dan personalitas. Kunci kerjasama dalam hubungan
agensi adalah kepercayaan yang didasarkan pada informasi yang benar tentang agent.
b. Memperjelas kontrak insentif dengan skema kompensasi operasional sehingga memotivasi agent untuk bekerja sesuai kepentingan principal
dengan penghargaan yang wajar terhadap principal.
2.3 Manajemen Laba
earnings management
2.3.1 Pengertian Manajemen Laba
earnings management
Scott 1997 dalam Halim, dkk 2005 mendefinisikan manajemen laba sebagai berikut :
“Given that managers can choose accounting policies from a set for example,GAAP, it is natural to expect that they will choose policies so as to
maximize theirown utility andor the market value of the firm”.
Dari definisi tersebut manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat
memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan. Scott 1997 juga membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama,
melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontak utang, dan political
costs Opportunistic Earnings Management. Kedua, dengan memandang
22
manajemen laba dari perspektif efficient contracting EfficientEarnings Management, dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk
melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba income
smoothing dan pertumbuhan laba sepanjang waktu. Menurut Assih dan Gudono 2000 dalam Rahmawati, dkk 2006
mengartikan manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Accepted Accounting Prinsiples GAAP untuk mengarah
pada tingkatan laba yang dilaporkan. Manajemen laba adalah rekayasa laba dengan menaikan menurunkan laba pada komponen akrual yang dilaporkan saat
kini dari suatu unit yang menjadi tanggung jawab manajer Tarjo, 2008. Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi
dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan dan menurunkan pelaporan laba Nuryaman, 2008.
Definisi manajemen laba yang hampir sama juga diungkapkan oleh Schipper 1989 dalam Sulistyanto 2008:49 yang menyatakan bahwa
manajemen laba merupakan suatu intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal, untuk memperoleh keuntungan pribadi. Manajemen laba
merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas- batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang
diinginkan dari laba yang dilaporkan.
23
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba
merupakan salah satu faktor yang yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat
mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa sebagai angka laba tanpa rekayasa Setiawati dan Na’im, 2000.
Dari beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa manajemen laba merupakan usaha pihak manajemen yang disengaja untuk memanipulasi laporan
keuangan dengan menaikkan atau menurunkan laba yang akan dilaporkan dalam batasan yang diperbolehkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dengan tujuan untuk
memberi informasi yang menyesatkan para pemakai laporan keuangan demi keuntungan pihak manajer.
2.3.2 Positive Accounting Theory PAT