Objek Manajemen Laba Manajemen Laba

30 tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini umumnya dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian utang. d. Income Smoothing Pola ini merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering dilakukan dan paling populer. Pola ini dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar dan perusahaan terlihat stabil dan tidak beresiko tinggi.

2.3.6 Objek Manajemen Laba

Sulistyanto 2008:183 mengemukakan ada beberapa komponen laporan keuangan yang mudah untuk dipermainkan dengan memanfaatkan kebebasan dalam memilih metode akuntansi dan menentukan nilai estimasi. Komponen laporan keuangan yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Kas dan setara kas Kas adalah aktiva yang paling mudah dan sering disalahgunakan, sesuai dengan sifatnya yang mudah untuk dipakai atau dibelanjakan. Beberapa cara yang dapat dipakai untuk menyembunyikan kecurangan dalam mengelola kas perusahaan adalah dengan melakukan lapping dan check kitting. Lapping merupakan upaya rekayasa manajerial dengan cara menunda pencatatan transaksi bersangkutan sampai terjadi lagi transaksi yang serupa, contohnya yaitu apabila suatu penerimaan transaksi kas terjadi karena adanya penjualan tunai, maka transaksi ini langsung dicatat dalam pembukuan perusahaan dan transaksi ini baru akan dicatat ketika terjadi transaksi penerimaan kas yang 31 lain sejumlah kas yang diterima dalam transaksi yang terakhir. Check kitting merupakan upaya rekaya manajerial dengan menggelapkan kas perusahaan dengan menutupi kekurangan kas yang digelapkan dengan menarik cek dari bank dan menyetorkannya ke bank lain. b. Piutang Piutang menjadi obyek rekayasa manajerial karena piutang merupakan komponen laporan keuangan yang tidak mempunyai wujud fisik sehingga mudah untuk mengubah bukti-bukti transaksi yang menimbulkan piutang, mudah untuk mengubah bukti pencatatan piutang, kebebasan dalam estimasi prosentase biaya kerugian piutang dan kebebasan untuk memilih komponen yang dipakai sebagai dasar penghitungan biaya kerugian piutang. Upaya untuk menaikkan laba periode tertentu dilakukan dengan mengecilkan prosentase nilai untuk menghitung biaya kerugian piutang, sedangkan untuk menurunkan laba dilakukan dengan memperbesar prosentase nilai untuk menghitung biaya kerugian piutang. c. Persediaan Persediaan menjadi salah satu obyek rekayasa manajerial karena perusahaan memiliki kebebasan untuk memilih metode penentuan harga pokok dan metode transaksi penjualan. Dalam penentuan harga pokok perusahaan dapat memilih untuk menggunakan metode First in First Out FIFO yang dapat mengakibatkan nilai harga pokok penjualan cenderung lebih rendah dan persediaan akhir perusahaan menjadi lebih tinggi., metode Last in First Out LIFO yang dapat mengakibatkan nilai harga pokok 32 penjualan cenderung lebih tinggi dan nilai persediaan yang dimiliki perusahaan menjadi lebih rendah, dan metode Rata-rata Average yang dapat mengakibatkan nilai harga pokok penjualan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan metode LIFO dan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode FIFO. Perusahaan juga memiliki kebebasan dalam memilih metode transaksi penjualan, yaitu Free on Board FOB shipping point, FOB destination dan barang konsinyasi. d. Biaya dibayar dimuka Prinsip akuntansi memberi kebebasan kepada perusahaan untuk menentukan estimasi periode pemanfaatan biaya dibayar dimuka sesuai dengan perkiraan berapa lama perusahaan dapat menerima manfaat dari biaya tersebut. Sejalan dengan adanya kebebasan dalam menentukan nilai estimasi, perusahaan dapat mempermainkan besar kecilnya laba dengan mengatur nilai estimasi biaya. Jika perusahaan menginginkan laba periode berjalan lebih besar dibandingkan dengan laba sesungguhnya maka perusahaan dapat membut nilai estimasi amortisasi biaya dibayar dimuka lebih panjang. e. Aktiva tetap Aktiva tetap dengan umur terbatas dapat dipakai sebagai obyek rekayasa manajerial dengan memanfaatkan metode depresiasi dan menentukan estimasi umur ekonomis yang bebas dipilih dan digunakan perusahaan untuk menentukan biaya depresiasinya per periodenya. Perusahaan 33 dapat mengatur besar kecilnya laba per periode berjalan dengan menggunakan metode depresiasi yang berbeda. Apabila manajer menginginkan laba periode berjalannya lebih tinggi pada periode awal pengalokasian maka manajer dapat menggunakan metode saldo menurun yang akan membuat biaya depresiasi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode garis lurus dan jumlah angka tahun. f. Utang lancar Beberapa upaya rekayasa manajerial yang bisa dilakukan dengan memanfaatkn utang lancar yaitu dengan mengakui dan mencatat transaksi pembelian lebih besar dibandingkan dengan pembelian sesungguhnya, menunda mengakui pendapatan diterima dimuka sebagai pendapatan periodik, menunda mengakui biaya yang masih harus dibayar sebagai biaya periodik dan menunda mengakui utang jangka panjang yang jatuh tempo.

2.3.7 Pandangan Terhadap Manajemen Laba

Dokumen yang terkait

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

7 50 87

Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 123

Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, Asimetri Informasi dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015

0 8 89

PENGARUH KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 30

PENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE DAN Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Asimetri Informasi, Leverage, Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Ya

0 4 17

PENDAHULUAN Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Asimetri Informasi, Leverage, Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013-2015).

0 5 10

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Asimetri Informasi, Leverage, Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013-2015).

0 6 4

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 7

(ABSTRAK) PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, KONSENTRASI KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2007).

0 0 3