28
c. Penerapan akuntansi secara sukarela voluntary accounting changes
Biasanya berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu diantara sekian banyak metode yang
dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada GAAP. Contoh merubah penilaian persediaan dari FIFO ke LIFO atau sebaliknya.
2.3.4 Tehnik Manajemen Laba
Manajemen laba menurut Setiawati dan Na’im 2000 dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu:
a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Cara manajemen untuk mempengaruhi laba melalui judgement perkiraan terhadap estimasi akuntansi antara lain: estimasi tingkat piutang
tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.
b. Mengubah metode akuntansi
Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode
depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus. c.
Menggeser periode biaya atau pendapatan Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain:
mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai pada periode akuntansi, mempercepat atau menunda pengeluaran
promosi sampai pada periode akuntansi berikutnya, kerjasama dengan vendor
29
untuk mempercepat atau menunda pengiriman tagihan sampai periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda pengiriman produk ke
pelanggan, menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi tingkat laba, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai.
2.3.5 Pola Manajemen Laba
Pola manajemen laba menurut Scott 2000 dalam Rahmawati, dkk 2006 dapat dilakukan dengan cara:
a. Taking a Bath
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru. Taking a bath juga dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak
menguntungkan tidak bisa dihindari pada periode berjalan dengan mengakui biaya-biaya pada periode yang akan datang dan kerugian pada periode
berjalan. b.
Income Minimization Pola ini dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat
profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode
sebelumnya. c.
Income Maximization Pola ini dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income
maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk
30
tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini umumnya dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian utang.
d. Income Smoothing
Pola ini merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering dilakukan dan paling populer. Pola ini dilakukan perusahaan dengan cara
meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar dan perusahaan terlihat stabil dan tidak beresiko tinggi.
2.3.6 Objek Manajemen Laba