Uji Asumsi Klasik Metode dan Tekhnik Analisis Data

64 Y : Manajemen Laba X 1 : Asimetri informasi X 2 : Kepemilikan Institusional X 3 : Leverage β 0, ε : Konstanta, Error β 1 , β 2 , β 3 : Koefisien Regresi

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Untuk menghindari penyimpangan asumsi-asumsi klasik, perlu dilakukan uji asumsi klasik. Model asumsi klasik itu adalah: 3.5.4.1 Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali 2006:91, Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antar variabel bebas independen dalam model regresi. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar variabel bebas sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas di dalam model regresi dapat dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya, 2 Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Model regresi dikatakan bebas dari multikolinieitas apabila memiliki nilai tolerance 0,1 dan lawan Varian Inflation Factor VIF 10. 3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas menurut Ghozali 2006:105 bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu 65 pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut Homokedastisitas, dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mengetahui gejala Heteroskedasitisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik Scatter Plot SP melalui SPSS. Model yang bebas dari Heteroskedasitisitas mempunyai grafik SP dengan pola titik yang menyebar di atas sumbu Y. Dasar analisis heteroskedasitisitas adalah: a. Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, menyempit, maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedasitisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik yang tidak teratur dan berada di menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka mengidentifikasikan tidak terjadi heteroskedasitisitas. Selain dengan mengamati grafik Scatter Plot SP, uji untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas yaitu digunakan Uji Glejser. Uji Glejser meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006:109. 3.5.4.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan 66 kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lainnya. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Salah satunya yaitu dengan Uji Durbin-Watson DW test. Uji Durbin-Watson banyak digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorelation dan mensyaratkan adanya intersep dalam model regresi dan tidak ada autokorelasi lagi diantara variabel bebas, yang ditunjukkan dengan nilai D-W ada diantara nilai du dan 4-du Ghozali,2006:95.

3.5.5 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

7 50 87

Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 123

Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, Asimetri Informasi dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015

0 8 89

PENGARUH KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 30

PENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE DAN Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Asimetri Informasi, Leverage, Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Ya

0 4 17

PENDAHULUAN Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Asimetri Informasi, Leverage, Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013-2015).

0 5 10

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Asimetri Informasi, Leverage, Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013-2015).

0 6 4

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 7

(ABSTRAK) PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, KONSENTRASI KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2007).

0 0 3