Metode Penelitian Pendekatan Teori

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian sejarah terdapat empat tahapan sebagaimana disebut Kuntowijoyo, 31 Dalam kajian ini juga dilakukan wawancara. Dalam hal penelitian, wawancara merupakan salah satu bentuk implementasi penelitian yang sangat penting. Setelah pengumpulan data, maka dilanjutkan dengan kritik ekstern dan kritik intern. Langkah berikutnya adalah membuat interpretasi atau penafsiran berdasarkan data dan fakta se- objektif mungkin. Terakhir, melakukan eksplanasi peristiwa secara kronologis dan sistematis dalam historiografi. yaitu heuristik, verifikasi, kritik sumber, dan terakhir historiografi atau tahap penulisan. Tahap pertama adalah yang paling penting karena bergelut dengan data dan fakta atau sumber, sebab sumberlah yang berbicara dalam penelitian sejarah yang apa adanya. Selebihnya, penambahan oleh penulis sebagai eksplanasi agar data dan fakta itu tidak tercerabut, melainkan terjalin utuh. Sehubungan dengan hal itu, studi pustaka diperlukan dengan mempergunakan buku-buku dan dokumen. Studi kepustakaan juga dilakukan untuk mengumpulkan studi-studi lain yang sedikit banyak membahas tema yang sama sebagai bahan perbandingan. 32

1.6 Pendekatan Teori

Gerakan mahasiswa berhubungan langsung dengan kondisi sosial-politik yang terjadi di masyarakat. Kondisi sosial-politik masyarakat di bawah dominasi politik Orde Baru melahirkan kemiskinan dan kebodohan. Ekspresi demokrasi yang hampa telah membuat kualitas kesejahteraan rakyat jauh dari harapan. Di samping itu, kenyataan bahwa selama 30 31 Lihat Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 1993. 32 Lihat Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008. Universitas Sumatera Utara tahun lebih masyarakat Indonesia hidup di bawah represifnya Orde Baru berdampak bagi psikologi masyarakat yang tidak mampu melakukan usaha atau inovasi. Selama Orde Baru berkuasa, bangsa Indonesia tenggelam dalam pusaran politik kekuasaan otoriter dan manipulatif. Bangsa ini dibuai dengan konsep kapitalis yang lebih menekankan modal daripada melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian, kondisi sosial sulit dapat dikatakan berpihak kepada rakyat sekalipun sering disebut sebagai masa pembangunan. Kesan pembangunan yang dikumandangkan tidak berbanding lurus terhadap kehidupan rakyat yang larut dalam kemiskinan. Berangkat dari situasi sosial, ekonomi, dan politik yang melandasi kekecewaan masyarakat menjadi fokus dalam pendekatan teori. Dalam kaitan tersebut, pengalaman kesulitan di atas pada akhirnya akan menciptakan kesadaran masyarakat. Sehubungan dengan itu, penulis juga mengaitkannya dengan teori gerakan sosial. Pendapat Marx bahwa kesadaran dipengaruhi oleh keadaan sosial di sekitarnya, misalnya tampak seperti berikut: “Menurut Marx, kesadaran itu berakar pada praxis manusia yang pada gilirannya bersifat sosial. Inilah pengertian dari bukan kesadaran yang menentukan eksistensi orang, tetapi sebaliknya kehidupan sosial merekalah yang menentukan kesadaran mereka.” 33 Kesadaran sosial akan menjadi kekuatan bagi masyarakat untuk meretas kehidupan sehari-hari mereka demi melepaskan diri dari kondisi sosial lama. Oleh karena itu, satu hal yang menjadi analisis dalam keterkaitan itu adalah pentingnya gerakan sosial. Lebih lanjut 33 Anthony Giddens, Kapitalisme dan Teori Sosial Modern: Suatu Analisis Karya Tulis Marx, Durkheim, dan Max Weber Jakarta: UIP, 1986, hlm. 50. Universitas Sumatera Utara gerakan sosial menurut Giddens adalah suatu keberanian untuk berusaha menstabilkan suatu tata kehidupan yang baru. Agar pemahaman tidak meluas, maka perlu kiranya definisi gerakan sosial dibahas supaya dapat menjadi acuan dalam pembahasan berikutnya. Ada berbagai macam defenisi yang menguraikan tentang gerakan sosial, misalnya Singh dan Wilson. 34 Gerakan sosial kerap dipandang sebagai simbol protes yang dilancarkan masyarakat terhadap struktur-struktur sosial pemerintah yang jarang merealisasikan kehendak rakyat. Oleh karena itu, gerakan sosial secara umum dilancarkan oleh masyarakat termasuk mahasiswa agar tercipta suatu perubahan sosial dan juga politik dengan dukungan dari masyarakat di luar struktur politik formal. Dari sini dapat disimpulkan bahwa gerakan mahasiswa merupakan bagian dari gerakan sosial. Keduanya memiliki tendensi terhadap peletakan perubahan setelah mengusir ketidakpuasan. Hal ini merupakan siklus yang saling melengkapi, namun kurang padu apabila digeneralisasikan. Kecenderungan kembalinya kekuasaan yang mengacaukan perjuangan panjang menjadi satu hal yang harus diwaspadai. Akan tetapi, pandangan Wilson tentu mendapat tempat lebih luas sebab menurutnya gerakan sosial tidak ditujukan untuk memperoleh posisi-posisi kekuasaan. Akan tetapi, secara spesifik ditujukan sebagai tawar-menawar agar pembuat keputusan terpengaruh dan memihak mereka. Jadi, gerakan sosial adalah jalan menuju sebuah perubahan. 34 Dimpos Manalu, op.cit., hlm. 44. Universitas Sumatera Utara Munculnya gerakan sosial tidak terlepas dari situasi sosial yang permanen di masyarakat. Mereka akrab menerima perlakuan tidak adil; campur tangan pemerintah hanya sekadar penampakan muka; ketidaksetaraan akibat dari pembangunan yang meminggirkan masyarakat. Konsep ini kerap dikenal dalam bidang ilmu sosial di mana Rajendra Singh sebagai tokoh yang turut ambil andil dalam teori sosial. Dalam teori gerakan sosial terdapat tiga kecenderungan sebagaimana pembagian yang diletakkan Ron E. Robert dan Robert Marsh Kloss: industrialisasi, birokratisasi, dan imperialisasi. 35 Kecenderungan sosial terhadap birokratisasi memunculkan konflik di tengah-tengah masyarakat akibat alienasi, kontrol masyarakat yang hierarkis, serta tidak sesuainya praktik kerja lembaga masyarakat dengan kapasitasnya. Kecenderungan ini memunculkan gerakan mahasiswa yang anti-birokrasi di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Secara umum gerakan sosial dipicu oleh kekecewaan terhadap sebuah sistem politik suatu negara. Akibat ketidakpuasan ini lahirlah titik-titik api penyulut perlawanan. Sementara itu, Dimpos Manalu dalam studi kasusnya menyebutkan juga selain karena desakan kekecewaan, desakan legalitas, bahkan melalui institusi formal, gerakan sosial juga terlahir sebagai akibat dari gerakan rakyat yang didukung secara luas. Setiap kecenderungan tersebut memiliki alasan dan varian yang berbeda. Gerakan sosial yang berbeda satu sama lain dapat dibaca sesuai dengan teori yang disebut Robert dan Kloss. Dalam pada itu, pembahasan hanya difokuskan terhadap kecenderungan birokratisasi. 36 35 Seta Basri dalam Dalam konteks Indonesia, gerakan sosial dipicu http:setabasri01.blogspot.com200902gerakan-sosial-di-indonesia- gerakan.html. [Diakses pada 07 Juli 2013 pukul 10:15 wib] 36 Dimpos Manalu, op.cit., hlm. 46. Universitas Sumatera Utara oleh masifnya tindakan dan kebijakan represif dari pemerintah. Selain itu, terdapat juga pelanggaran Hak Asasi Manusia HAM, ketimpangan sosial dan ketidakpastian hukum serta militerisme. Gerakan sosial di Indonesia merupakan gerakan pro-demokrasi yang dikumandangkan demi menegasi cengkeraman militeristik Orde Baru. 37 Manalu menulis bahwa Gerakan Sosial Baru GSB Konfrontasi itu dibangun secara multiorganisasional seperti gerakan mahasiswa, gerakan perempuan dan lembaga swadaya masyarakat. Mereka pun melakukan aksi nyata seperti unjuk rasa ke jalan, selebaran gelap, boikot, penerbitan pers alternatif, aksi teatrikal dan seterusnya merupakan tindakan kolektif yang dilandasi kesadaran bersama setiap elemen. Dalam hal gerakan sosial, di sini difokuskan kepada sub-gerakan sosial yang juga tidak kalah daya dobraknya terhadap kekuasaan suatu rezim, yakni mahasiswa. 38 37 Seta Basri dalam menjadi penghubung antara gerakan mahasiswa dengan gerakan sosial. Keterkaitan keduanya, terutama sekali terlihat sejak 1968 dalam gerakan reformasi yang terjadi di Perancis dan Berlin serta Italia 1969 yang dipelopori oleh mahasiswa. http:setabasri01.blogspot.com200902gerakan-sosial-di-indonesia- gerakan.html. [Diakses pada 07 Juli 2013 pukul 10:15 wib] 38 Gerakan Sosial Baru muncul seiring perkembangan teori-teori yang mulai dianggap usang. Terdapat pergeseran perspektif dalam membaca arus perlawanan yang dilakukan para buruh. Halnya gerakan buruh yang dominan mengacu pada konsep Marxian yang akrab memakai wacana ideologis, seperti antikapitalisme, revolusi sosial, dan pertentangan kelas. Kemudian GSB terlihat sejak 1960-an dengan tidak menjadikan buruh sebagai pelaku utamanya, di samping terdapat penisbian batas-batas kelas. Inilah ciri-ciri GSB yang kemudian populer dalam diskursus politik dewasa ini. Cirinya yang lain, GSB tampak sebagai fenomena kultural daripada politis. Dengan kata lain, GSB bertugas untuk melakukan perlawanan simbolik atau kultural menghadapi kapitalisme-lanjut yang bekerja sedemikian lembut dan halus melalui perangkat-perangkat media dan teknologi informasi yang telah merasuk alam bawah sadar masyarakat. Dimpos Manalu, op.cit., hlm. 33-46. Universitas Sumatera Utara Tentang gerakan di era 1960-an ditandai dengan Perang Dingin. Perang Dingin yang melambangkan perseteruan antara komunis melawan kapitalis sedikit banyak memengaruhi peta perpolitikan dunia. Salah satu akibat Perang Dingin antara Amerika Serikat dengan sekutunya dan Uni Soviet dengan sekutunya adalah pecahnya perang Vietnam. Vietnam sebagai salah satu basis komunis diserang oleh Amerika, namun perang ini dimenangkan Vietnam. Perang ini menjadi sejarah baru dalam perpolitikan dunia dalam logika kekuasaan negara adidaya. Sementara itu pendulum global pada dasawarsa 1980 bergerak ke Kanan. 39 Hal ini ditandai dengan rubuhnya Sosialisme di Eropa Timur dan runtuhnya totalitarianisme Komunis di Cina. Melihat fenomena ini, tesis Francis Fukuyama seolah menemui kebenarannya yang mengatakan, “Kapitalisme merupakan akhir dari sejarah umat manusia.” Ia berpendapat bahwa Sosialis maupun Komunis telah berakhir dan sulit menandingi kapitalisme. 40 Pada 1989, peristiwa di Cina mengejutkan dunia dengan memaksa demonstran damai tunduk di bawah desingan bayonet. Peristiwa Tiananmen tersebut membunuh ratusan 39 Terminologi “Kanan” dan juga “Kiri” berawal dari rapat parlemen pasca-Revolusi Perancis abad ke- 18. Dalam rapat paripurna yang digelar ketika itu terdiri dari tiga kelompok yang duduk dengan perspektif yang berbeda satu sama lain. Kelompok pertama yang pro-ideologi konservatif dan liberal bersila di sebelah kanan pemimpin sidang dan kelompok yang kontra duduk di barisan sebelah kiri. Sedangkan kelompok terakhir duduk di tengah atau tidak memihak, netral. Kelompok yang terakhir ini disebut juga sebagai kaum yang demokrat. Sejak itulah terminologi KiriKanan masuk ke dalam leksikon politik. Pendukung Kanan yang berciri demokrasi liberal adalah Amerika Serikat sebagaimana berikutnya pada dasawarsa 1990, Presiden AS, Ronald Reagen dan Perdana Menteri Inggris Margaret Tatcher kemudian membawa kelompok konservatif menjadi satu-satunya ideologi yang dianggap oleh Barat sebagai yang lebih baik. Hal ini juga dijabarkan Francis Fukuyama. Sementara untuk terminologi Kiri, sejak Revolusi Perancis lebih ditujukan sebagai kelompok oposisi, bukan komunisme sebagaimana dua abad kemudian pasca Revolusi Perancis. Kiri akrab dikaitkan dengan ideologi Komunis. Kasijanto Sastrodinomo, Kiri Juga Kanan dalam Majalah Tempo, 30 Mei 2011. 40 Lihat Francis Fukuyama, Kemenangan Kapitalisme dan Demokrasi Liberal Yogyakarta: Qalam, 2004. Universitas Sumatera Utara demonstran, kemudian ratusan lainnya juga ditangkapi bahkan sampai ada yang melarikan diri meminta suaka ke luar negeri. Akhir sejarah yang dimaksud muncul dari pengamatan terhadap pelbagai sistem ideologi yang dimiliki berbagai negara khususnya negara-negara kuat pasca-perang. Meskipun demikian, Fukuyama menegaskan bahwa bukanlah perang yang akan berakhir, melainkan pemahaman sejarah sebagai proses tunggal, bersifat evolusioner, koheren, serta memperhitungkan pengalaman manusia dari setiap zaman. Negara-negara totaliarianisme seperti Jerman maupun Uni Sovyet telah gagal mempertahankan kekuasaannya. Dampaknya yang terus berkembang hingga Perang Dunia Kedua berakhir adalah munculnya negara- negara demokrasi sebagai tuntutan dari tidak tahannya masyarakat terus-menerus berada di bawah kekuasaan totaliter. Hal ini berbeda dengan gaya otoriter tradisional. Munculnya demokrasi liberal yang marak di beberapa negara seperti pecahan-pecahan Uni Sovyet membuat Fukuyama menarik tesis bahwa sistem fasis, totaliter sudah tidak terpakai lagi dalam sejarah masa depan umat manusia. Pendapatnya yang kuat bahwa sejak runtuhnya Uni Sovyet pada 1991 dan ambruknya Tembok Berlin adalah dua hal yang menjadi data sahih dari sekian banyak lagi pasca-Perang Dingin yang merepresentasikan secara akurat kemenangan kapitalisme dan demokrasi liberal di seluruh penjuru dunia. 41 41 Francis Fukuyama, loc.cit. Runtuhnya Uni Sovyet menimbulkan beberapa dampak terhadap situasi global: berakhirnya Perang Dingin; berkurangnya kecemasan dunia terhadap kemungkinan terjadinya Perang Dunia III; banyak negara komunis berubah menjadi negara Universitas Sumatera Utara demokrasi; Amerika Serikat bertengger sendirian sebagai negara adidaya; serta tumbangnya komunisme di beberapa negara Eropa Timur. Dengan bergeraknya pendulum global ke Kanan, ideologi Kiri 42 Gerakan sosial yang berkembang pun seolah didukung penganut kapitalisme itu sendiri dengan mengangkat tema-tema berupa feminisme, lingkungan dan HAM. Amerika Serikat yang menjadi sentral Kanan turut menggalakkan teori gerakan sosial tersebut. Indonesia yang menjalin hubungan erat dengan Amerika di bawah Soeharto terpaksa menurut kepada perintah Amerika Serikat mengenai penggunaan teori baru tersebut. seperti kata Marx seakan menggali kuburnya sendiri. Dengan demikian tesis Fukuyama menjadi bulan-bulanan perbincangan politik dunia yang seolah lebih dipercaya. Di sinilah teori kapitalisme yang dianggap telah menang kemudian didesain menjadi ideologi global. Sebagai negara yang membutuhkan donor, terutama dari Amerika Serikat, Indonesia mulai menerapkan kebijakan yang lebih lunak, disesuaikan dengan isu HAM. Bahkan Indonesia diminta untuk mengusut kasus-kasus pelanggaran HAM. Pada kesempatan ini, di Indonesia mulai terjadi perubahan politik di tingkat elite. Era keterbukaan mulai didengungkan yang ditandai dengan banyaknya bermunculan Lembaga Swadaya Masyarakat, aksi gerakan mahasiswa maupun masyarakat yang menunjukkan 42 Pendapat luas mengenai kekalahan Kiri tampaknya kurang memperhatikan dari segi penjelasan termanya. Tendensi Kiri dengan Komunis yang telah begitu erat dan seolah dua dalam satu telah menyebabkan sindrom ini hanya berkutat di sekitar Kiri=Komunis. Padahal seperti diuraikan dalam catatan kaki nomor 39 bahwa Kiri berarti oposisi, bukan komunis. Ideologi komunis berbeda dengan terma Kiri, namun kerap disalahartikan. Oleh karena itu, dalam penulisan ini, Kiri berarti oposisi, tidak selalu identik dengan Komunis sebagaimana terutama di Indonesia, yang mana hal ini lebih sensitif lagi. Universitas Sumatera Utara ketidakpuasannya terhadap pemerintahan Orde Baru. Bahkan di tubuh militer sendiri mulai terjadi perpecahan. Berkaca terhadap negeri sendiri, Soeharto, diyakini akan mengalami kehancuran tidak berapa lama lagi. Terkait pengaruh, justru gerakan buruh di Indonesia semakin menguat. Misalnya, munculnya Wiji Thukul dengan sajaknya yang dianggap begitu membahayakan: “Hanya ada satu kata: Lawan” 43 Inilah wacana baru yang bahkan menjadi awal koreksi tanpa henti terhadap kekuasaan Orde Baru. Gerakan di Indonesia terutama pejuang demokrasi seperti mahasiswa bahkan semakin intens mencari teori-teori Kiri untuk memecahkan persoalan yang mereka hadapi. Meskipun pelarangan terhadap buku-buku 44 Selanjutnya, Dimpos Manalu menjabarkan bahwa kehadiran GSB tersebut merupakan suatu jalan lain dari gerakan sosial yang selama ini bertumpu kepada Marx, yakni pertentangan kelas. Pertentangan kelas populer sebagai ideologi gerakan sosial yang dipelopori oleh kaum buruh. Dengan demikian, gerakan sosial lama konvensional bertumpu berpendirian kiri dilarang peredarannya, namun bagi mahasiswa hal itu bukan menjadi penghalang. Sebaliknya mereka semakin mencari dan membacanya dari tangan ke tangan, walaupun dalam bentuk fotokopian. 43 Penyair asal Solo yang bernama asli Widji Widodo merupakan aktivis yang hilang hingga hari ini. Ia merupakan penyair yang membangkitkan semangat perlawanan, terutama kaum buruh. Menyair tentang kisah pedih sosial-politik Orde Baru sejak 1980 terkenal dengan puisinya berjudul “Peringatan.” Dalam baris terakhir puisi inilah tertulis kalimat bermarwah dan terdengar menusuk bagi rezim Orde Baru: Hanya ada satu kata: Lawan Pengaruh barisan puisi ini ternyata sangat berdampak bagi gerakan, termasuk gerakan mahasiswa. Tempo, edisi khusus 13-19 Mei 2013. 44 Pelarangan terhadap buku-buku Pramoedya Ananta Toer menandai tahun 80-an sebagai bentuk ketakutan Orde Baru terhadap GSB. Buku-buku yang dilarang beredar ketika itu antara lain, Tetralogi Pulau Buru: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca terbitan Hasta Mitra. Universitas Sumatera Utara kepada buruh. Sementara GSB dinyatakan telah meliputi berbagai sektor, salah satunya gerakan mahasiswa. Demikianlah Forsolima dan KSMM dalam pembahasan ini telah turut bersinggungan dengan kondisi sosial-politik di Medan. Kehadiran keduanya pada dasarnya disebabkan karena kondisi sosial-politik yang tidak pernah lagi menjadi kebanggaan semua orang. Mereka dalam praktiknya menjadi bagian dari gerakan sosial yang berpusat bagi perlawanan terhadap birokrasi militer yang kala itu dilambangkan oleh Soeharto. Sosok Soeharto yang dianggap mewakili keseluruhan sistem yang sewenang-wenang menjadi musuh bersama dalam tujuan mahasiswa mendobrak birokratisasi Orde Baru. Hadir sebagai organisasi mahasiswa ekstra-kampus, Forsolima dan KSMM, tumbuh dalam dasawarsa terakhir Orde Baru. Meskipun demikian, kehadiran mereka telah memberi kontribusi positif bagi semai dan tumbuhnya alam demokrasi di Medan serta Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB II TERBENTUKNYA FORSOLIMA DAN KSMM

Dokumen yang terkait

Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam (Studi Terhadap Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU)

2 73 129

Gambaran tentang komitmen keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI) TERHADAP SHALAT: Studi kasus pada Kelompok Studi Forum Mahasiswa Ciputat

0 22 138

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

4 42 135

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 11

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 1

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 21

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 16

BAB II TERBENTUKNYA FORSOLIMA DAN KSMM 2.1 Munculnya Lembaga Swadaya Masyarakat - Forum Solidaritas Mahasiswa Medan (Forsolima) Dan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka (KSMM) 1990-1998: Studi Gerakan Mahasiswa Di Medan

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Forum Solidaritas Mahasiswa Medan (Forsolima) Dan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka (KSMM) 1990-1998: Studi Gerakan Mahasiswa Di Medan

0 0 25

Forum Solidaritas Mahasiswa Medan (Forsolima) Dan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka (KSMM) 1990-1998: Studi Gerakan Mahasiswa Di Medan

0 0 14