1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah skripsi ini terdiri atas: a
Bagaimana latar belakang, kelahiran dan bentuk kaderisasi Forsolima dan KSMM?
b Bagaimana aktivitas Forsolima dan KSMM dalam aksi pra-reformasi di Medan.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah menjelaskan ruang lingkup Forsolima dan KSMM serta keterkaitan keduanya, sebagai KS, terhadap gerakan mahasiswa di Medan
dalam kurun waktu 1990-1998. Adapun manfaat yang diharapkan dari skripsi ini:
a Menambah perbendaharaan atau melengkapi sejarah gerakan sosial di Medan.
b Sebagai pengayaan tentang perjalanan gerakan mahasiswa di Medan.
1.4 Tinjauan Pustaka
Dalam kajian gerakan mahasiswa 1990-an, Gunawan
21
21
FX Rudi Gunawan et.al., Menyulut Lahan Kering Perlawanan Gerakan Mahasiswa: Tribute to Andi Munajat Jakarta: Penerbit Spasi VHR Book bekerja sama dengan Friedrich Ebert Stiftung, 2009.
mendeskripsikan mereka sebagai “semak kering yang mudah dibakar.” Refleksi atas kondisi sosial politik, dan
ekonomi pada masa Orde Baru menjadi dasar utama hadirnya gerakan mahasiswa yang lebih kritis. Gerakan mahasiswa 1990-an itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari pergerakan periode
sebelumnya. Seperti telah disinggung di atas, gerakan mahasiswa pasca-kebijakan yang mengekang perpolitikan mahasiswa, memfokuskan diri terhadap penanganan kasus-kasus
Universitas Sumatera Utara
rakyat. Misalnya, kasus Kedung Ombo di mana KS turun ke basis membantu petani untuk melawan perampas tanah.
Gunawan juga memperbincangkan pertumbuhan awal gerakan mahasiswa dasawarsa itu dari KS hingga forum-forum mahasiswa lintas kota. Selain itu, turut ikut terlibat adalah
Persatuan Rakyat Demokratik PRD.
22
Karya lain, Daniel Dhakidae dalam bukunya Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru menjelaskan dengan panjang lebar dan terperinci, turut membantu bagi
penulisan skripsi ini.
23
Dhakidae membahas wacana intelektualitas dalam interval Orde Baru. Di mana sepanjang tiga dasawarsa tersebut, Dhakidae mengkaji kedudukan kaum cendekiawan yang
masih secuil dari segudang persoalan kecendekiaan yang tidak maksimal dan tepat sasaran selama masa pembangunan. Bahkan kelompok cendekiawan dikatakan memiliki kepentingan
politis yang terlalu bercampur-baur dengan kegiatan akademis-ilmiah murni. Dengan kata lain, kaum cendekia tidak bisa lepas dari intervensi politis dalam lingkungan kekuasaan Orde
Baru. Diterbitkannya kebijakan yang ditujukan untuk mempersempit peran politik
mahasiswa merupakan salah satu buah dari miringnya tugas kaum cendekiawan di Indonesia. Lingkungan kekuasaan yang teknokratis oleh Dhakidae disebut menjadi salah kaprah dalam
22
PRD merupakan salah satu kelompok yang sifatnya lintas kota dan ditujukan untuk menampung aktivis-aktivis yang dianggap radikal. Persatuan Rakyat Demokratik dibentuk pada 02 Mei 1994 di Kantor
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum YLBHI Jakarta bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Ketua Umum PRD terpilih adalah Sugeng Bahagijo, mahasiswa filsafat UGM didampingi Tumpak Sitorus, mahasiswa
Institut Sains dan Teknologi Nasional ISTN Jakarta Selatan sebagai Sekretaris Jenderal. Tabloid MomenT, No. 04Tahun I1994
23
Daniel Dhakidae, Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Universitas Sumatera Utara
kapasitas seorang Mendikbud sebagai cendekiawan. Mahasiswa justru disuruh hanya memenuhi pekerjaan belajar dan tidak perlu mencampuri urusan politik. Padahal mahasiswa
adalah bagian dari kelompok cendekiawan yang tidak sedikit menyumbang ilmu pengetahuan dan juga semangat mudanya yang menjadi penerus dalam menahkodai bangsa Indonesia.
Tomagola memerinci Cendekiawan dan Kekuasaan sebagai berikut:
“Dengan memanfaatkan, baik kerangka pikiran maupun cara pendekatan Foucaultian yang sangat menekankan pentingnya peneropongan realitas sebagai sesuatu yang terus bergerak dalam suatu
proses relasional yang dialektis, Dhakidae menggeledah-periksa ruang bawah tanah dan loteng penuh laba-laba di mana bertebaran dokumen-dokumen tentang cengkeraman kuku rezim Orde Baru dan
kiprah-geliat perlawanan para cendekiawannya.”
24
Kajian lain yang memberikan deskripsi mengenai mahasiswa adalah Patah Tumbuh Hilang Berganti: Sketsa Pergolakan Mahasiswa dalam Politik Sejarah Indonesia 1990-
1998.
25
Kajian berikutnya yang membahas tentang KS adalah karya Denny J.A., mantan aktivis mahasiswa. Ia mengatakan bahwa akurasi pergerakan dengan sasaran patutnya
Buku ini menguraikan proses gerakan mahasiswa di Indonesia sejak pra- kemerdekaan hingga reformasi 1998. Isinya merunut gerakan-gerakan mahasiswa yang telah
terjadi di tiap zamannya. Sebagaimana judulnya, gerakan mahasiswa diurutkan bagai anak tangga dengan catatan-catatan peristiwanya. Demikianlah secara ringkas buku ini
merekapitulasi perjalanan gerakan mahasiswa yang berimplikasi langsung terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
24
Tamrin Amal Tomagola, Republik Kapling Yogyakarta: Resist Book, 2006, hlm. 170.
25
Adi Suryadi Cula, loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
dikonsentrasikan agar dalam pergerakan mahasiswa memiliki tendensi yang dinanti- nantikan.
26
Selain itu ada karya Muchtar E. Harahap dan Andrias Basril dalam Gerakan Mahasiswa dalam Politik Indonesia.
Buku ini menjelaskan refleksi terhadap gerakan mahasiswa yang telah berkali- kali terjun menyuarakan aspirasinya, namun acapkali tidak menemukan hasil memuaskan.
Kemudian di dalam buku ini juga diuraikan bagaimana refleksi terhadap perkembangan gerakan mahasiswa yang selanjutnya melahirkan KS. KS dalam dinamikanya juga
mengalami pro dan kontra sebagai wadah yang tepat dalam memompa kekritisan mahasiswa. Singkatnya, maju-mundurnya politik kaum muda dalam era KS merupakan fokus yang
menarik untuk dikaji.
27
Dalam perspektif lain, Bergerak Bersama Rakyat: Sejarah Gerakan Mahasiswa dan Perubahan Sosial di Indonesia karangan Suharsih dan Ign Mahendra K. memuat deskripsi
untuk memenuhi ruang teori dalam memandang skripsi ini. Buku ini menjelaskan tentang sikap mahasiswa yang
militan, progresif, dan posisi politik bargaining yang kuat. Mahasiswa disebut sebagai gerakan oposan paling mungkin dan ideal. Tetapi sehubungan dengan hal itu, buku ini
menekankan bahwa gerakan mahasiswa bukanlah faktor utama, melainkan salah satu faktor dalam gerakan sosial menentang pemerintah, termasuk pada rezim Soeharto. Di samping itu,
Harahap dan Basril juga memberi analisis terhadap politik mahasiswa dan sebab-sebab kemunculan aksi-aksi politik dan serangkaian teori. Terkait aksi, dijelaskan secara periode
per periode.
28
26
Denny J. A., loc.cit.
Isinya memuat analisis seputar
27
Muchtar E. Harahap dan Adris Basril, loc.cit.
28
Suharsih, loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
resistensi mahasiswa terhadap sikap dan kebijakan rezim neo-liberal yang didukung oleh penguasa-penguasa dalam negeri. Hal ini juga mengungkapkan bahwa perjuangan mahasiswa
harus terus digelorakan dengan banyak bercermin dari sejarah. Gerakan mahasiswa diharapkan dapat lebih kritis, bermutu, kuat, dan agar lebih cepat mencapai cita-citanya:
memperjuangkan kepentingan rakyat. Memperjuangkan rakyat merdeka sepenuhnya tanpa harus dijajah kekuatan asing, sehingga mendongkel impian seluruh anak bangsa.
Karya lain adalah Kisah Perjuangan Reformasi oleh Selo Soemardjan ed. yang merupakan kumpulan tulisan dari para akademisi tentang kajian sosiologi dan ekonomi.
Kajian yang sedikit-banyak membantu menjelaskan peristiwa reformasi 1998 di Indonesia serta menguraikan sebab-sebab munculnya aksi-aksi politik yang berujung pada reformasi
secara nasional.
29
Buku lain yang mengkaji tentang pergerakan mahasiswa adalah Radikalisme Kaum Pinggiran: Studi tentang Ideologi, Isu, Strategi dan Dampak Gerakan.
30
Karya ini menuturkan bahwa gerakan mahasiswa yang terjadi di Medan tergolong lambat, terbukti dari
masih banyaknya kelompok mahasiswa yang konsisten dengan peraturan kampus. Di sinilah dapat digolongkan beberapa jenis mahasiswa mulai dari yang apatis hingga yang kritis.
Penggolongan tersebut tidak dijabarkan dalam skripsi ini karena sudah cukup jelas betapa gerakan mahasiswa masih terlihat belum berani keluar dari zona nyaman mereka.
29
Selo Soemardjan ed., Kisah Perjuangan Reformasi Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999.
30
Zayardam Zubir, loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Metode Penelitian