ada di ladang maupun sawah, demikian pula para aktivis Forsolima, tinggal dan bekerja seperti petani. Pada kesempatan ini, para kader turut serta melakukan pekerjaan, misalnya
memacul, membersihkan rerumputan, dan sebagainya. Kemudian waktu beristirahat makan, mereka mulai membuka diskusi, melanjutkan pelatihan untuk kader-kader baru. Agar
terhindar dari pantauan spionase, maka para petani mengamankan daerah setempat agar tidak terendus oleh aparat. Dengan kata lain, para petani menjadi tempat mereka berlindung untuk
melanjutkan pelatihannya. Sementara itu, ide lain yang dilakukan seperti disinggung di atas, yakni propaganda
dalam berbagai ospek. Setiap jaringan yang ada di berbagai kampus, misalnya anggota Forsolima yang tergabung dalam struktur kepengurusan organisasi intrakampus, diwajibkan
untuk mengader perempuan. Mereka yang merekrut membuat wacana renungan, lalu para kader diwawancarai; dimasukkan doktrin psikologis sampai akhirnya dilihat reaksi dan
perkembangan si kader.
3.1.2 Pendidikan Politik KSMM
Proses pendidikan politik KSMM dimulai dengan magang, yaitu membawa kader ke dalam organisasi dan bertindak seolah-olah teman lama. Dalam pada itu si kader akan
dievaluasi untuk melihat kesungguhannya. Calon aktivis diberikan waktu untuk beradaptasi dan juga mempelajari hal-hal yang harus dikerjakan, sehingga kedekatan emosional akan
tampak terjalin. Berikutnya, yakni kewajiban membaca buku-buku kritis. Tujuannya untuk
membantu pemetaan masalah sosial-politik di lingkungan sekitar. Pemetaan yang tepat berguna untuk mencari formulasi penyelesaian yang tepat pula. Buku wajib yang disarankan
Universitas Sumatera Utara
dibaca oleh kader, misalnya Pendidikan Kaum Tertindas karya Paulo Freire maupun Catatan Harian Sang Demonstran oleh Soe Hok Gie.
Hal lain yang juga dilakukan adalah menguji nyali para kader. Metode ini diterapkan dengan mengikutkan mereka dalam aksi turun ke jalan. Mereka membawa poster, spanduk,
dan pengeras suara. Hal ini bertujuan untuk melawan diri sendiri. Kader dengan sendirinya akan memutus urat malunya, rasa segan, dan takut yang disaksikan oleh masyarakat secara
langsung bahkan diketahui orang tua dari rumah, baik melalui media cetak maupun televisi serta berhadapan dengan aparat yang militeristik.
Saat tersebut merupakan uji nyali yang tidak mudah dilalui.
85
Pelatihan juga merupakan bagian dari pendidikan politik yang diadakan oleh KSMM. Pelatihan yang terdapat dalam kelompok ini bahkan memakan waktu hingga
berhari-hari dengan pola yang dirancang secara sistematis. Pelatihan dimulai dengan pencarian mengingat masa lalu tiap-tiap pribadi. Terutama mengingat kembali memori yang
dianggap berada di luar akal sehat. Memori ini kemudian dibongkar untuk mencari kebenaran Pertimbangan matang
pasti telah menjadi keputusan demi mengikuti kegiatan tahap ketiga ini, sehingga si kader benar-benar siap menjadi aktivis mahasiswa. Seorang aktivis lumrah mempunyai tantangan
berat. Wajar banyak aral melintang di depan mata. Oleh karena itu, pengujian lewat aksi merupakan suatu bentuk pengaderan tingkat serius.
85
Aksi turun ke jalan merupakan sesuatu langkah yang ketika itu tergolong ekstrem. Namun, otoriternya rezim Orde Baru tidak membuat semangat mahasiswa melemah. Mereka tetap membangun
keberanian ala pemuda sekalipun berhadapan dengan sepatu lars aparat militer. Wawancara dengan Sahat Lumbanraja, Medan 28 Januari 2013.
Universitas Sumatera Utara
logikanya. Proses ini disebut pembongkaran mitos.
86
Di lain pihak, pembongkaran mitos juga digunakan untuk menelaah ideologi kapitalisme secara kritis. Terutama eksistensinya selama masa Soeharto berkuasa. Di mana
kebijakan pembangunan Orde Baru berpijak kepada kepentingan kaum pemilik modal. Tujuan dan hasil pembangunan hanya untuk mengakumulasi sebesar-sebesarnya kekayaan
milik penguasa dan pemodal. Rakyat hanya sebagai penonton, bahkan dalam banyak kasus malah menjadi korban pembangunan.
Pembongkaran mitos sebenarnya lebih mengarah kepada kenyataan sekeliling yang sungguh terjadi. Di sini para kader disuguhkan
terhadap realita sebenarnya agar menyadari apa saja yang tengah terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Penyadaran melalui pembongkaran mitos bertujuan menempa individu-individu yang dapat berpikir secara kritis terhadap norma sosial-politik yang berkembang sejak jauh
sebelum mereka lahir. Tujuannya agar para kader terbebas dari masa lalunya yang akrab hanya dalam cara berpikir yang konvensional, tidak kritis. Dengan demikian, pola pikir yang
acapkali berada di seputar alam mistik atau mitos yang mempercayakan berbagai hal tidak berkaitan satu sama lain dapat bergeser dengan melakukan pendekatan logika. Keterkaitan
antara satu sebab dapat diurai satu dengan yang lain oleh faktor tertentu. Jadi, tidak secepatnya menyimpulkan adanya keterkaitan suatu peristiwa dengan alam bawah sadar.
86
Pembongkaran mitos yaitu mempertanyakan hal-hal tradisi yang dianggap kurang relevan dengan kenyataan sehingga sering mitos menjadi penghambat bagi siapa saja untuk melangkah maju dalam kehidupan
realitas. Contoh dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dilarang menyapu rumah pada malam hari atau juga dilarang mandi malam karena berpotensi mengidap asam urat. Padahal menurut para pakar kesehatan hal itu
tidaklah ada hubungannya.
Universitas Sumatera Utara
Tidak cukup hanya pembongkaran mitos, metode lain yang dilakukan KSMM yakni kegiatan lintas alam cross country yang berada di alam terbuka out bond: menikmati,
mengamati serta bersahabat dengan alam. Kegiatan ini dikatakan salah satu metode yang sangat penting dalam melakukan pengaderan, meskipun memerlukan waktu pelaksanaan
sekitar seminggu. Oleh sebab itu, lintas alam amat menguras tenaga karena peserta harus menempuh jarak sejauh 40-50 km dengan membawa beban yang cukup berat.
87
Ketahanan fisik peserta harus dibarengi dengan mengatur ritme emosi, kesabaran, menahan rasa lelah, memperhatikan peserta lainnya, serta kemampuan untuk menganalisis
setiap fenomena yang dijumpai selama perjalanan. Seperti, mampu membaca situasi sosial- politik dan budaya lingkungan masyarakat yang dilalui. Analisis situasi dilakukan untuk
melatih para peserta meriset apakah ada persoalan dalam kehidupan masyarakat yang mereka ketemukan.
Peserta juga ditantang untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat. Caranya ialah dengan menempatkan tiap orang membaur ke rumah-rumah penduduk. Selama proses ini,
peserta harus dapat berkomunikasi dengan baik agar bisa mengetahui kehidupan dan permasalahan yang dihadapi si pemilik rumah. Kemudian, untuk meningkatkan hubungan
emosional, peserta juga diupayakan mau ikut bekerja. Tujuannya agar dapat merasakan bahwa untuk bertahan hidup diperlukan pengorbanan yang tidak ringan. Pada akhirnya,
maksud interaksi dengan masyarakat adalah supaya para kader dapat menyatu dengan rakyat.
87
Wawancara dengan Sahat Lumbanraja, Medan 28 Januari 2013 dan Nelson Siregar, Siborong- borong 26 Juni 2013.
Universitas Sumatera Utara
Tahapan akhir dari proses ini adalah menulis liputan selama mengikuti pelaksanaan lintas alam. Liputan ini berisi segala hal yang peserta alami lewat panca indera. Menuliskan
apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan dari awal sampai akhir lintas alam. Tentunya juga menuliskan setiap masalah sosial yang mereka temui serta bagaimana seharusnya solusi atau
jalan keluar yang diperlukan. Selain itu, menulis laporan juga bertujuan untuk melatih kemampuan menulis calon aktivis. Seperti diketahui bahwa menulis juga merupakan media
perjuangan dalam mengkritisi kebijakan pemerintah selain turun ke jalan. Tahapan pelatihan selanjutnya adalah eksposur bersama masyarakat.
88
3.2 Diskusi Rutin