Gerakan Buruh Pengaruh Politik Lokal Konflik HKBP dan Gerakan Buruh .1 Konflik HKBP

saja prihatin, seterusnya bahkan semakin intensif melakukan pengorganisiran mahasiswa di kampus. Itu sebabnya, konflik HKBP telah turut membangkitkan idealisme mahasiswa.

2.2.2 Gerakan Buruh

Salah satu bukti kesadaran masyarakat civil society di awal 1990-an adalah bangkitnya gerakan buruh. Absennya negara terhadap tuntutan para buruh menyebabkan sekat-sekat ketakutan dari kalangan buruh memecah kebuntuan interaksi sosial-politik. Mereka tidak mengindahkan sikap represif pemerintah Orde Baru. Pembangunan yang selama ini menjadi perhatian pemerintah, dalam kenyataannya banyak merugikan masyarakat. Salah satu yang terlihat jelas adalah adanya kesenjangan dalam hal pengupahan yang dialami oleh kaum buruh. Tidak hanya menyoal upah, para buruh juga diperlakukan sesuka hati. Para pemilik modal dengan seenaknya memberi perintah dan sanksi terhadap buruh kendatipun mereka tanpa daya untuk melawan. 61 Sistem politik pemerintah yang sangat mendominasi dalam keadaan di Sumatera Utara dirasakan sebagai tekanan yang terlalu kuat. Kondusifnya Sumatera Utara disebabkan oleh tekanan yang begitu besar dan membungkam hak-hak bersuara para pekerja. Bagi buruh, berbicara sekenanya saja merupakan suatu kewajaran dan hal itu dirasa tidak perlu dipandang sebagai sebuah kerisauan apalagi provokasi. Sementara itu, setiap ada kelompok yang berdiskusi kerapkali diinterogasi, diciduk oleh aparat militer hingga ditindak melalui kekerasan. Setiap kali ada kegiatan berupa diskusi lepas, sesering itu pula aparat Bakorstanasda menjemput mereka dan membawanya ke Komando daerah militer Kodam untuk dipaksa diam. 61 Wawancara dengan Diapari Marpaung, Medan 04 Juli 2013. Universitas Sumatera Utara Praktik ini membuat kebebasan buruh semakin terhimpit. Belum lagi nasib mereka di tangan pengusaha yang tidak berperikemanusiaan, di mana pengusaha kerap menganiaya; melakukan pelecehan; serta tidak adanya jaminan tunjangan hari raya THR, dan kalaupun ada biasanya akan diberikan pengusaha sesuka hatinya. Dengan demikian, pengusaha juga turut diberi keleluasaan oleh pemerintah untuk membuat para buruh semakin terpinggirkan. Buruh dijadikan sapi perahnya pengusaha-penguasa. Adapun sikap arogan dan represif dari pengusaha-penguasa pada akhirnya turut mendorong terbentuknya Serikat Buruh Sejahtera Indonesia SBSI pada 02 Agustus 1992. 62 Di tahun itu juga, buruh mendeklarasikan sebuah forum untuk tempat mereka berani keluar dari kebiasaan lama yang mengungkung kebebasan berserikat maupun berekspresi. Dengan buruh pabrik sebagai basisnya, mereka mendirikan Forum Aspirasi Kaum Buruh. Lewat forum ini mereka mulai turun ke jalan menyuarakan aspirasinya dengan tuntutan utama kenaikan upah. Demonstrasi yang terlaksana lewat forum tersebut mengambil sasaran kantor gubernur. Gubernur Radja Inal Siregar, menyepakati tuntutan para buruh. Sejak itu, disepakati upah buruh naik setiap tahun. SBSI cabang Medan adalah satu serikat yang memberikan kesempatan bersuara di kalangan kaum buruh. Dengan adanya serikat, kaum buruh dapat memperoleh informasi dan melakukan diskusi yang berkaitan langsung dengan nasibnya. Berbagai peristiwa yang mereka lihat dan alami menjadi perbincangan yang tidak terlewatkan. 62 SBSI didirikan sebagai satu langkah yang ditempuh oleh buruh dalam berserikat. Dengan demikian, ia menjadi organisasi alternatif. SBSI yang dipimpin Muchtar Pakpahan ini kemudian dikenal sebagai SBSI 92. Soegiri CS dan Edi Cahyono, Gerakan Serikat Buruh: Jaman Kolonial Hindia Belanda Hingga Orde Baru tanpa kota: Hasta Mitra, tanpa tahun, hlm. 39. Universitas Sumatera Utara Keberhasilan tersebut mendapat sambutan positif dari semua kalangan buruh pabrik yang ada di Medan dan sekitarnya. Pembahasan lebih lanjut kemudian dibangun dari waktu ke waktu untuk lebih meningkatkan gerakan supaya lebih membesar. Berangkat dari keyakinan itulah mereka kemudian menyepakati aksi-aksi lanjutan di hari-hari berikutnya. Singkatnya, sejak September 1993 hampir setiap hari ada unjuk rasa buruh di Medan. 63 Gerakan buruh di Medan mencapai puncaknya pada 14 April 1994. Dalam gerakan buruh waktu itu, jumlah massa yang turun terhitung sebanyak 50.000 buruh. 64 Meskipun demikian aksi demonstrasi berjalan dengan damai dan terorganisir secara rapi, sehingga dari lima tuntutan yang mereka ajukan, hanya satu yang tidak terealisasi, yakni kebebasan berserikat. 65 Pasca-14 Juli 1994, gerakan buruh terus menggelinding hampir ke semua lapisan masyarakat. Dari keberanian gerakan buruh atau gerakan rakyat inilah kemudian gerakan multisektor banyak mendapat pembelajaran karena setiap akumulasi kekecewaan terhadap pemerintah telah diperlihatkan rakyat sejak itu. Pada akhirnya situasi politik di Medan mulai bergejolak untuk merumuskan kembali gerakan-gerakan sosial demi meruntuhkan rezim yang telah terlalu yakin akan sifatnya yang otoriter. 63 Wawancara dengan Diapari Marpaung, Medan 04 Juli 2013. 64 Penyebutan angka 50.000 didasarkan pada skripsi sejarah Tongam Panggabean tanpa tambahan analisis, akan tetapi masih diragukan keabsahannya, karena masih mungkin lebih dari jumlah yang ditulis tersebut atau bahkan kurang seperti ditulis Edi Cahyono’s Experience dalam Cerita Kami edisi 1994 sebanyak 25. 000 buruh saja. Oleh karena itu, penulis mengacu pada kategori gerakan tersebut sebagai yang terbesar di masa rezim otoritarian Soeharto di Asia. Tongam Panggabean, Gerakan Serikat Buruh di Medan1971-1990, Skripsi Sarjana Jurusan Sejarah Universitas Sumatera Utara tidak diterbitkan, Medan, 2009. 65 Lima tuntutan utama buruh pada aksi besar-besaran pada 14 April 1994: 1 Kenaikan upah; 2 Kebebasan berserikat; 3 Tetapkan THR; 4 Tuntaskan Kasus PT. Korek Api Deli; 5 Tuntaskan Kematian Rusli buruh Industri Karet Deli IKD. Wawancara dengan Diapari Marpaung, Medan 04 Juli 2013. Universitas Sumatera Utara Salah satu dampak dari menggelindingnya gerakan buruh adalah gerakan mahasiswa. Kampus-kampus di Medan kembali tersulut di mana gerakan mahasiswa sejak pertengahan 1990-an bangkit kembali dan mulai menjamur. 2.3 Berdirinya Forsolima dan KSMM 2.3.1 Forsolima

Dokumen yang terkait

Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam (Studi Terhadap Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU)

2 73 129

Gambaran tentang komitmen keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI) TERHADAP SHALAT: Studi kasus pada Kelompok Studi Forum Mahasiswa Ciputat

0 22 138

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

4 42 135

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 11

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 1

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 21

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 16

BAB II TERBENTUKNYA FORSOLIMA DAN KSMM 2.1 Munculnya Lembaga Swadaya Masyarakat - Forum Solidaritas Mahasiswa Medan (Forsolima) Dan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka (KSMM) 1990-1998: Studi Gerakan Mahasiswa Di Medan

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Forum Solidaritas Mahasiswa Medan (Forsolima) Dan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka (KSMM) 1990-1998: Studi Gerakan Mahasiswa Di Medan

0 0 25

Forum Solidaritas Mahasiswa Medan (Forsolima) Dan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka (KSMM) 1990-1998: Studi Gerakan Mahasiswa Di Medan

0 0 14