KSMM Berdirinya Forsolima dan KSMM .1 Forsolima

berikutnya menjadi Forum Solidaritas Mahasiswa Medan Forsolima 76 Berbeda dengan KS pada dasawarsa sebelumnya, Forsolima hadir sebagai organisasi mahasiswa ekstrakampus yang tidak melulu hanya berdiskusi atau membicarakan studi. Mereka tidak hanya banyak membaca, berteori atau berdiskusi. Atas kondisi dan kemauan politik yang kuat, para aktivis kelompok ini kemudian melakukan aksi-aksi demonstrasi sebagai praksis dari studi. Dengan kata lain, mereka memadukan studi dengan aksi demonstrasi sebagai desakan pressure bagi pemerintah yang berkuasa ketika itu. yang berdiri dalam Agustus 1993. Oleh karena itu, deskripsi di atas memperlihatkan, bahwa Forsolima terbentuk dari diskusi rutin yang membahas isu sosial-politik di masyarakat dan ditindaklanjuti dengan aksi konkret di lapangan.

2.3.2 KSMM

Tidak jauh berbeda dengan alasan berdirinya Forsolima, beberapa aktivis yang juga awalnya tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia GMKI membentuk sebuah kelompok baru yang berprinsip kerakyatan dan nasionalis. Pada awalnya kelompok ini tidak dirancang karena tidak disertakan dalam program kegiatan GMKI. Sebab ide untuk mendirikan sebuah KS belum terpikirkan mereka. Namun demikian, gagasan awal pembentukan KSMM mewacanakan bahwasannya adanya kegelisahan dan semangat perjuangan menjadi titik temu yang mungkin melahirkan sebuah organisasi dalam waktu yang tidak terlalu lama. 76 Perubahan nama seperti ini biasa dilakukan pada saat Orde Baru. Hal ini dilakukan demi menjaga keamanan para aktivisnya. Dengan demikian, pelacakan nama-nama para aktivis menyulitkan aparat dalam pencarian mereka. Jadi, para aktivis tidak muda diendus keberadaannya. Wawancara dengan Iswan Kaputra, Medan 16 April 2013. Universitas Sumatera Utara Awal pembentukan KSMM muncul dari Sahat Lumbanraja, anggota GMKI. 77 KLK yang diikuti sebanyak 40 peserta merupakan kegiatan rutin GMKI untuk menuntun anggotanya agar mampu bertanggung jawab terhadap beban yang ditugaskan. Di sinilah dituntut sikap kepemimpinan yang telah didapatkan dari pelatihan KLK. Akan tetapi, yang kerap menjadi kelemahan dalam setiap kegiatan ini adalah tidak adanya rencana tindak lanjut, sehingga tindakan konkret sebagai hasil dari pelatihan kepemimpinan sangat jarang dibangun. Itu sebabnya latihan kepemimpinan dianggap hanya sebagai seremonial yang lebih banyak berteori, namun minus aplikasi. Melihat hal ini, Sahat Lumbanraja menawarkan konsep tindak lanjut untuk dibahas oleh sesama peserta pelatihan. Rencana lanjutan yang diajukan adalah menentukan wujud kepemimpinan dalam diri masing-masing mahasiswa. Ia mendorong anggota GMKI Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara periode 1994 untuk melaksanakan program yang sudah ditetapkan, yaitu Kursus Latihan Kepemimpinan KLK bagi para anggota GMKI. Pelatihan ini merupakan pembobotan untuk mencetak kader atau pemimpin-pemimpin baru. Ide kepemimpinan yang dipelajari dapat dimanifestasikan dalam kehidupan sejak masa mahasiswa. Faktor kepemimpinan dalam diri seorang mahasiswa sangat berperan penting dalam bermasyarakat setelah ia menamatkan dirinya dari perkuliahan. Ide kepemimpinan yang digulirkan melalui diskusi tidak hanya diaplikasikan pada kelompokorganisasi yang sama. Selain KLK, mereka juga mengkritisi penyebab melemahnya organisasi Cipayung dalam memprotes pemerintah. Salah satu penyebabnya karena adanya garis komando yang 77 Wawancara dengan Sahat Lumbanraja, Medan 28 Januari 2013. Universitas Sumatera Utara berlaku secara struktural. Di mana pengurus daerah harus tunduk terhadap garis kebijakan pengurus tingkat pusat. Sifat struktur demikian dimanfaatkan dengan benar oleh pemerintah untuk melemahkan pergerakan mahasiswa. Ketika pimpinan pusat organisasi Cipayung berhasil dirangkul, maka diharapkan tidak ada gejolak berarti yang dilakukan oleh pengurus di daerah. Oleh karena itu, mereka yang terdorong ingin membuat perubahan sosial mendapat rintangan dari internal organisasi. Atas dasar berpikir itulah, peserta pelatihan mencoba keluar dari pakem lama GMKI. Berikut ini adalah kesimpulan dari diskusi KLK seperti diutarakan oleh Sahat Lumbanraja: “Mengawali RTL, metode yang digunakan adalah dengan memetakan minat para peserta pelatihan kepemimpinan. Membaca minat masing-masing dalam pertemuan itu mengantarkan mereka kepada sebuah kata mimpi di masa mendatang. Satu demi satu para peserta menyatakan apa yang menjadi minatnya, misalnya satu orang meminati dunia jurnalistik, satu orang lagi meminati dunia akademis yang berorientasi pada penelitian ilmiah, lain lagi berminat pada dunia kepengarangan dan sebagainya. Masing-masing minat ini kemudian diikat dengan sebuah harapan yang disatukan menjadi pemahaman dan dibayangkan harus ditarik benang merahnya sejak saat itu. Langkah berikutnya adalah sampai ke tingkatan level tinggi. Tentu saja minat tadi sekaligus menjadi penyemangat untuk disuntikkan bagi peserta.” 78 Mengkaji diskusi yang tergabung dalam latihan kepemimpinan rata-rata memiliki pemikiran yang sama untuk turut membawa pemahaman mengenai KSMM. Melihat kesepahaman yang ada, akhirnya tanpa ragu-ragu disepakati untuk membentuk wahana organisasi mahasiswa yang baru, KS. Alasan pembentukan ini dipandang sebagai akibat dari situasi gerakan mahasiswa yang statis, meskipun terdapat Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi dan Cipayung. Di samping itu, alasan lainnya adalah KS dianggap mampu melahirkan pemimpin gerakan mahasiswa yang mampu menyatukan segala perbedaan. Berbeda dengan organisasi 78 Wawancara dengan Sahat Lumbanraja, Medan 28 Januari 2013. Universitas Sumatera Utara mahasiswa Cipayung, dalam KS menjadi pemimpin bukanlah sesuatu yang sakral ataupun menjadi agenda yang diperebutkan serta dibanggakan sebagai sebuah prestise. Seperti dijelaskan di atas, pembentukan KS sejalan dengan kehendak politik aktivis mahasiswa. Mereka menginginkan strategi baru gerakan mahasiswa di bawah tekanan represif Soeharto. KS sejak masa Soekarno sangat kental dengan ide atau pemikiran, punya modal untuk menunjukkan sikap. 79 Ketika bergabung bersama buruh, mereka juga menyesuaikan diri dengan membantu buruh melakukan pekerjaan sehari-hari, sehingga mereka memahami kehidupan sosial yang dialami buruh. Dengan menjadi buruh, para aktivis pun menangkap keprihatinan yang terjadi atas mereka. Bukan saja menuntut, namun ada tawaran alternatif atau solusi. Intelektualitas yang melekat dalam KS merupakan senjata pamungkas yang membedakan mereka dengan Cipayung. Tidak mengajukan tuntutan yang skopnya nasional. KS, justru dekat dengan petani, nelayan, buruh, kaum miskin kota dan kaum tertindas lainnya. Metode seperti ini digunakan untuk meningkatkan sikap kritis KS. Hidup bersama masyarakat yang tersisihkan, tidak mengikuti permainan kaum elite merupakan pilihan lebih berdampak dan berpengaruh. Dengan mengasah diri lewat pengalaman langsung bersama rakyat, diharapkan para aktivis mahasiswa semakin militan. Dasar pemikiran ini sangat mengena bagi aktivis mahasiswa yang bosan dengan keadaan organisasi mahasiswa yang berbasis massa dan selalu terkontaminasi pengaruh 79 Hal yang penting dari organisasi mahasiswa, khususnya dalam hal ini KS adalah sikap gerakan yang diikuti oleh gerakan pemikiran atau ide. Tentang gerakan ide, Kuntowijoyo mengatakan betapa ilmu sesungguhnya memiliki kekuatan yang revolusioner. Zaiyardam Zubir, op.cit., hlm. 222. Universitas Sumatera Utara pemerintah. Seiring perkembangan diskusi pasca-KLK, akhirnya mereka mendirikan sebuah organisasi mahasiswa ekstrakampus berupa KS yang dinamakan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka KSMM. KSMM berdiri pada 1995 atau dua tahun pasca-Forsolima terbentuk. KS ini bertempat di Padang Bulan yang aktivisnya terdiri dari tiga kampus berbeda: Universitas Sumatera Utara, Universitas HKBP Nommensen, dan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP Medan. 80 Perubahan konstelasi politik yang membawa perubahan dan kebebasan berpolitik menjadi pemicu munculnya gerakan mahasiswa yang mengedepankan kebebasan dalam berekspresi dan berkarya. Di mana kebebasan merupakan hal tabu di zaman Orde Baru. Hanya orang-orang yang tidak mau tunduk terhadap Soeharto yang menyatakan diri bebas atau merdeka. Untuk itu, KSMM adalah satu di antara organisasi mahasiswa yang muncul dengan mengedepankan kebebasan, termasuk mampu menjadi pemimpin di kalangan gerakan mahasiswa se-Medan. Sesuai mottonya, berpikir kritis berjiwa merdeka, KSMM merupakan KS yang turut memberikan kontribusi penting dalam melakukan perubahan bagi bangsa, yaitu mewujudkan demokrasi yang selama 30 tahun lebih dikekang oleh Orde Baru. KSMM juga mengangkat isu-isu sosial, dengan catatan setiap masalah selalu langsung direspons dengan aksi turun ke jalan. KSMM lahir dengan latar belakang para anggotanya melakukan analisis dan aksi terhadap masalah-masalah aktual. Ini merupakan metode yang banyak diadopsi oleh KS 80 KS yang lahir di Medan berperan besar dalam mengusung pergerakan mahasiswa untuk turut berpartisipasi menumbangkan rezim Soeharto. Berbeda dengan di Jawa yang digambarkan tidak memiliki cukup andil dalam berbagai aski yang dilakukan para aktivis mahasiswa, misalnya di Yogyakarta. Di sini, justru pers mahasiswa yang dikatakan lebih dominan, sementara KS tidak karena dianggap eksklusif. Universitas Sumatera Utara mahasiswa yang hanya mengutamakan teori, namun minus aksi. Sebaliknya pers mahasiswa justru lebih banyak berperan dalam melakukan aksi-aksi turun ke jalan. Dalam perjalanannya, KSMM akhirnya memperbaharui diri dengan meningkatkan fungsinya sebagai organisasi mahasiswa. Serupa dengan Forsolima, KSMM juga merubah konsepnya, tidak hanya diskusi dan belajar, melainkan ikut memotori aksi unjuk rasa. Dalam kondisi rezim yang antidemokrasi, gerakan mahasiswa tidak cukup hanya sebagai gerakan moral. Namun harus masuk kepada tindakan konkret di lapangan, misalnya melakukan aksi demonstrasi. Dalam hal ini studi diskusi saja tidak cukup. Studi merupakan satu sisi penting sebagai awal pemikiran menuju tahap berikutnya. Sementara di sisi lain, demostrasi merupakan kebutuhan mahasiswa dalam sebuah gerakan. “Awalnya adalah KS. Kenapa? Karena obsesi kita untuk menganalisis dan membahas masalah-masalah aktual. Kemudian di tengah jalan kita berpikir tidak mungkin hanya fokus pada studi saja. Ketika itu kita menyebutnya—jika hanya studi—sebagai “onani intelektual”. Oleh karena itu, di luar studi diperlukan aksi demonstrasi. Nah, kita tidak mau diam zaman itu. Kita selalu ingin bergerak, kita ingin sekali ada aksi turun ke jalan. Istilahnya “gatal” hendak bergerak ke sana kemari. Begitulah kita waktu itu. Gelisah.” 81 Wadah seperti KSMM dan Forsolima juga dapat menjadi alternatif bagi mahasiswa untuk menyalurkan kesadaran sekaligus menyuarakan aspirasinya. Sebab, kehadiran keduanya telah cukup memberikan dampak yang besar terhadap gerakan sosial yang terbangun di Medan. Meskipun tidak berumur panjang, kontribusinya dianggap sudah menjadi perhatian yang perlu dipertimbangkan apalagi dalam ranah peristiwa reformasi yang berhasil menggulingkan rezim otoritarian. Dengan munculnya Forsolima dan KSMM, gerakan mahasiswa semakin tersebar dan membesar. 81 Wawancara dengan Turunan Gulo, Medan 07 April 2013. Universitas Sumatera Utara

BAB III KADERISASI

Kaderisasi adalah proses penjaringan calon anggota baru dalam suatu organisasi. Kaderisasi diperlukan agar suatu organisasi dapat berjalan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Bagi organisasi mahasiswa, kaderisasi dapat dikatakan sebagai suatu keharusan jika organisasinya tidak ingin terputus dalam waktu yang singkat. Rasionalisasinya dapat dipahami mengingat masa perkuliahan yang terbatas antara empat sampai enam tahun. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, 82 Dalam hal ini, terdapat tiga poin dalam melakukan pengaderan: melalui pendidikan politik, diskusi rutin, dan menyatu dengan rakyat. Di samping tiga poin tersebut, termasuk cara lain, misalnya melalui momen orientasi pengenalan kampus ospek. kaderisasi berarti proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Kader merupakan orang yang diharapkan akan memegang peranan penting di dalam pemerintahan, partai, ormas, dan sebagainya. Dalam kehidupan kampus, kaderisasi ini bertujuan untuk membentuk kader yang bisa menggerakkan organisasi, himpunan ataupun kelompok dengan kepentingan masing- masing agar dapat terus berkembang.

3.1 Pendidikan Politik

Perekrutan mahasiswa ditandai dengan mendapatkan materi awal tentang masalah sosial-politik baik yang terjadi di kampus maupun dalam masyarakat. Kemudian dilanjutkan 82 Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam (Studi Terhadap Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU)

2 73 129

Gambaran tentang komitmen keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI) TERHADAP SHALAT: Studi kasus pada Kelompok Studi Forum Mahasiswa Ciputat

0 22 138

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

4 42 135

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 11

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 1

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 21

Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

0 0 16

BAB II TERBENTUKNYA FORSOLIMA DAN KSMM 2.1 Munculnya Lembaga Swadaya Masyarakat - Forum Solidaritas Mahasiswa Medan (Forsolima) Dan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka (KSMM) 1990-1998: Studi Gerakan Mahasiswa Di Medan

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Forum Solidaritas Mahasiswa Medan (Forsolima) Dan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka (KSMM) 1990-1998: Studi Gerakan Mahasiswa Di Medan

0 0 25

Forum Solidaritas Mahasiswa Medan (Forsolima) Dan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka (KSMM) 1990-1998: Studi Gerakan Mahasiswa Di Medan

0 0 14