Tinjauan Pustaka KESIMPULAN DAN SARAN

5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Api atau kebakaran adalah pembakaran dari material-material dan merupakan proses oksidasi eksotermis dari bahan bakar. Elemen penting dari api adalah bahan bakar, materi pengoksidasi dan sumber pemicu api. Bahan bakar bisa berbentuk padat, cair ataupun gas. Pembakaran selalu terjadi pada fase gas, bahan bakar cair menguap dan bahan bakar padat terurai menjadi gas terlebih dahulu baru terjadi pembakaran Fawas K Sweis, 2006. Kebakaran sebenarnya adalah kondisi natural yang tidak dikehendaki. Kebakaran adalah kondisi natural akibat persentuhan bahan bakar fuel , oksigen dan panas atau kalor yang tidak dikehendaki. Bedakan dengan api di tanur atau di pabrik peleburan baja, yang memang dikendalikan Suprapto, 2007. Kebakaran pada bangunan umumnya berawal dari kebakaran dalam suatu ruangan, yang sering disebut sebagai kebakaran dalam ruangan tertutup compartment fire . Sifat kimia dan sifat fisika yang terjadi pada saat penyulutan, dilanjutkan dengan pembakaran combustion ditambah dengan tersedianya beban api fire load dengan kuantitas yang cukup termasuk perletakannya, dimensi ruangan serta faktor ventilasi yang menunjang, maka kebakaran meningkat intensitasnya, ditandai dengan kecepatan penjalaran dan panas yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat Suprapto, 2008 A.M. Hasofer 2006, menyatakan bahwa faktor yang berkaitan dengan kebakaran yang dikriteriakan memiliki efek terbesar adalah: 1. Perluasan kerusakan dari kebakaran, 2. Luas area timbulnya kebakaran, 3. Jenis material yang terbakar dan faktor pemicunya. Faktor personal yang paling signifikan adalah: 1. Kondisi yang menghambat dalam meloloskan diri dari kebakaran, 2. Kondisi sebelum terluka, 3. Kegiatan pada saat terluka, 4. Lokasi bermulanya api dan penyebab luka. Terdapat beberapa pertanyaan fundamental dalam implementasi kegiatan pengurangan resiko bencana baik mitigasi maupun upaya penguatan kapasitas. Pertanyaan tersebut antara lain: di mana area yang resikonya tinggi?, akan diimplementasikan di mana kegiatan pengurangan resiko bencana?, mengapa resiko bencana di suatu tempat sangat tinggi?, dan sebagainya. Pertanyaan- pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang harus dijawab sebelum implementasi kegiatan pengurangan resiko bencana dilakukan agar kegiatan yang dilakukan nantinya dapat tepat sasaran dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Pertanyaan-pertanyaan di atas hanya bisa dijawab jika resiko bencana itu dipetakan Tim DRR PPMU era BAPPENAS-BAPPEDA DIY-U, 2008

2.2. Landasan Teori