3.8. Teknik Pemetaan Dan Analisis Data
Untuk pemetaan data kebakaran dan analisa data, peneliti menggunakan bantuan program ArcGIS 9.2 dan program Microsoft Office. Pemetaan yang dilakukan
adalah melakukan klasifikasi kebakaran berdasarkan penyebab terjadinya kebakaran, fungsi saranaprasarana yang terbakar, dan tingkat potensi bahaya
kebakaran. Klasifikasi ini dilakukan dengan bantuan tool yang tersedia dalam ArcGIS 9.2. Hasil klasifikasi kemudian akan dihtung frekuensi kejadian
kebakaran yang terjadi untuk tiap kategorinya. Selain klasifikasi kebakaran, penelitian ini juga melakukan pemetaan daerah rawan kebakaran yaitu dengan
tinjauan kerapatan titik lokasi kebakaran di kota Surakarta dan juga menganalisa keterkaitannya dengan potensi wilayah kota Surakarta secara deskriptif.
Analisis data lain yang dilakukan adalah analisis deskriptif terhadap pendapat warga kota Surakarta sebagai pengguna layanan mengenai kinerja layanan
pemadam kota Surakarta. Analisis ini dilakukan dengan mengelompokkan hasil wawancara berdasarkan tingkat kepuasannya dan mengambil sampel serta
menjabarkan sampel tersebut dalam suatu deskriptif agar mudah dipahami. Berdasarkan penjabaran pada penelitian ini maka akan diambil kesimpulan
kepuasan warga kota Surakarta terhadap kinerja layanan selama tahun 2008-2009.
3.9. Sekilas Tentang ArcGIS 9.2.
ArcGIS 9.2 buatan ESRI merupakan lingkungan terpadu aplikasi SIG tingkat lanjut terkini yang disiapkan untuk bekerja pada PC Desktop hingga ke aneka
komputer dalam jaringan intranet dan internet.
ArcGIS Desktop merupakan versi ArcGIS pada PC Desktop yang umum digunakan oleh para professional SIG untuk menyusun , membuat, mengelola,
berbagi pakai dan mempublikasikan informasi dan pengetahuan keruangan.
Komponen pembentuk ArcGIS Desktop meliputi :
ArcMap, ArcCatalog
,
ArcToolbox, ArcGlobe
dan
ModelBuilder.
3.10. Tahapan Penelitian
Gambar 3.1. Bagan Tahapan Penelitian
Mulai Kerangka pemikiran
Penentuan Sampel
Pengumpulan data sekunder
Disain panduan wawancara Persiapan survei lokasi
Pengumpulan data primer attribute kebakaran
Pengumpulan data primer lokasi kebakaran
Pembahasan
kesimpulan Analisis
Deskripsi Pemetaan lokasi
kebakaran
Selesai
28
BAB 4 PEMETAAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian
a. Letak Astronomis
Berdasarkan peta rupa bumi lembar Surakarta 1408-343, daerah penelitian secara astronomis terletak di antara 9168424 mU
– 9160415 mU dan 485583 mT- 474430 mT atau
110° 45’ 15”dan 110° 45’ 35” Bujur Timur dan antara 7°36’ dan 7° 56’ Lintang Selatan.
b. Letak dan batas administrasi
Secara administratif, daerah penelitian yaitu kabupaten Surakarta termasuk dalam propinsi Jawa Tengah. Batas administrasi Daerah penelitian adalah sebagai
berikut: Batas- batas administrasi :
Sebelah Utara : Boyolali
Sebelah Timur : Karanganyar
Sebelah Selatan : Sukoharjo
Sebelah Barat : Boyolali
Kota Surakarta terbagi menjadi lima kecamatan, yaitu: Kecamatan Laweyan., Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon., Kecamatan Jebres., Kecamatan
BanjarSari. Untuk lebih jelasnya Peta Administrasi dapat dilihat pada lampiran B.
c. Luas daerah penelitian
Luas daerah kota Surakarta pada tahun 2008 tercatat seluas 44,0406 KM
2
atau 4404,06 Ha. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1: Luas wilayah kota Surakarta menurut jenis penggunaan lahan per
kecamatan tahun 2008 Ha.
Kecamatan Perumahan
pemukiman Jasa
perusahaan Industri Tanah
kosong Tegalan
1. Laweyan
2. Serengan
3. Pasar kliwon
4. Jebres
5. Banjarsari
563,83 210,43
308,94 673,37
980,91 88,61
17,17 37,69
176,75 106,91
42,20 30,16
39,73 87,00
88,39 39,40
6,11 9,77
25,38 20,76
7,28 2,52
16,38 16,19
11,01 0,00
0,00 0,00
81,46 0,50
Total luas 2737,48
427,13 287,48
101,42 53,38
81,96 Sumber: Surakarta dalam angka 2008
Tabel 4.2 Luas wilayah kota Surakarta menurut jenis penggunaan lahan per
kecamatan tahun 2008 Ha lanjutan.
Kecamatan sawah
kuburan Lapangan
olahraga Taman
kota Lain-
lain Luas
wilayah 1.
Laweyan 2.
Serengan 3.
Pasar kliwon 4.
Jebres 5.
Banjarsari 40,90
0,00 3,36
21,33 80,58
6,05 1,38
1,67 38,98
24,78 12,24
2,61 9,55
10,51 30,23
0,15 0,00
0,00 22,60
8,85 63,20
49,02 54,43
104,61 128,18
863,86 319,40
481,52 1258,18
1481,10 Total luas
146,17 72,86
65,14 31,60
399,44 4404,06
Sumber: Surakarta dalam angka 2008
4.1.2. Kependudukan Kota Surakarta
Berdasarkan Badan Pusat Statistik kota Surakarta, penduduk daerah kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 565.799 jiwa. Untuk lebih rinci dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Luas wilayah, jumlah penduduk, dan tingkat kepadatan penduduk kota surakarta tahun 2008
Kecamatan Luas
wilayah Ha
Jumlah penduduk
jiwa Tingkat
kepadatan penduduk jiwaHa
1. Laweyan 863,86
109876 127
2. Serengan 319,40
63558 199
3.Pasar Kliwon 481,52
87980 182
4. Jebres 1258,18
142292 113
5. BanjarSari 1480,10
162093 109
Total 4404,06
565799 128
Sumber: Surakarta dalam angka 2008
4.2. Potensi Wilayah Kota Surakarta
Salah satu misi kota Surakarta adalah mengembangkan kota Surakarta menjadi kota budaya yang bertumpu pada perdagangan dan jasa, pendidikan, budaya, dan
pariwisata. Berdasarkan kegiatan penyusunan rencana induk kebakaran yang dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Tengah pada tahun
2007, dihasilkan peta tema potensi wilayah pada kota Surakarta yaitu sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan potensi perdagangan di kelurahan Nusukan
2. Perkembangan industri penggergajian kayu dan mebel di kelurahan kadipiro
3. Peningkatan potensi kegiatan perdagangan, jasa dan industri di kelurahan
Sumber, Jajar dan Kerten
4. Peningkatan intensitas perdagangan dan jasa di kelurahan pajang
5. Berkembang pedagang kaki lima di kelurahan Manahan.
6. Berkembang Bank, mall, pertokoan, dan hotel berbintang di sepanjang jalan
Slamet Riyadi. 7.
Peningkatan intensitas perdagangan di kelurahan Serengan, Kratonan, Sudiroprajan, Kauman, dan setabelan
8. Berkembang kegiatan industri di kelurahan Gandekan.
9. Berkembang perumahan baru, pendidikan tinggi, dan perindustrian di
kelurahan Kadipiro.
Pada umumnya peningkatan potensi kegiatan ekonomi berpusat pada jalan-jalan utama seperti jalan Kolonel Sugiyono, jalan Ki Mangun Sarkoro, jalan Adi
Sucipto, Jalan Dr Radjiman, jalan Slamet Riyadi, dan jalan Veteran. Sedangkan peningkatan potensi perumahan baru, pasar dan pendidikan tinggi terjadi pada
wilayah yang memiliki banyak lahan kosong seperti pada kelurahan kadipiro.
Peningkatan potensi kegiatan ini menuntut perkembangan infrastruktur baik berupa bangunan maupun berupa jaringan seperti aliran listrik, telepon, jalan dan
lain-lain sehingga akan meningkatkan resiko kebakaran. Hal ini disebabkan oleh peningkatan unsur- unsur penyebab kebakaran.
Peningkatan potensi yang tidak sesuai perencanaan RUTRK akan memerlukan perhatian lebih seperti halnya pada peningkatan pedagang kaki lima di daerah
stadion Manahan. Stadion Manahan direncanakan sebagai pusat olahraga tetapi sesuai hasil survei yang dilakukan DPU Jawa Tengah, daerah ini berkembang
pedagang kaki lima sehingga perlu dilakukan kontrol untuk meminimalisasi resiko permasalahan yang mungkin timbul di masa yang akan datang.
Untuk lebih jelasnya, potensi kota Surakarta dapat dilihat pada lampiran B.
4.3. Perhitungan Ukuran Sampel