Rancangan dan Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

39

F. Langkah Penelitian

1. Tahap persiapan a. Menyiapkan 20 tikus putih dengan umur ±2 bulan dan berat badan ± 200 gram. b. Menyiapkan perlengkapan pemeliharaan. c. Menyiapkan ekstrak kacang merah yang telah diencerkan. 2. Tahap pembuatan ekstrak kacang merah Tahap pembuatan ekstrak kacang merah dilakukan dengan menggunakan teknik maserasi dengan etanol 70 yang dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu LPPT UGM, yaitu: a. Kacang merah yang sudah dikeringkan kemudian dihaluskan, dengan menggunakan mesin penyerbuk dengan diameter lubang saringan 1 mm. b. Serbuk kacang merah yang sudah jadi kemudian direndam dengan menggunakan bak, dan diberi etanol 70, kemudian diaduk selama 30 menit dan didiamkan selama 24 jam, setelahnya disaring diambil bagian yang cair. Proses perendaman dilakukan selama kurang lebih 3 kali. c. Filtrat kemudian di uapkan dengan menggunakan Vaccum Rotary Evaporator pemanas waterbath suhu 60°C. d. Ekstrak yang telah agak mengental kemudian di pindahkan ke dalam cawan porselin dan dipanaskan dengan waterbath suhu 70°C sambil terus diaduk sampai mengental. 40 e. Hasil ekstrak kacang merah yang telah mengental berupa pasta akan berwarna kecoklatan. f. Ektrak yang digunakan sebagai perlakuan nantinya diencerkan dalam aquades, yaitu 1 gr ektrak kacang merah dilarutkan dalam aquades hingga volume mencapai 100 ml. 3. Tahap penentuan dosis Penentuan dosis perlakuan pada uji sesungguhnya didasarkan pada hasil uji pendahuluan. Uji pendahuluan terdiri dari 4 kelompok perlakuan. Satu kelompok kontrol 0 mg ekstrak kacang merah dan tiga kelompok perlakuan, masing-masing 75 mg, 100 mg dan 150 mg ekstrak kacang merah. Berikut hasil dari uji pendahuluan: Tabel 4. Jumlah Rata-Rata Folikel Ovarium Tikus Putih Setelah Pemberian Ekstrak Kacang Merah Per Satuan Lapang Pandang 1,83 X 10 6 μm 2 Dosis Jumlah Rata-rata folikel per 1,83 x 10 6 μm 2 Primer Sekunder Tersier De Graff Corpus L Atresia 0 mggr 27,3 5 4 0,6 4,6 6,6 75 mggr 27,6 5,6 3,3 1,3 7 5,3 100 mggr 37,6 7 5 2,6 4 6,6 150 mggr 14,3 6,6 5 1,3 4,6 6 Hasil rata-rata jumlah folikel yang dihasilkan dari setiap perlakuan, diketahui bahwa terdapat peningkatan jumlah folikel pada dosis 75 mg dan 100 mg, tapi mengalami penurunan pada dosis 150 mg. Berdasarkan hasil tersebut maka, untuk melihat perubahan yang signifikan dosis untuk uji

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus) Produktif dan Premenopause

0 14 36

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Hiperkolesterolemia.

0 2 18

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERLIPIDEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK DAUN KENARI (Canarium indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

14 82 104

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI METE (Anacardium occidentale, L.)TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

0 0 2

PENGARUH EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI WIJEN PUTIH (Sesamum indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

1 2 1

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK BROTOWALI (Tinospora crispa, L.) DAN PACING (Costus specious, J.Smith) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus novergicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 1