Teknik Pengumpulan Data Analisis Data

47 Gambar 9. Foto Mikroskopis Ovarium Tikus Putih Setelah Mendapat Perlakuan Pemberian Ekstrak Kacang Merah HE, perbesaran 100x. Keterangan a korteks ovarium b folikel tersier c folikel de Graff d folikel sekunder Gambar 10. Foto Mikroskopis Ovarium Tikus Putih Setelah Mendapat Perlakuan Pemberian Ekstrak Kacang Merah HE, 100x. Keterangan a korteks ovarium b folikel tersier c folikel atresia d korpus luteum Gambar 7 menunjukkan berbagai fase pertumbuhan pada folikel ovarium tikus putih. Folikel-folikel tersebut diantaranya yaitu folikel primer, 48 sekunder, tersier, de Graff, korpus luteum, dan folikel atresia. Folikel primer ditandai dengan adanya satu lapis sel granulosa. Ukuran folikel primer biasanya yang paling kecil dari jenis folikel lainnya. Folikel primer sebenarnya hampir sama dengan folikel sekunder, hal yang membedakan yaitu ditandai dengan adanya dua lapis atau lebih sel granulosa. Folikel tersier merupakan tahap perkembangan lebih lanjut dari folikel sekunder, yang membedakan antara folikel tersier dan sekunder yaitu ditandai dengan adanya celah yang telah berisi dengan cairan folikuler dikedua sisi luar oosit, bagian ini disebut sebagai antrum. Folikel de Graff ditandai dengan adanya celah yang telah berisi dengan cairan folikuler yang jauh lebih besar dibandingkan folikel tersier dan oosit yang terletak pada bagian tepi folikel yang dihubungkan dengan beberapa sel granulose yang disebut korona radiata. Selain itu sel granulosa yang mengelilingi ovum jumlahnya semakin sedikit. Ukuran folikel de Graff biasanya besar, sehingga dapat lebih mudah diamati. Korpus luteum, merupakan merupakan ruang folikuler akan terisi dengan darah dan cairan limpa setelah terjadinya ovulasi. Biasanya berukuran besar dan berwarna merah. Berkebalikan dengan korpus luteum, folikel atresia biasanya akan tampak berwarna gelap setelah pewarnaan, dengan ukuran yang bervariasi. Folikel atresia sebenarnya merupakan kondisi folikel yang tidak sempurna atau rusak selama masa perkembangannya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus) Produktif dan Premenopause

0 14 36

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Hiperkolesterolemia.

0 2 18

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERLIPIDEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK DAUN KENARI (Canarium indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

14 82 104

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI METE (Anacardium occidentale, L.)TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

0 0 2

PENGARUH EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI WIJEN PUTIH (Sesamum indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

1 2 1

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK BROTOWALI (Tinospora crispa, L.) DAN PACING (Costus specious, J.Smith) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus novergicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 1