Manfaat penelitian Batasan Operasional

8 permukaan air laut. Namun, tempat-tempat yang tingginya lebih dari 1000 m di atas permukaan air laut merupakan tempat yang paling baik untuk bertanam kacang merah ini. Untuk perawatan tanaman ini memerlukan beberapa perlakuan khusus, tapi tidak sulit dilakukan. Syarat-syarat penting yang harus diperhatikan untuk pertumbuhanya ialah: ketersediaan air tanah yang cukup dan tidak menggenang, suhu antara 20°-25°C dan iklimnya kering selama pertumbuhan.uantuk derajat keasaman pH berkisar antara 5,5-6. Waktu bertanam yang paling baik ialah menjelang akhir musim hujan MaretApril atau pada musim hujan, asalkan pembuangan airnya memadai dan teratur, sehingga tidak menyebabkan adanya air yang menggenang. Tanaman kacang merah ini sangat responsif terhadap tanah yang subur. Bila pada tanah yang subur tumbuhnya gemuk tapi buahnya menjadi sedikit, yang berarti hasilnya rendah. Itulah sebabnya, pemupukan yang berat, terutama dengan ZA, justru akan menurunkan hasil panen Hendro Sunaryo Rismunandar, 1984:133-134. b. Jenis kacang merah Kacang merah Phaseolus vulgaris L. atau dapat juga disebut kacang buncis, termasuk sub famili Papilonaceae famili Leguminisae. Kacang merah itu banyak sekali macam dan ragamnya, akan tetapi pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu: yang membelit merambat dan yang tidak membelit. Hendro Sunaryo Rismunandar 9 1984: 134, menyatakan bahwa dari golongan yang membelit itu diantaranya ada yang disebut ‘buncis’, kacang lompeh, kacang kopak dan lainnya. Tapi yang terkenal ialah kacang yang dise but ‘koro buncis’ atau buncis. Buncis ada yang berbiji ungu, hitam, dan putih. Buncis itu biasanya dimakan saat buah polongnya masih muda. Dari golongan kacang buncis yang tidak membelit biasa disebut kacang jago yang terkenal adalah: 1 Kacang merah atau kacang jago rode boom. Tanaman ini pendek, tingginya sekitar 30 cm, bijinya berwarna merah atau merah bintik- bintik putih. Kacang ini hanya dimakan bijinya, yakni dari buah yang telah tua. Jenis inilah yang banyak ditanam di Jawa Barat. 2 Kacang coklat bruine boon. Tanaman kacang coklat ini pendek, tingginya hanya sekitar 40 cm. Warna biji-biji kacang coklat ini beranekaragam. Jenis kacang ini pun yang dimakan juga bagian bijinya saja, tapi dapat juga dimakan saat buahnya masih muda. Peter Goldsworthly dan Fisher 1992: 405, menyatakan bahwa kacang merah Phaseolus vulgaris, L. adalah tanaman yang ditanam terluas diantara empat spesies Phaseolus yang diusahakan, yang semuanya berasal di Amerika. P. acoccius runner bean ditaman pada ketinggian 2000 m, daratan-daratan tinggi tropik Amerika latin dan garis-garis lintang iklim sedang. P. accutifolius tepary bean sangat sesuai untuk iklim-iklim subtropik yang hangat dan kering, sementara P. 10 lunatus lima bean sesuai untuk ketinggian sedang dan rendah didaerah tropik. Produksi P. vulgaris saja menaggung kira-kira 95 produksi kacang Phaseolus dunia total sebesar 8,3 juta ton, sehingga kurang dari 5 produksi total adalah dari spesies lainnya yang diusahakan. c. Klasifikasi kacang merah Berdasarkan USDA Unites State Departement of Agriculture kalsifikasi kacang merah yaitu sebagai berikut: Kingdon : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdevision : Spermatophyta Devision : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Subclass : Rosidae Order : Fabales Family : Fabaceae Leguminosae Genus : Phaseolus L. Spesies : Phaseolus vulgaris, L. Sumber: USDA, 2015 d. Kandungan Gizi Kacang merah Kacang merah banyak mengandung protein dan karbohidrat. Keunggulan lainnya yaitu kacang merah bebas kolesterol, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh semua golongan masyarakat dari berbagai

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus) Produktif dan Premenopause

0 14 36

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Hiperkolesterolemia.

0 2 18

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERLIPIDEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK DAUN KENARI (Canarium indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

14 82 104

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI METE (Anacardium occidentale, L.)TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

0 0 2

PENGARUH EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI WIJEN PUTIH (Sesamum indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

1 2 1

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK BROTOWALI (Tinospora crispa, L.) DAN PACING (Costus specious, J.Smith) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus novergicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 1