Alat dan Bahan Penelitian

41 sesungguhnya berkisar antara dosis ±75 mg dan ±100 mg. Dari hasil ini, maka ditentukan dosis perlakuan untuk uji sebenarnya adalah 0 mg sebagai kontrol, 50 mg, 75 mg, 100 mg, dan 125 mg. 4. Tahap pelaksanaan a. Tahap Uji Pendahuluan 1 Tahap awal pemeliharaan dilakukan dengan membiarkan tikus beradapatsi dengan lingkungan barunya selama ± 7 hari satu minggu. 2 Pemeliharaan tikus putih dengan pemberian pakan pelet dan air minum yang harus selalu tersedia didalam kandang. 3 Pemeriksaan apus vagina sebelum perlakuan untuk melihat siklus reproduksi dalam tahap estrus. 4 Pemberian ekstrak kacang merah secara oral pada tikus putih menurut dosis masing-masing 0 mg200gr BB per hari; 75 mg200gr BB per hari; 100 mg200gr BB per hari; dan 150 mg200gr BB per hari, diberikan setiap 1 kali sehari selama 21 hari pada jamwaktu yang sama. b. Tahap Uji Sesungguhnya 1 Tahap awal pemeliharaan dilakukan dengan membiarkan tikus beradapatsi dengan lingkungan barunya ±7 hari satu minggu. 2 Pemeliharaan tikus putih dengan pemberian pakan pelet dan air minum yang harus selalu tersedia didalam kandang. 42 3 Pemeriksaan apus vagina sebelum perlakuan untuk melihat siklus reproduksi dalam tahap estrus. 4 Pemberian ekstrak kacang merah secara oral pada tikus putih menurut dosis masing-masing 0 mg200gr BB per hari; 50 mg200gr BB per hari; 75 mg200gr BB per hari; 100 mg200gr BB per hari; dan 125 mg200gr BB per hari, diberikan setiap 1 kali sehari selama 21 hari pada jamwaktu yang sama. 5. Pembuatan preparat histologi ovarium Proses pembuatan preparat dengan prosedur Harris Hematoxyline- Eosin, terdapat beberapa tahapan diantaranya yaitu: a. Fiksasi b. Trimming c. Dehidrasi d. Embedding e. Cutting f. Stainingpewarnaan g. Mounting h. Pembacaan slide dengan mikroskop 6. Pengamatan struktur ovarium Pengamatan struktur ovarium yang telah dibuat preparat kemudian diamati dibawah mikroskop cahaya perbesaran 100x. Preparat diamati pada seluruh bagian bidang pandang, kemudian dihitung jumlah folikel yang terbentuk pada masing-masing folikel primer, sekunder, tersier, de Graff, korpus luteum, dan atresia pada sayatan preparat histologi ovarium tikus putih.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus) Produktif dan Premenopause

0 14 36

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Hiperkolesterolemia.

0 2 18

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERLIPIDEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK DAUN KENARI (Canarium indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

14 82 104

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI METE (Anacardium occidentale, L.)TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

0 0 2

PENGARUH EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI WIJEN PUTIH (Sesamum indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

1 2 1

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK BROTOWALI (Tinospora crispa, L.) DAN PACING (Costus specious, J.Smith) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus novergicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 1